Teks Kadek Lisa Ismiandewi, Foto Ilustrasi Internet
Perayaan Piala Dunia kali ini membawa suasana berbeda untuk saya. Alih-alih menemani suami menonton, lama-lama saya menikmati juga pertandingan demi pertandingan. Beberapa teman saya juga mengalami hal yang sama.
Bahkan ada seorang teman saya, seorang ibu muda, lebih antusias dari suaminya, bisa begadang sampe dini hari. Padahal, besok harinya dia harus bekerja dan mengurus anak. Sekarang baru bisa saya rasakan kenapa orang-orang begitu maniak nonton bola..atau sering disebut gila bola (gibol).
Biasanya kami menonton di rumah, walau kadang pergi nonton bareng di tempat lain. Di Denpasar, kita bisa menonton pertandingan tersebut melalui siaran TV. Jadi mau nonton di rumah, di cafe, dengan televisi kecil atau layar besar, kita bisa menikmati pertandingan dengan mudah.
Suatu weekend, saya pulang ke Singaraja, sekitar 70 km dari Denpasar. Kami mulai kelabakan, di mana ya bisa nonton bola. Karena di Singaraja, masyarakat tidak bisa menangkap siaran televisi dengan antena TV biasa, seperti di Denpasar.
Untuk dapat menikmati siaran-siaran televisi swasta harus menggunakan parabola/digital/TV kabel. Nah untuk bisa menangkap siaran pertandingan bola kali ini, yang bisa digunakan adalah matrix soccer. Beberapa keluarga ada yang urunan untuk berlangganan matrix soccer selama Piala Dunia berlangsung. Lalu bagaimana dengan warga Singaraja lainnya? Dimana mereka bisa menikmati pertandingan tim-tim kesayangan mereka?
Di sinilah tempatnya. Di Taman Kota dan di salah satu sudut perempatan jalan Ngurah Rai, Singaraja. Di taman kota sendiri (yang sehari-hari) menjadi tempat rekreasi umum, dipasang sebuah layar besar untuk menonton pertandingan. Lapangan itu penuh sesak oleh para gibol. Para penjaja makanan dan minuman kecil berjajar di sepanjang pinggir lapangan. Jadi para gibol bisa menikmati gorengan, snack, dan makanan kecil lainnya, sembari tim mereka berjuang memasukkan bola ke dalam gawang.
Di sudut perempatan jalan juga unik. Dengan disponsori oleh sebuah toko distibutor kendaraan, terpampang sebuah layar besar dengan pengeras suara yang sangat jelas. Orang-orang berjejal datang ke tempat ini. Mereka cukup membayar uang parkir seribu rupiah (untuk sepeda motor) dan dua ribu rupiah (untuk mobil). Dengan itu mereka sudah bisa menonton bola, tanpa harus memikirkan iuran berlangganan Matrix Soccer.
Jadi di sinilah saya akhirnya! Duduk di atas sepeda motor di pinggir jalan menikmati dua tim yang sedang memperjuangkan si Jabulani agar masuk ke gawang lawan. Layar besar terpampang di sudut kota perempatan jalan. Tempat yang sebenarnya ”kurang representatif” karena mengganggu lalu lintas jalan. Riuh rendah teriakan para Gibol terus memeriahkan acara nonton bareng ini. Saat salah seorang pemain berusaha memasukkan bola ke gawang….
Werrr….pandangan saya dihalangi oleh sebuah truk besar pengangkut barang yang melewati jalan. Lalu disusul oleh mobil dan motor. Yah, terpaksa saya cuma bisa melihat momen gol tadi melalui cuplikan ulang, karena ya itu tadi, dihalangi truk besar yang lewat persis di depan saya.
Tapi sebenarnya seru juga menonton di sini. Jika dibandingkan kedua tempat nonton bareng yang pernah saya datangi di kota Denpasar, sudut kota ini memang jauh dari nyaman. Tidak ada tempat duduk yang nyaman, malah penuh dengan polusi asap kendaraan, dan angin malam yang berhembus kencang. Tapi saya menikmatinya, dan saya rasa para penonton yang lain juga menikmatinya. Bisa dilihat lewat teriakan-teriakan penyemangat yang riuh rendah sepanjang permainan berlangsung.
Yah, memang kita tidak bisa berharap fasilitas yang banyak untuk menonton si Jabulani yang digiring kesana kemari, dengan hanya bermodalkan seribu rupiah. Dengan membayar jumlah uang yang relatif terjangkau itu, media tontonan ternyata bisa menyatukan semua lapisan masyarakat, dari kaum bawah,menengah, dan atas. Karena mereka sama! Sama-sama bermodalkan seribu rupiah untuk menikmati permainan si Jabulani. [b]
Jabulani…. yang dimaksud itu bolanya kan ? kalo gak salah sempat baca di salah satu media cetak…
enaknyooo bersama kekasih. yg bikin lebih asik itu pasti peluk2an dari belakang ya..hehehe
Jangan lupa berbagi ilmu di blogQ…
http://randipopo.wordpress.com