• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, November 9, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Karena Kehamilan Kadang Tak Diinginkan

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
7 April 2009
in Kabar Baru
0 0
9

Oleh Luh De Suriyani

Dua perempuan duduk dengan wajah pucat di ruang Klinik Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali, Rabu pagi pekan lalu. Ni Wayan Armini, 42, dan Ni Ketut Murdati, 37 menunggu sesi konseling dengan wajah cemas. Hanya Armini yang ditemani suaminya.

“Saya sungguh tidak ingin punya anak lagi. Saya hanya buruh bangunan dan anak sudah besar,” ujar Murdati yang tinggal di Kerobokan, Kabupaten Badung.

Janinnya kini berusia 40 hari. Selama masa kehamilan yang tak direncanakan ini ia merasa sangat lelah dan tertekan karena mual hebat sementara ia harus tetap bekerja mengangkat pasir, batako, dan material lainnya.

Murdati mengaku shock hebat setelah mengetahui dirinya hamil lagi setelah 15 tahun kehamilan terakhir. Kedua anaknya telah belajar di sekolah menengah atas.

“Saya tidak lagi minum pil KB karena muncul flek hitam di wajah,” ujarnya soal efek samping alat kontrasepsi itu.

Keluhan yang sama dirasakan Armini. Setelah 13 tahun, ia kembali hamil,  hal yang tak diinginkannya. “Sepuluh tahun saya pakai IUD (Intra Uterine Device), tapi perut saya sakit. Lalu pakai pil KB, dan tidak cocok. Empat tahun terakhir saya tidak pernah pakai KB lagi,” urainya.

“Saya tidak mau punya anak karena sekarang menjadi pembantu Pemangku (pemimpin upacara agama). Saya berharap ada yang bisa bantu. Saya tidak mau minum jamu-jamu penggugur kandungan atau ke dukun,” tutur Armini, lulusan sekolah dasar yang bekerja di Ubud, Gianyar ini.

Hari itu, kedua perempuan ini harus mengikuti konseling mendalam di PKBI. Latar belakang dan persoalannya digali untuk memutuskan apakah memenuhi syarat dalam pelayanan menstruation regulation, upaya untuk memperlancar menstruasi kembali.

“Ini yang salah kaprah dianggap sebagai tindakan aborsi yang dianggap tabu. Padahal ini tindakan komprehensif yang menyangkut hak reproduksi perempuan untuk tidak punya anak,” ujar Ketut Sukanatha, Direktur PKBI Bali.

Ada banyak dimensi hak seksualitas dan reproduksi perempuan yang harus diperhatikan negara. “Komitmen untuk melindungi perempuan dengan mendorong penggunaan alat kontrasepsi dan kita juga harus bertanggung jawab jika ada kendala dalam penggunaannya,” tambah Sukanatha.

Dua perempuan korban kehamilan tak direncanakan ini mengaku sangat sulit mencari layanan bagi masalah kespronya itu.

“Kenapa tidak ada yang melayani jika kami gagal dalam penggunaan kontrasepsi? Siapa perempuan yang mau punya masalah seperti kami?” keluh Armini.

“Suami saya tidak mau vasektomi. Setelah ini saya harus pakai IUD lagi,” ujar Armini yang punya dua anak laki-laki ini.

Pelayanan menstruation regulation yang diberikan selama 2008 di PKBI Bali sebanyak 675 kasus. “Permintaan klien empat kali lebih besar tapi kita harus melakukan seleksi ketat sesuai aturan kesehatan. Sebagian klien yang ditolak bisa dikonseling untuk memelihara kehamilan tak direncanakannya,” ujar Sukanatha.

Ia memperkirakan jumlah korban kehamilan tak direncanakan lebih besar lagi yang tidak bisa mengases layanan kesehatan. “Mitos menggugurkan kandungan dengan jamu, obat, alat dan di dukun masih sangat kuat dan diyakini kebenarannya,” katanya.

Data PKBI Bali memperlihatkan, menjangkau perempuan dan laki-laki sebagai akseptor KB masih sangat sulit. Pada 2008, ditargetkan 2385 orang akseptor baru namun hanya 656 (27 persen) yang terlayani.

Dari jumlah akseptor baru itu, terbanyak penggunaan IUD yakni 543 orang (45 persen), kondom (18 persen), suntik KB (9 persen), dan pil KB (3 persen).

“Kami memang lebih mempromosikan IUD karena efek sampingnya sangat kecil dan kateristik klien yang berkali-kali gagal alat kontrasepsi lain,” jelas Sukanatha.

Sementara partisipasi laki-laki untuk terlibat dalam menghindari kehamilan seperti pantang berkala dan vasektomi sangat langka. “Seperti data nasional, jumlahnya kurang dari 1 persen,” tambahnya. [b]

http://www.thejakartapost.com/news/2009/04/03/clinic-helps-women-with-pregnancies.html

Tags: BaliKesehatanKesehatan ReproduksiPerempuan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

3 November 2025
Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

18 October 2025
Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

15 October 2025

Ancaman Kesehatan Pasca Banjir di Bali

8 October 2025
Mengelola Dana Darurat Banjir Bali: Antara Potensi dan Transparansi

Mengelola Dana Darurat Banjir Bali: Antara Potensi dan Transparansi

20 September 2025
Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
Next Post

Pemilu Abaikan Hak Pilih Orang Sakit

Comments 9

  1. anima says:
    17 years ago

    ah, sedih denger partisipasi laki-laki dalam hal ini masih rendah. but whatever happened to using condoms? itu kan safe dan ga permanen, harusnya kan jadi solusi yang ok

    Reply
  2. Dewi Pinatih says:
    17 years ago

    iyah… selamat datang di dunia laki laki… it’s all about them…

    masih ada laki laki yang peduli hal – hal kaya gini ga ya *ngimpi

    Reply
  3. andrie callista says:
    17 years ago

    heeee…. seeeppp….

    harus nya… jangan ampe kena aids,,,

    Reply
  4. pushandaka says:
    17 years ago

    pake kondom?? masa semua pakaian dilepas, kok yang vital malah dipakaiin baju? hehe! kidding..

    yah, laki-laki bodoh, bisanya cuma ngerasain enaknya saja. yang ngerasain susahnya, tetap aja perempuan (yang rasanya ndak jauh2 bodohnya dari si laki-laki)..

    semoga perempuan2 itu semakin mulia tempatnya..

    Reply
  5. mursid says:
    17 years ago

    di balik sisi buruk laki2..tetep masih ada lho lelaki yang bertanggungjawab dan penuh pemikiran..
    hehehe..

    salam kenal ya dari Blogger Solo

    Reply
  6. Rusa Bawean™ says:
    17 years ago

    ya
    walaupun gak diinginkan kan gak harus membunuhnya
    🙂

    Reply
  7. john says:
    16 years ago

    daripada melakukan aborsi, lebih baik melakukan pencegahan dengan cara ber-KB….. pemerintah harus lebih banyak memberikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat

    mr.john
    http://www.obataborsi.co.nr/
    http://obatmanjurku.blogspot.com

    Reply
  8. yatried says:
    15 years ago

    hmmm,,,,, kasian jg jd cwe,,, ruz nanggung beban yg berat bgt,,,,
    ya,,, semoga z dptn pahala yang lebih di banding cwo,,,
    amien,,,,
    hehehehe,,,

    Reply
  9. Jurnal kesehatan says:
    4 years ago

    I am very interested in the information contained in this post. The information contained in this post inspired me to generate research ideas. Thank You.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia