Teks Putu Adi Susanta, Ilustrasi Internet
Mirza Resti Nirmala (24) akhirnya meninggal setelah 10 hari dirawat di High Care Unit (HCU) RSUP Sanglah Denpasar, Kamis pagi lalu (19/8).
Walau sempat mendapatkan trepanasi, operasi jaringan otak untuk memperbaiki cedera berat di kepala, segera begitu tiba di Rumah Sakit Umum Pusat rujukan Bali dan Nusa Tenggara ini, Nirmala tetap tidak dapat mempertahankan nyawa. Karyawati pegadaian korban perampokan sadis itu pun akhirnya dipanggil Yang Maha Kuasa.
Mengutip dari harian Bali Post, pejabat humas RSUP Sanglah dr. IGNA Putra Wibawa mengatakan Mirza terkena radang paru atau pneumonia yang kerap terjadi pada pasien-pasien yang lama tidak sadarkan diri. Walau pada awalnya sempat kondisinya stabil tapi akhirnya takdir berkata lain.
Sebelumnya, Nirmala sempat diberitakan tertembak. Ternyata dugaan tersebut salah. Tersangka pelaku perampokan yang ditangkap pada 15 Agustus lalu oleh satuan Reserse dan Kriminal Polres Buleleng mengatakan luka berat pada kepala korban didapatkan akibat benturan berkali-kali ke meja kasir dan brankas dari besi. Tersangka juga mengaki sempat membenturkan kepala korban ke lantai.
Motif pelaku melakukan perampokan adalah mendapatkan uang untuk membiayai perjalanan mudik pasangan wanitanya sekaligus menikahinya di daerah Bandung, Jawa Barat. Lokasi perampokan mengambil tempat di pegadaian adalah pilihan acak, merupakan aksi nekat, tidak direncanakan pelaku sebelumnya.
Beruntung seorang karyawan penjaga konter HP melaporkan kepada polisi bahwa ada orang yang datang minta dihapus file-file foto yang ada dalam HP. Setelah dilihat oleh karyawan foto-foto tersebut mirip dengan korban. Dari sana kemudian polisi dapat mengetahui identitas tersangka yang kemudian diketahui bernama I Gede Merta Yasa alias Bagler (36), warga Kelurahan Kendran, Kecamatan Buleleng.
Selain merampok uang dalam brankas Bagler juga sempat mengambil HP korban, dan barang peninggalan milik korban inilah yang akhirnya berhasil mengungkapkan pelaku. [b]