• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
BaleBengong
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Menikmati Kopi Kintamani di Kebun Petani

Anton Muhajir by Anton Muhajir
14 August 2015
in Berita Utama, Travel
0 0
1

kebun-kopi-jeruk

Musim panen kopi telah tiba di Kintamani, Bangli.

Kebun-kebun di kawasan setinggi lebih dari 900 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini pun penuh dengan biji-biji kopi merah ranum. Begitu pula hamparan kebun kopi di Desa Belantih, Kintamani.

Salah satunya kebun milik Ketut Jati. Sekitar 0,5 hektar kebun itu penuh warna-warni akhir Juli lalu. Selain merah dan kuning dari biji-biji kopi, kebun itu juga penuh warga kuning oleh jeruk yang telah siap dipanen.

“Kami memang melakukan tumpang sari dengan tanaman jeruk,” kata Ketut Jati.

Inilah ciri khas pertanian kopi di Kintamani, dibudidayakan dengan sistem tumpang sari bersama pohon jeruk. Maka, rasa asam dari jeruk pun turut mempengaruhi keunikan cita rasa khas kopi kintamani.

Desa Belantih berada dekat perbatasan tiga kabupaten yaitu Bangli, Badung, dan Buleleng. Dia menjadi salah satu lokasi produksi kopi paling populer di Bali, kopi kintamani. Kopi ini termasuk specialty coffee dari Indonesia selain kopi gayo, kopi ijen, kopi toraja, dan lain-lain.

Keunggulan kopi kintamani adalah karena dia merupakan kopi pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat Masyakarat Perlindungan Indikasi Geografis (MIPG) pada November 2008. Sertifikat ini berarti, dia menjadi kopi khas dengan ciri khas pula dari daerah tersebut.

Meskipun bernama pasar kopi kintamani, kopi yang diproduksi di kawasan ini tak hanya dari Kecamatan Kintamani. MIPG kopi kintamani meliputi satu kawasan di tiga kabupaten yaitu Kecamatan Kintamani, Bangli; Kecamatan Plaga, Badung; dan Kecamatan Sukasada, Buleleng. Luasnya sekitar 23.000 hektar.

Sebagian petani di sini bergabung dalam Koperasi MIPG Kintamani. Menurut Ketua Koperasi MIPG Kintamani Dewa Raka, sebenarnya ada sekitar 3.600 petani yang tergabung dalam 64 kelompok tani di kawasan ini. Namun, hanya sekitar 300 petani yang bergabung koperasi.

Padahal, menurut Raka, koperasi telah membantu petani untuk memasarkan kopi, meningkatkan pelayanan, serta meningkatkan pendapatan anggota.

kopi-kintamani-jajabali

Raka menambahkan kopi kintamani dikelola berbasis subak abian, kelompok subak di kebun atau daerah kering. Tiap tahun, koperasi memproduksi sekitar 4.000 ton kopi. Biji-biji kopi itu diolah dengan cara dikeringkan sebelum kemudian diekspor lewat perusahaan-perusahaan eksportir terutama dari Surabaya, Jawa Timur.

Tujuan ekspor mereka ke terutama Eropa dan Amerika Serikat. “Potensi pasar domestik juga besar, namun kami masih fokus pada pasar ekspor,” kata Raka.

Saat ini, petani kopi kintamani menjual produk tersebut melalui perusahaan eksportir di Surabaya. Penjualan dilakukan secara kolektif melalui koperasi. Petani menjual dalam bentuk biji merah ke koperasi. Lalu, koperasi mengolah biji gelondong merah hingga menjadi biji hijau (green been).

Tempat pengolahan koperasi di Desa Catur, Kintamani tak hanya menjadi pusat penggilingan dan pengeringan tapi juga tempat belajar petani maupun peminat kopi di negeri ini.

Akhir Juli lalu, sekitar 30 petani mitra VECO Indonesia, lembaga donor di bidang pertanian berkelanjutan, dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur pun belajar ke sana. Mereka melihat langsung proses pengolahan kopi kintamani dan belajar tentang koperasi.

Tentu saja mereka juga menyeruput pahit dan nikmatnya kopi kintamani langsung dari petani. Ditemani sejuk suhu Kintamani dan manisnya jaja bali, nikmatnya terasa tak tertandingi. [b]

Tags: KintamaniKopiPertanian
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

Petani Muda Mengani tetap Bergairah di Tengah Pandemi

7 April 2021
Jalan Pelik Bali Organik

[Laporan Mendalam]: Jalan Pelik Mimpi Bali Organik

27 January 2021
Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

2 January 2021
Sekolah Lapang Kompos untuk Kesuburan Tanah

Sekolah Lapang Kompos untuk Kesuburan Tanah

7 December 2020
Cokelat Buatan Petani Perempuan di Banjar Moding

Cokelat Buatan Petani Perempuan di Banjar Moding

4 November 2020
Desa Tembok Justru Menjadikan Pandemi sebagai Energi

Desa Tembok Justru Menjadikan Pandemi sebagai Energi

21 September 2020
Next Post
Thorium untuk Mewujudkan Revolusi Energi

Thorium untuk Mewujudkan Revolusi Energi

Komentar 1

  1. Pingback: Belajar Kopi dan Tradisi di KJW Mengani - BaleBengong

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

AJW 2022 AJW 2022
  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Mengaku Sulinggih, Kini Tersangka Kasus Pencabulan

Mengaku Sulinggih, Kini Tersangka Kasus Pencabulan

13 February 2021
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
Melacak asal Kata Esa dalam Pancasila

Melacak asal Kata Esa dalam Pancasila

13 October 2017
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

PLTU Celukan Bawang II Terbangun, Bali Makin Bablas

0
melukat gegadon

Pelinggih Sang Hyang Iswara, Tempat Melukat Anak Telat Bicara

1

Nusantara, Pusat Peradaban Dunia

82
Seorang warga di Klungkung menghaturkan banten dan sarana upacara lain pada hari Tumpak Wariga. Foto Juni Antari.

Tumpek Wariga: Menilik Hubungan Manusia dengan Alam

1
Pelajaran Agung dari Desa di Pegunungan Bali

Pelajaran Agung dari Desa di Pegunungan Bali

2
Bombardir Media Sosial Dibekukan di Kanvas

Bombardir Media Sosial Dibekukan di Kanvas

21 April 2021
Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehmbang Kauh

Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehmbang Kauh

19 April 2021
You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

17 April 2021
Susur Hutan dan Sungai Bersama BASE Bali

Susur Hutan dan Sungai Bersama BASE Bali

16 April 2021
Ledok, Gizi Bubur di Pulau Kapur

Ledok, Gizi Bubur di Pulau Kapur

15 April 2021

Kabar Terbaru

Bombardir Media Sosial Dibekukan di Kanvas

Bombardir Media Sosial Dibekukan di Kanvas

21 April 2021
Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehmbang Kauh

Memperbaiki Kesalahan Masa Lalu pada Hutan Yehmbang Kauh

19 April 2021
You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

You and I, tentang Memori dan Dekatnya Kematian

17 April 2021
Susur Hutan dan Sungai Bersama BASE Bali

Susur Hutan dan Sungai Bersama BASE Bali

16 April 2021
BaleBengong

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In