• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, July 8, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Melintas Waktu dengan Permainan Masa Lalu

Fadlik Al Iman by Fadlik Al Iman
29 January 2014
in Kabar Baru, Sosial
0 0
0

permainan tradisi.foto.fadlik

Pagi itu di depan halaman Gede Widyana melintas satu kelas anak SD.

Mereka berpakaian olah raga menuju pantai. Dua orang ibu melintas dengan beban di atas kepala. Mereka berbicara untuk menyiapkan saku usai anaknya pulang sekolah.

Dari situ pembicaraan bermula, bahwa dahulu anak anak tidak harus menyiapkan uang untuk bermain.

Made Mangku Widantaya menceritakan romantika masa kecilnya. Kemudian diajaklah menuju pohon asam yang tepat berada di muka halaman. Banyak buah busuk berjatuhan. Mangku mengambil beberapa biji asam yang kemudian digosokkan ke aspal. Dua ubin marmer jadi media untuk mengadu kekuatan dua biji asam yang sama-sama menempel kuat pada marmer.

Dia memainkan permainan anak-anak zaman dulu yang sekarang hilang.

Permainan dahulu memerlukan kreativitas untuk memainkannya. Kesederhanaan media mengajak manusianya untuk berpikir tentang itu. Anak-anak juga dilatih untuk bersosialisasi, karena mereka tidak bisa bermain sendiri.

Hal serupa juga disampaikan oleh Wayan Manik yang usai bermain kemudian menjelaskan permainan baru untuk saya. Namanya macan dan rakyat. Medianya hanya batu dan membuat garis di atas tanah.

Diajaknya Mangku, Gede Astawa dan Widyana untuk bermain. Dia sambil mengisahkan permainan sekarang yang sangat individualistik. Misalnya dengan game online, anak-anak asyik dengan dirinya sendiri. Mereka lupa bahwa mereka adalah mahluk sosial.

Mangku menambahkan game online mengkerdilkan rasa empati. Lihat saja game perang-perangan, siapa cepat membunuh dialah pemenangnya. “Sementara permainan masa kecilku ketika ada yang luka dalam bermain, maka kawanku sendiri yang mengobatinya dengan daun daun di sekitar,” katanya.

Sekarang di desa saya main game online per jam Rp 3.000. Mereka sangat senang menatap layar datar berjam-jam, tanpa memikirkan keadaan sekitar.

“Yang paling gampang dirasa adalah anak akan dengan gampang memiliki kelainan pada mata, karena terlalu lelah pada layar datar besar itu. Nanti belum besar sudah pakai kaca mata,” tambahnya.

Tak lama berselang Wayan Mukti datang menyaksikan empat orang bermain mengenang masa lalunya. Mereka semua sangat senang dengan diadakannya Kelas Kreatif di desa Penuktukan, karena Kelas Kreatif melatih matorik dan sensorik anak, kreativitasnya pun terjaga.

Belum lama ini anak anak Sekolah Dasar membuat permainan dari sampah, mereka juga membuat minuman tradisional bernama daluman. Kelas kreatif seperti ini harus ada, mengingat arus global yang menyeret anak-anak jauh dari nilai nilai. “Semuanya dimainkan hanya demi kesenangan ungkap,” Gede Widyana.

Menurut Mangku permainan tradisi harus disesuaikan dengan keadaan sehingga anak anak tertarik pada permainan tersebut. Misal saja pada permainan “macan dan rakyat” bisa diganti namanya mengingat macan sudah semakin punah. Dia mengusulkan namanya menjadi “koruptor dan rakyat”. Sambil memindahkan kerikil dia mengakhiri permainan karena telah mengepung koruptor. [b]

Tags: Anak-anakPermainan AnakSosial
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Fadlik Al Iman

Fadlik Al Iman

Pegiat lingkungan di Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI) Bali.

Related Posts

Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Meceki, Kendaraan Strategis untuk Melalui Arus Balik

Meceki, Kendaraan Strategis untuk Melalui Arus Balik

4 April 2021
Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

26 January 2021
Next Post
Pasek Suardika, Partai Demokrat & Anas Urbaningrum

Pasek Suardika, Partai Demokrat & Anas Urbaningrum

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Pariwisata Bergeliat, Konflik Tanah pun Menguat

Tren Pariwisata di Kawasan Rawan Bencana

8 July 2025
Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

Pasar Badung’s Fancy Facade, Tukang Suun Plod, Protection is Flawed

8 July 2025
[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan

Bali Masa Depan: Hibriditas atau Eksklusivitas Etnis?

5 July 2025
Mahasiswa menjual Siobak, kuliner khas Buleleng, belajar dari video

Mahasiswa menjual Siobak, kuliner khas Buleleng, belajar dari video

4 July 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia