• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, December 10, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Sejarah dan Filosofi Patung Catur Muka Denpasar

Sugi Lanus by Sugi Lanus
17 April 2017
in Berita Utama, Sejarah
0 0
1
Patung Catur Muka Denpasar. Foto Flickr Made Darma.

Inilah sejarah pembuatan patung maskot Kota Denpasar. 

Ide pembuatan patung Catur Muka lahir setelah disahkannya Lambang Daerah Kabupaten Badung oleh DPRD dengan SKP tanggal 18 Juni 1971. Sebagai realisasinya, diterbitkan SKP tanggal 28 Desember 1971. Isinya berupa penugasan membuat gambar Pra Rencana Monumen di Perempatan Agung Denpasar.

Dalam brosur atau buku kecil yang berjudul: Patung Empat Muka, Bupati I Wayan Dhana, tertanggal 30 Mei 1973, menegaskan: “Untuk menghindari adanya salah tafsir maka sehari-hari agar dipergunakan nama Patung Empat Muka, (karena tidak dibuatkan upacara keagamaan Widhi Widhana) yang dasar ceritanya dan filosofinya diambil dari lontar-lontar yang berhubungan denga hal tersebut.”

Artinya, patung ini dibuat untuk penyebaran nilai-nilai filosofis dan konsepsi kepemimpinan, bukan untuk disembahyangi. Semula ditegaskan bahwa patung ini bernama Patung Empat Muka, sekarang lebih popular disebut Patung Catur Muka.

Disebutkan lontar-lontar panduan dalam perancangan dan dasar filosofisnya adalah: Lontar Widdhi Sastra, Gedong Wesi, Siwa Gama, Ramayana, Garuda Carita, Babad Bali, Usana Bali, Brahma Tatwa, Siwa Sesana, Niti Sastra, dan Kertha Tatwa.

Panitia perumus konsepsi filosofis diketuai oleh Drs. I Wayan Mertha Sutedja, BA, anggotanya: I Nyoman Swetja Atmanadi, BA., Drs. I Gusti Agung Mayun Eman, I Gusti Agung Kepakisan, SH.

Dalam rumusnya dipaparkan: “Patung Empat Muka yang berdiri di atas bunga Teratai/Tunjung/Lotus/Padma adalah reinkarnasiNya GURU, dalam bentuk perwujudan CATUR GOPHALA. Dengan mengambil perwujudan Empat Muka adalah simbolis pemegang Kekuasaan Pemerintahan yang dilukiskan dalam keempat buah tangannya”.

Catur Gophala memegang Aksmala/genitri, bermakna bahwa pusat segalanya adalah kesucian dan ilmu pengetahuan. Cemeti dan Sabet mengandung arti ketegasan dan keadilan harus ditegakkan oleh pemerintah. Cakra artinya barangsiapa yang melanggar hukum dan peraturan harus dihukum. Sungu artinya pemerintahan berpegang pada penerangan atau undang-undang. Tali pada badan simbol reinkarnasi, artinya mengetahui keadaan sebelum dan sesudah.

Catur Muka berwajah empat menghadap ke empat penjuru mata angin: Menghadap ke Timur (purwa) wajah Sanghyang Iswara, bermakna keputusan kamoksan atau Kebijaksanaan.

Sanghyang Brahma, menghadap ke arah Selatan (daksina) menjaga ketentraman (menghilangkan segala kejahatan, penyamun, menegakkan keamananan dan ketertiban). Sanghyang Mahadewa, menghadap ke Barat (pascima), dikenal juga sebagai Dewa Asung yang mengkaruniakan kasih sayang.

Sanghyang Wisnu, menghadap ke arah Utara (uttara), mempunyai kekuatan untuk menyucikan jiwa manusia “sahanning ras lara roga musna” (segala cacat yang menggangu di dunia termusnahkan), rakyat menjadi bersukaria, negeri aman, manusia gemar menjaga kesucian dan keindahan, negeri sejahtera sentosa.

Generasi muda dan warga kota yang tiap hari melewatinya, umumnya tidak lagi paham dan menangkap makna serta nilai-nilai tersebut. Demikian juga para pejabat pemerintahan yang berkantor di areal patung ini, kebanyakan awam terhadap makna filosofi dan konsepsi Catur Muka.

Mengingat semakin kaburnya ingatan terhadap makna filosofis dan konsepsi Catur Muka, tidakkah dirasa penting untuk disebarluaskan kembali? Mungkinkah filosifi dan konsepsi di balik Patung Catur Muka direvitalisasi untuk dijadikan pilar filosofis kewargaan dan pengembangan Kota Denpasar? [b]

Catatan: tulisan ini pernah dimuat Bali Post.

Tags: DenpasarSejarah
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembelajar. Pembaca lontar.

Related Posts

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

8 October 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Benten+62 ketika tampil di Twice Bar. Foto IG bentenofficial.

“Kolaborasi Apa Adanya”, Catatan Pra Release Benten+62

7 March 2021
Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

1 February 2021
Next Post
Menjelajahi Kuta Bali dengan Hotel Bujet Berikut Ini

Menjelajahi Kuta Bali dengan Hotel Bujet Berikut Ini

Comments 1

  1. Gusti Putu Gotama says:
    5 years ago

    Patung ini dibuat oleh Kakek (alm) I Gusti Karang Rangkus, Ayah I Gusti Made Rena (anggota Tim PPKD Dinas Kebudayaan Prof. Bali), dkk

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

6 December 2023

Kabar Terbaru

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In