• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Friday, May 20, 2022
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Belajar Kopi dan Tradisi di KJW Mengani

Juni Antari by Juni Antari
8 March 2021
in Kabar Baru, Pendidikan
0 0
0
Peserta KJW Mengani berpose bersama setelah pelaksanaan dua hari pelatihan. Foto Anton Muhajir.

Hujan menyambut kami ketika memasuki Kintamani bagian barat, Bangli.

Begitu juga tanaman kopi dan jeruk yang berbaris sepanjang jalan memasuki Desa Mengani, di dekat perbatasan Kabupaten Bangli dan Badung. Hanya saja buah kopi belum siap panen saat itu. Masih menunggu 4 bulan lagi untuk musim panen dan bisa melihat merah merona buah kopi yang mendapat indikasi geografis itu.

Namun, berbeda dengan pohon jeruk yang semakin merunduk karena buahnya yang melimpah tumbuh.

Untuk sampai di Desa Mengani, kami melewati satu desa lainnya. Lokasi Desa Mengani memang di dalam desa. Namun, sepanjang jalan desa itu tertata rapi dengan hamparan hijau perkebunan tumpang sari kopi, jeruk, bunga, dan tanaman holtikultura lainnya. Dari jenis tanaman yang tumbuh, terasa jelas suhu udara di desa itu sangat rendah. Belasan derajat Celcius.

Potensi desa ini meyakinkan kami untuk segera mengadakan Kelas Jurnalisme Warga (KJW) pertama di tahun 2021. Dengan bantuan I Made Sarjana, warga Desa Mengani yang menjadi juru hubung, kami berkolaborasi bersama energi muda desa ini. Ini menjadi suntikan upaya membangkitkan potensi desa.

Kami berjumpa dengan para muda yang sebelumnya hanya saling bertegur sapa via daring. Tidak tertinggal pula, I Made Sarjana dan Kepala Desa Mengani yang siap sedia membantu pelaksanaan KJW 2021. Sebelas para muda berkumpul di Poli Klinik Desa Mengani. Kami mulai Hari Sabtu akhir Februari 2021 lalu dengan perkenalan KJW. Luh De Suriyani, editor BaleBengong, memandu perkenalan ini.

Dua peserta KJW di Mengani menyelesaikan tulisan dan penyuntingan foto di tengah kubu yang berada di kebun. Foto Anton Muhajir.
Dua peserta KJW di Mengani menyelesaikan tulisan dan penyuntingan foto di tengah kubu yang berada di kebun. Foto Anton Muhajir.

Mudah Berbaur

Kelas hari pertama terus berlanjut, seperti hujan yang terus mengguyur Kintamani hari itu. Duduk lesehan yang melingkar membuat kami lebih mudah berbaur. Materi dasar-dasar jurnalistik dibawakan Made Sarjana, warga Desa Mengani yang dulunya pernah menjadi wartawan media di Bali.

Bermain kata menjadi metode yang digunakan Sarjana menyampaikan materi jurnalistik saat itu. Ia menuturkan, meski mereka satu desa, KJW jadi pengalaman pertama baginya bisa duduk bersama dan mengenal lebih dekat dengan para muda Desa Mengani.

Kelas hari pertama itu menjadi hangat disambung penjajakan materi video ponsel dari tim Niskala Studio. Tim Niskala adalah kelompok pemuda Badung yang memiliki ketertarikan di bidang foto dan videografi. Seakan dekat dengan dunia para muda Desa Mengani, materi video ponsel bisa langsung dipraktikkan menggunakan ponsel pintarnya masing-masing.

Sesi terakhir KJW hari pertama di Desa Mengani ditutup dengan pemilihan topik liputan. Mengolaborasikan potensi desa yang menyapa kami di awal perjalanan ke desa, terpilih enam topik sebagai bahan liputan. Mereka adalah Pembibitan Kopi, Pengolahan Kopi, Perawatan Tanaman Jeruk Kintamani, Petani Muda Mengani, Tradisi Duwe Wadak, dan Pengolahan Sampah Desa.

Semua topik ini dibagi rata ke peserta KJW Mengani untuk dieksekusi. Satu topik dikerjakan 2 orang. Hasilnya sesuai materi di kelas tadi, teks jurnalistik dan foto video ponsel.

Desa Mengani merupakan salah satu desa di kecamatan Kintamani. Terkenal dengan potensi kopi dengan ciri khas asam kecut jeruk. Seperti halnya desa penghasil kopi kintamani, perkebunan kopi di Mengani juga melakukan penanaman tumpang sari di kebun kopi. Sebagian besar tanaman tumpang sari adalah tanaman jeruk. Melihat potensi itu, sehingga topik yang diangkat dalam KJW Mengani tak jauh-jauh soal kopi dan ekosistemnya.

Setelah rampung menentukan topik liputan dan memiliki senjata cukup untuk turun lapangan, para muda Mengani siap mengenal lebih detail potensi desanya. Berbekal waktu yang tak lama, masing-masing kelompok bergegas mendatangi narasumber yang bisa saja adalah keluarga terdekatnya.

Belajar Tradisi

Meski topik yang dipilih sangat dekat dengan mereka, bukan berarti tanpa kendala. Seperti halnya I Wayan Muspa Mustika yang menggarap topik Tradisi Duwe Wadak. Sebagai pemuda yang bekerja merantau ke kapal pesiar, ia jarang mengikuti prosesi tradisi menangkap sapi liar itu. Ketika menggarap topik ini, ia mencari tahu sumber informasi tentang tradisi Duwe Wadak itu melalui buku.

“Dalam pencarian informasi, kendala pada pengubahan bahasanya. Karena buku tentang tradisi Duwe Wadak di desa itu menggunakan bahasa bali, kami mau mengubah ke bahasa indonesia agak susah,” ungkap Wayan yang juga sebagai ketua sekaa truna truni Desa Mengani.

Ia pun mengambil dokumentasi prosesinya di media sosial Facebook. Berhubung tradisi hanya ada 1 tahun sekali. Kendala lainnya adalah kekurangan waktu untuk mencari informasi ke narasumber primer di desanya.

Meski hujan kembali menyapa pagi hari kedua KJW, tak menyurutkan antusias para peserta untuk memanen informasi. Selepas setengah hari berlalu, kami kembali berkumpul di Polindes membawa karya masing-masing yang sudah jadi. Meski kelas dan waktu pengerjaan karya yang kilat, para muda Mengani berhasil menggaungkan informasi potensi desanya dalam karya teks dan video.

Di sela-sela tenggat yang terus mengejar, kami memboyong pelaku kopi dari Denpasar untuk berbagi aktivitas jalur kopi di hilir. Melihat produk kopi di desa ini yang berhenti pada bentuk bubuk, melalui Atraksi Kopi, para muda memiliki peluang untuk mengembangkan jalur produk kopi.

Perpisahan KJW kami tandai dengan sesi apresiasi dan koreksi karya-karya yang sudah dibuat. Masih duduk dalam lingkaran, menyaksikan karya yang sudah diselesaikan, kami sepakat untuk mengabarkan karya-karya para muda Mengani lebih luas melalui publikasi di website BaleBengong.id dan web Desa Mengani.

Akhir kelas, Kades dan Made Sarjana memberi apresiasi untuk 3 terbaik masing-masing kategori karya para muda Mengani. Total hadiah senilai 1 juta menjadi penyemangat para muda Mengani untuk terus berkarya.

“Jangan melihat nominal hadiah yang kami berikan, tapi jadikan momen ini sebagai suntikan semangat untuk terus berkarya,” kata I Ketut Armawan Kades Mengani. [b]

Tags: jurnalisme wargaKJWKJW 2021
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Juni Antari

Juni Antari

sedang gemar berburu bukit dan pantai

Related Posts

Kelas Jurnalisme Warga Bersama Kawan Disabilitas

Kelas Jurnalisme Warga Bersama Kawan Disabilitas

11 December 2021
Inilah Lima Terbaik Media Warga. Tentukan Pilihanmu!

Inilah Lima Terbaik Media Warga. Tentukan Pilihanmu!

17 May 2021
Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehembang Kauh

Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehembang Kauh

19 April 2021
Beasiswa AJW 2021 merupakan program AJW tahun ini.

Inilah Para Penerima Beasiswa AJW 2021

10 April 2021
Beasiswa AJW 2021 merupakan program AJW tahun ini.

AJW 2021, Bercovid-covid Dahulu, Bangkit Bersama Kemudian

1 March 2021
Belajar Kembali Jurnalisme Bersama Warga Desa

Belajar Kembali Jurnalisme Bersama Warga Desa

7 November 2020
Next Post
Timezone, Merangkai Puzzle Seni Rupa

Timezone, Merangkai Puzzle Seni Rupa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AJW 2022 AJW 2022 AJW 2022

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Anugerah Jurnalisme Warga 2022 Mengusung Tri Hita Digital (Diperpanjang 14 Mei)

Anugerah Jurnalisme Warga 2022 Mengusung Tri Hita Digital (Diperpanjang 14 Mei)

7 April 2022
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
TANTRI, Kekuatan Sebuah Dongeng

TANTRI, Kekuatan Sebuah Dongeng

27 September 2011

Wirama Totaka, Penjelajahan Spiritualitas Ayu Laksmi

2

Kisah di Balik Isu Bubarnya Lolot Band

61
Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

20 May 2022
Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

15 May 2022
Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

15 May 2022
Se(Tera) untuk Semua

Se(Tera) untuk Semua

14 May 2022
Seorang warga di Klungkung menghaturkan banten dan sarana upacara lain pada hari Tumpak Wariga. Foto Juni Antari.

Dari Ritual ke Virtual

14 May 2022

Kabar Terbaru

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

Kolaborasi Teknologi Menciptakan Konservasi Lingkungan

20 May 2022
Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

Penggunaan Internet Pesat, tapi Tidak Merata

15 May 2022
Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

Syair Lirih Perpisahan Ramadhan di Loloan, Jembrana

15 May 2022
Se(Tera) untuk Semua

Se(Tera) untuk Semua

14 May 2022
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In