• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Friday, December 1, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Membangun Kemandirian Petani Lewat Simantri

Anton Muhajir by Anton Muhajir
6 October 2011
in Berita Utama, Kabar Baru, Lingkungan
0 0
1

Tak ada limbah yang tersisa. Semua harus dikembalikan pada alam.

Tak hanya memegang, petani dua subak Desa Balhabtuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar juga menerapkan prinsip tersebut. Petani Subak Tegal dan Subak Lawan mengolah semua limbah pertanian dan mengembalikannya lagi untuk memperpanjang alur kehidupan.

Prinsip dan praktik itu terjadi di Simantri 31, berjarak sekitar 500 meter di utara pura desa ini. Simantri singkatan dari Sistem Pertanian Terintegrasi, upaya membangun pertanian yang terintegrasi sekaligus zero waste alias tanpa limbah sama sekali.

I Wayan Kerta salah satu petani tersebut. Akhir September lalu, dia membersihkan kotoran sapi di kandang Simantri 31. Kerta menyalurkan kotoran itu ke tempat pengolahan limbah sapi di samping kandang. Limbah kemudian diolah menjadi dua produk pupuk, biourine dan biokurine.

Model terintegrasi yang dimaksud dalam sistem ini adalah karena terbentuknya kesatuan satu  bagian dengan bagian lain. Saling melengkapi.

Misalnya, kotoran sapi. Dari kandang sapi, kotoran ini disalurkan ke mesin pengolah untuk menjadi gas (digester). Gas lalu menjadi sumber energi, seperti memasak di dapur di samping kandang. Adapun limbah diubah jadi pupuk dan biopestisida.

Dengan 28 ekor sapi yang dimiliki saat ini, petani bisa memperoleh sekitar 150 liter limbah cair tersebut per hari. Sapi-sapi ini merupakan bantuan dari pemerintah. Semula 20 ekor tapi kini sudah jadi 28 ekor.

Kandang sapi (balai dauh) hanya satu dari beberapa bangunan di Simantri ini. Ada tempat pengolahan kompos (balai dangin), pengolahan biourine (balai delod), dan pengolahan pakan (balai daja). Penamaan semua bangunan di sini memang menggunakan istilah seperti dalam arsitektur Bali.

Bangunan itu saling melengkapi untuk membangun siklus pertanian berkelanjutan. Tak cuma untuk sumber gas, kotoran sapi juga diolah jadi pupuk organik bagi anggotanya.

Sehat
Salah satunya adalah Wayan Sadia, Ketua Simantri 31, yang saat ini memiliki lahan seluas 30 are. Tanamannya padi dan palawija, seperti kacang dan kedelai. Dia menggunakan pupuk organik di sawahnya. Dari 30 are itu dia mendapatkan 2,4 ton padi untuk keperluan sendiri, subsisten.

Meski belum semuanya, sekitar 120 anggota dua subak tersebut juga sedang berusaha beralih ke pertanian organik dari yang semula amat tergantung pada asupan bahan kimia. Tak hanya pupuk tapi juga pembasmi hama seperti tikus dan tungro pun menggunakan bahan organik.

Simantri sendiri menjadi semacam laboratorium hidup bagi petani anggota dua subak itu. Di sini mereka membangun sistem pertanian terpadu dan saling melengkapi. Ini tentu tak lepas dari upaya pemerintah memandirikan petani.

Menurut Sadia, modal awal kelompok dari bantuan pemerintah sebesar Rp 192 juta. Dana itu dipakai untuk mendirikan bangunan dan membeli sapi, tanaman, serta bibit.

Meski belum semua anggota subak menerapkan prinsip terintegrasi seperti Simantri, namun petani kini tahu tentang sistem pertanian berbeda dibanding yang selama ini biasa mereka terapkan.

Kerta mengaku kini dia mengerti bagaimana sistem pertanian organik dari semula tidak tahu sama sekali. Dia juga pelan-pelan mulai mandiri setelah tak lagi harus bergantung pada bahan kimia. Dulunya, dia bisa membeli asupan kimia hingga Rp 350.000 per musim tanam. Sekarang tidak sama sekali.

“Saya juga merasa hidup lebih sehat karena makan produk organik,” katanya.

Gerilya
Saat ini, Simantri mungkin masih dalam skala amat kecil, hanya untuk 120 petani dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,2 hektar. Namun, tak ada yang besar dengan tiba-tiba. Begitu pula dengan harapan kemandirian petani.

Nyoman Baskara, pengurus Yayasan Tamiang Bali, lembaga pendamping petani di desa ini, menyatakan Simantri merupakan upaya mewujudkan kemandirian petani.

Menurut Baskara, selama ini Revolusi Hijau telah menyingkirkan petani. Petani kehilangan sarana produksi karena tergantung pada perusahaan pertanian. Di sisi lain, cuaca juga tidak menentu sehingga merugikan petani. “Petani juga terjerat pemasaran dengan sistem ijon yang diterapkan tengkulak,” katanya.

Kenyataan pahit ini, bagi Baskara, merupakan ironi di Bali. Petani Bali tak bisa menikmati kemajuan pariwisata di tanahnya sendiri. Bahkan, sebaliknya, pariwisata justru mengancam sawah. Pelaku wisata bergerilya untuk membeli sawah. Padahal petani memberi modal pada pariwisata saat ini.

Pelaku dan penikmat pariwisata di Bali seharusnya mendukung petani dengan membeli hasil keringan petani. Perlu kerja sama antara petani dengan pelaku pariwisata. “Jangan jadikan petani hanya sebagai penonton,” ujarnya. [b]

Tags: GianyarPertanian BerkelanjutanSimantri
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

24 March 2021
Kakao Lestari yang Mengubah Hidup Petani

Bali, Berhenti Mendewakan Bule, Kembalilah Bertani

6 February 2021
Jalan Pelik Bali Organik

[Laporan Mendalam]: Jalan Pelik Mimpi Bali Organik

27 January 2021
UWRF 2020 Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut

UWRF 2020 Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut

27 July 2020
Gelar Yoga Massal, Pemilik Rumah Yoga Om Dideportasi

Gelar Yoga Massal, Pemilik Rumah Yoga Om Dideportasi

24 June 2020
Pejuang Lingkungan Beralih Belajar di Rumah

Pejuang Lingkungan Beralih Belajar di Rumah

12 June 2020
Next Post
Kapal Motor Nusa Penida Hampir Karam

Kapal Motor Nusa Penida Hampir Karam

Comments 1

  1. asti says:
    12 years ago

    ayo kembangkan pertanian organik, agar kita semua tak lagi bergantung pada zat-zat kimia.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

1 December 2023
Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

30 November 2023
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023

Kabar Terbaru

Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

Menilai Data Pribadi dan Perlindungannya

1 December 2023
Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

Suka Duka Tana Bali, Apakah Hutan Kita Baik-baik Saja?

30 November 2023
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In