• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
BaleBengong
Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Budaya

Beginilah Cerita (di Balik) Proses Pembuatan Ingka

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
8 November 2020
in Budaya, Kabar Baru
0
Penganyaman ingka dengan menggunakan bahan baku lidi kering. Foto AA Bagus Susrama.

Oleh Dewi Retno Wulan Kusuma Ningrum dkk

Sesungguhnya, ingka tak sekadar tempat makan belaka.

Salah satu hal paling sering ditemukan saat pergi ke suatu acara adalah piring yang digunakan untuk makan. Biasanya para tuan rumah lebih memilih untuk menggunakan piring Ingka. Alasannya karena lebih praktis dan mudah disimpan. Namun, pernahkah bertanya bagaimana cara membuat piring tersebut?

Ingka termasuk sebuah seni atau kerajinan tradisional berbahan dasar lidi yang dianyam sedemikian rupa hingga membentuk piring. Prosesnya pembuatannya sendiri sedikit rumit. Dia membutuhkan kesabaran dari mulai membersihkan lidi, penjemuran, hingga penganyaman.

Karena itu, tak banyak orang menggeluti pekerjaan untuk membuat ingka ini.

Sebagian warga Banjar Moding Kaja, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya telah menekuni pembuatan ingka ini selama tiga generasi. Dari Bali, produk mereka bahkan telah sampai Pulau Papua.

Ketut Ariani salah satu dari sedikit pembuat ingka tersebut. Dia mampu membuat satu lusin anyaman ingka dalam satu hari dan sepuluh lusin dalam kurun waktu satu bulan. Jenis piring anyaman ingka yang biasa dibuat Mek Ketut, panggilan akrabnya, ada dua yaitu anyaman piring acara dan tempat banten.

Untuk harganya sendiri nenek dari dua cucu ini mematok harga Rp 70 ribu per lusin untuk jenis anyaman yang tidak dipernis dan Rp 100 ribu untuk anyaman yang dipernis, baik yang dipesan di Pulau Bali maupun luar Bali.

Mek Tut hanya membuat ingka bila ada pesanan. Cara pendistribusian juga dilakukan dengan cara pengambilan langsung oleh pembeli ke rumah Mek Tut.

Mek Tut memperlihatkan piring ingka yang selesai dibuatnya. Foto AA Bagus Susrama.

Proses Pembuatan

Adapun proses pembuatan anyaman piring ingka adalah sebagai berikut.

Bagian awal berupa pencarian bahan baku yakni daun kelapa. Ibu tiga anak ini mencarinya sendiri dari pohon-pohon kelapa di sekitar rumahnya. Proses lalu berlanjut ke pemisahan lidi dengan daunnya menggunakan pisau sebagai alat.

Lidi lalu dijemur selama tiga hari dalam keadaan cuaca terik dan lima hari dalam keadaan cuaca kurang bersahabat. Proses penjemuran awal ini bertujuan untuk melemaskan juga mempertahankan warna alami dari lidi.

Langkah selanjutnya mulai menganyam lidi menjadi piring ingka yang dibantu dengan alat gunting khusus. Setelah jadi pun anyaman ingka tersebut dijemur kembali selama satu hari di cuaca terik dan dua hari di cuaca kurang mendukung. Penjemuran kembali ini bertujuan untuk memperpanjang masa pakai.

Ada cara khusus dalam pemakaian agar bisa lebih tahan lama. Cara tersebut dilakukan dengan merendam piring anyaman ingka yang telah selesai dipakai dan dicuci bersih dengan air hangat sekitar 10-15 menit. Kemudian disimpan di dalam katong plastik guna menghindari debu.

Selama 15 tahun membuat anyaman Mek Tut menemui berbagai hambatan baik dari dalam maupun luar. Hambatan dari dalam berupa minimnya stok daun kelapa yang merupakan bahan utama untuk membuat anyaman ingka.

Selain itu, Mek Tut juga sering mengalami sakit atau kesemutan pada bagian tangan.

Hambatan dari luar berupa semakin menipisnya minat masyarakat untuk menggunakan piring tradisional anyaman ingka bila menyelenggarakan suatu acara. Saat ini semakin banyak piring plastik yang menyerupai anyaman ingka dengan harga lebih murah dan masa pakai lebih tahan lama.

Setelah masa pandemi inipun makin banyak kendala dan tantangan. Di antaranya semakin menurun tingkat pemesanan yang diterima Mek tut. Sebelumnya, Mek Tut dapat menjual hingga sepuluh lusin lebih anyaman ingka. Berbeda dengan sekarang. Setelah pandemi ini melanda, pemesanan ingka produksi beliau mengalami penurunan drastis. Bahkan beliau pernah tidak mendapat pesanan sama sekali dalam sebulan.

Namun, beliau tidak pernah berhenti menganyam lidi-lidi tersebut menjadi sebuah piring ingka. Karena kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan Mek Tut dan keluarganya secara turun- temurun. [b]

Catatan: Artikel ini merupakan hasil praktik peserta Kelas Jurnalism Warga Kelompok “Tarik, Sis…” yang beranggotakan Dewi Retno Wulan Kusuma Ningrum, Ni Kadek Estu Jendi Phallopy, Anak Agung Bagus Susrama, Ni Kadek Sayu Meliana Suci, Ni Kadek Mita Sintya Sari, dan I Ketut Widi Darmawan.

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: Sosial
ShareTweetSendSend
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

Garam Kusamba: Memanen Air Laut Mengandalkan Terik

26 January 2021
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

24 January 2021
Langkah Hukum untuk Menolak Suatu Undang-Undang

Dialog Makan Malam Menyoal Omnibus Law

16 December 2020
Desa Tembok Justru Menjadikan Pandemi sebagai Energi

Desa Tembok Justru Menjadikan Pandemi sebagai Energi

21 September 2020
Menghancurkan Batu, Menggali Kantong Energi

Menghancurkan Batu, Menggali Kantong Energi

30 August 2020
Memahami Lebih Jauh Pariwisata Medis

Memahami Lebih Jauh Pariwisata Medis

13 August 2020
Next Post
Mosi Tidak Percaya adalah Pemuda yang Bersuara

Mosi Tidak Percaya adalah Pemuda yang Bersuara

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

AJW 2020
  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Kakao Lestari yang Mengubah Hidup Petani

Bali, Berhenti Mendewakan Bule, Kembalilah Bertani

6 February 2021
Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Mengaku Sulinggih, Kini Tersangka Kasus Pencabulan

Mengaku Sulinggih, Kini Tersangka Kasus Pencabulan

13 February 2021
Pelajaran Agung dari Desa di Pegunungan Bali

Pelajaran Agung dari Desa di Pegunungan Bali

18 February 2021
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
AJW 2020, Urun Daya Warga Menghadapi Corona

AJW 2020, Urun Daya Warga Menghadapi Corona

4
Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

Sesungguhnya, Tak Semua Pasien WNA sesuai Citranya

3
Mengaku Sulinggih, Kini Tersangka Kasus Pencabulan

Mengaku Sulinggih, Kini Tersangka Kasus Pencabulan

2
Berbagi ditengah pandemi Covid19

Perjalanan Sehari dan Sesari Kecil

5
Ilustrasi: Tata Cara Ngelidin Corona

Ilustrasi: Tata Cara Ngelidin Corona

1
Pengacara JRX ketika mengacukan Kontra Memori Kasasi di Denpasar Februari 2021

Pengacara JRX Ajukan Kontra Memori Kasasi

24 February 2021
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Perayaan Hari Peduli Sampah Nasional bertujuan untuk mengingatkan pentingnya pengelolaan sampah. Foto: Get Plastic Indonesia.

Menjaga Alam di Hari Peduli Sampah Nasional

20 February 2021
Maaf, Aku Gagal Menggoda Patung Siwa

Maaf, Aku Gagal Menggoda Patung Siwa

19 February 2021
Pelajaran Agung dari Desa di Pegunungan Bali

Pelajaran Agung dari Desa di Pegunungan Bali

18 February 2021

Kabar Terbaru

Pengacara JRX ketika mengacukan Kontra Memori Kasasi di Denpasar Februari 2021

Pengacara JRX Ajukan Kontra Memori Kasasi

24 February 2021
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Perayaan Hari Peduli Sampah Nasional bertujuan untuk mengingatkan pentingnya pengelolaan sampah. Foto: Get Plastic Indonesia.

Menjaga Alam di Hari Peduli Sampah Nasional

20 February 2021
Maaf, Aku Gagal Menggoda Patung Siwa

Maaf, Aku Gagal Menggoda Patung Siwa

19 February 2021
BaleBengong

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com