
Dalam liputan BaleBengong bertajuk Kondisi Perawatan Penduduk Lanjut Usia di Bali, kami menemukan bahwa 1 dari 10 penduduk Bali merupakan penduduk lanjut usia atau berusia 60 tahun ke atas. Pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia mencapai 10,32% dari total penduduk Bali, yaitu sebanyak 460.400 jiwa.
Tingginya jumlah penduduk lansia ternyata juga dibarengi dengan tingginya jumlah lansia yang terlantar. Pada tahun 2024 terdapat 11.332 lansia terlantar yang berada di luar panti jompo. Sementara itu, jumlah lansia terlantar yang berada di panti jompo, baik itu panti jompo milik Pemerintah Provinsi Bali maupun panti jompo milik swasta adalah 125 jiwa. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali (Dinsos P3A), Luh Ayu Aryani.
“Sampai detik ini segitu jumlahnya. Nanti sebulan lagi berbeda, kalau ada yang keluar, ada juga yang di ruang insentif, sakit, meninggal,” ujar Aryani ketika dihubungi melalui telepon. Saat ini, Pemerintah Provinsi Bali mengelola dua panti jompo, yaitu Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya di Kota Denpasar dan Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati di Kabupaten Buleleng.
Ada pula dua panti jompo milik swasta, yaitu Panti Jompo Taman Werdha Syailendra Bali di Jimbaran dan Rumah Lansia Bahagia di Jembrana. Aryani menyebutkan terdapat 86 lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati, sedangkan 36 lansia berada di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.
Sayangnya, kondisi panti jompo di Bali, terutama yang ada di bawah Pemprov Bali tidak dalam kondisi optimal. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya sumber daya manusia di bidang teknis. “Ini masih belum sesuai dengan aturan. Kalau sesuai dengan aturan Kemensos itu kan satu panti ada lima tenaga perawat. Jadi kalau mau menyeimbangkan itu ya jauh dari optimal, tapi selama ini kita punya tiga pengasuh itu masih bisa berlangsunglah untuk standar pelayanan minimum,” terang Aryani.
Masing-masing panti jompo milik Pemprov Bali hanya memiliki tiga perawat, sedangkan panti jompo di Jimbaran hanya ada empat perawat. Sementara, panti jompo di Jembrana bersinergi dengan puskesmas karena lokasinya yang berdekatan dengan puskesmas. Padahal tenaga perawat ini yang mengurus perawatan lansia sehari-hari, seperti kebutuhan makan bergizi, pemeriksaan ke puskesmas, dan perawatan ke rumah sakit.
Meski begitu, Aryani menyebutkan bahwa tidak semua lansia di panti jompo memerlukan pemantauan khusus, masih ada lansia yang produktif. “Kan ada banyak yang mandiri. Jadi mereka bisa melakukan itu, tapi yang makanan-makanan dibawakan ke ruangannya. Kan tinggal makan mandiri, kita ada bimbingan hidup sehari-hari, bimbingan fisik, mental, spiritual,” ungkap Aryani.
Selain kurangnya tenaga perawat, panti jompo di Bali juga tidak memiliki layanan kesehatan mental, sehingga harus bersinergi dengan rumah sakit. Layanan lain pun turut disinergikan karena tidak tersedia layanan khusus untuk panti, seperti layanan psikolog klinis untuk kekerasan pada perempuan.
Panti jompo di Bali sejauh ini hanya menerima lansia terlantar. Biasanya Dinsos di kabupaten/kota di Bali akan menginformasikan kepada Dinsos Provinsi Bali apabila terdapat lansia yang terlantar. Dinsos Provinsi Bali akan melakukan pemeriksaan apakah lansia tersebut sesuai dengan kriteria.
“Ya intinya mereka terlantar, miskin, kemudian memang sudah tidak ada yang bertanggung jawab dan dari pihak keluarga juga menelantarkan. Kalau sudah tidak mandiri lagi ya harus bawa ke panti kan. Itu masuk kriteria agar bisa benar-benar setiap hari mereka minimal ada makanan,” ungkap Aryani.
Lansia terlantar yang dilaporkan oleh Dinsos kabupaten/kota nantinya akan dimasukkan ke panti jompo milik Pemprov Bali maupun panti jompo milik swasta. Aryani menjelaskan bahwa para lansia yang masuk panti jompo akan merasa bahagia karena menemukan kawan untuk bercerita. “Karena itu kan kebahagiaan mereka bisa bertemu orang banyak, akhirnya berbicara, bertukar pikiran dengan sesama umur,” imbuhnya. Kebahagian para lansia, kata Aryani, ternyata berdampak positif pada kesehatan lansia karena hormon yang dihasilkan berbeda saat mereka stres.
uc3mun.anudi.org sangkarbet sangkarbet sangkarbet