Teks Dikirim Komunitas Sahaja, Foto dari Kolom Kita
Sastrawan Indonesia Angkatan ‘45, Sitor Situmorang, akan hadir di Bentara Budaya Bali, Jalan Prof. IB Mantra 88A Ketewel-Gianyar, pada Rabu, 27 Oktober 2010, pukul 18.30 Wita.
Kegiatan bertajuk “Kabar dari Sitor” ini secara khusus membuka ruang untuk perbincangan seputar puisi serta kehidupan kreatif yang lintas budaya dan negara. Selain mengundang Sitor Situmorang, dialog akan dibuka oleh seniman Made Wianta dan Warih Wisatsana sebagai moderator. Acara gratis dan terbuka untuk umum.
Sitor Situmorang, peraih penghargaan ‘MasterCard-Saraswati Literary Award for Lifetime Achievement, memang memiliki sejarah panjang dalam kesusastraan Indonesia. Sejak era 1950-an, Sitor meninggalkan profesi wartawan dan memilih jalan puisi sebagai jalan hidupnya. Selain sajak, Sitor juga menulis cerpen dan esai. Salah satu karyanya, esai ‘Sastra Revolusioner’, menyebabkan sastrawan kelahiran Sumatera Utara, 2 Oktober 1924, ini harus mendekam di penjara (1967-1975) tanpa proses peradilan.
Hingga sekarang, di usianya yang ke-86, penyair yang lama bermukim di Paris ini masih terus mencipta karya.
“Intensitasnya pada puisi, kisah-kisah dan daya hidup, serta karya-karya sastranya yang mumpuni layak untuk didiskusikan bersama,” ujar Frischa Aswarini disambung oleh Purnamasari, dua penyair muda dari Komunitas Sahaja yang pada kegiatan nanti akan turut membacakan karya-karya Sitor Situmorang.
Adapun “Kabar dari Sitor” selain membuka ruang diskusi, secara khusus juga mengundang seniman Abu Bakar dan sejumlah sastrawan Bali yakni Oka Rusmini, Pranita Dewi, Wayan Sunarta, Mas Ruscitadewi, Muda Wijaya, dan lainnya untuk membaca puisi bersama Sitor Situmorang. [b]
Foto dari Kolom Kita.