Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus membuat terobosan trobosan.
Salah satunya dengan mengadakan lomba visualisasi sejarah tingkat nasional. Tujuannya agar generasi muda bisa mendokumentasikan kebudayaan dan sejarah daerahnya.
Kegiatan berskala nasional ini diikuti oleh seluruh siswa SMA/SMK sederajat seluruh Indonesia. Hasilnya adalah 16 proposal terbaik guna memperoleh workshop sebelum pengambilan gambar berupa video dokumentasi.
Lomba Kreasi Audio Visual Sejarah tahun 2015, 2 tim dari Bali lolos seleksi 16 besar tersebut. SMK Kesehatan Panca Atma Jaya Klungkung dan SMA Kristen Harapan Denpasar.
Sebelum pengambilan gambar, 16 tim diundang ke Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Mereka mengikuti workshop perekaman audiovisual sejarah selama lima hari yaitu 6-10 Oktober 2015. Namun sampai di Jakarta, kami dipindahkan ke Bogor kilometer 75.
Semua tim mengangkat judul kebudayaan bahari di daerahnya masing masing. Dua tim dari Bali mengangkat tentang melestarikan bahari. Tim SMK Kesehatan Panca Atma Jaya mengangkat judul Nyepi Segara dan Tim SMA Kristen Harapan mengangkat judul Pecalang Segara.
“Tidak usah memikirkan senjata yang kalian gunakan untuk perekaman. Paling penting pesan yang kalian ingin sampaikan lewat gambar, bisa sampai ke target,” kata Tommy W. Taslim nara sumber dari Institut Kesenian Jakarta.
Dia memotivasi tim SMK Kesehatan Panca Atma Jaya yang mengikuti workshop bermodalkan kamera pokket dan ponsel, beda dengan sekolah lainnya sudah membawa alat perekam sekelas camera DSLR dan Handycam.
Workshop pra produksi ini bertujuan untuk memberikan pengatahuan tentang cara memproduksi sebuah dokumenter berbentuk audiovisual yang baik dan benar, mulai dari perencanaan sampai eksekusi gambar.
Mudah-mudahan lewat dokumentasi yang akan diproduksi sampai 30 November 2015 mendatang ini, generasi muda bisa menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian bahari dan budaya Indonesia. [b]