Untuk mencari referensi tentang upaya memutus mata rantai kemiskinan, kalangan pemerhati penanggulangan kemiskinan akan berkunjung ke desa-desa di penjuru Bali.
Kunjungan akan dilakukan pada Indonesia Poverty & Empowerment Conference (IPEC), 14-17 November nanti.
IPEC diselenggarakan oleh Sinergi Indonesia, sebuah yayasan yang berupaya membangun sinergi multi pihak agar penanggulangan kemiskinan di Indonesia dilaksanakan secara multi dimensi dan berdampak berkelanjutan.
IPEC diadakan setiap tahun, sebelumnya dikenal sebagai Temu Nasional Penanggulangan Kemiskinan yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dari Sumatera hingga Papua.
Menurut Bambang Ismawan, Ketua Dewan Pengurus Sinergi Indonesia, masyarakat Bali ternyata juga menyimpan kekayaan “kearifanlokal” dalam menghadapi tantangan zaman dengan terus memelihara nilai dan kebersamaan dalam masyarakat.
Di dalamnya termasuk upaya mencegah kemiskinan untuk tumbuh di suatu komunitas masyarakat. “Ini sangat perlu kita pelajari sebagai referensi kuat dari model yang sudah terbukti berhasil,” ujar Bambang.
Bambang Ismawan adalah tokoh di dunia pemberdayaan masyarakat yang telah bekerja lebih dari 50 tahun.
Tema IPEC kali ini mengambil tema ‘Memutus Mata Rantai Kemiskinan: Belajar dari Kearifan Lokal Bali, Menelaah Pelaksanaan Sinergi Multipihak untuk Dampak Berkelanjutan’.
Akan ada model berbeda-beda dari lima wilayah di Bali yang tercakup dalam IPEC 2014 yang telah membuktikan proses peningkatan keberdayaan masyarakat berkelanjutan. “Seperti apa model-model ini bekerja itulah yang akan menjadi fokus bahasan dalam IPEC 2014,” Bambang lagi.
IPEC 2014 akan diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai latar belakang profesi dan institusi namun punya minat yang sama terhadap penangulangan kemiskinan. Mereka yang akan hadir adalah rektor, Ketua LPPM Universitas, dosen dari berbagai Universitas di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Palangkaraya, dan berbagai kota di Jawa dan juga dari Bali sendiri.
Lalu wakil dari berbagai lembaga swadaya masyarakat nasional dan internasional dankorporat diberbagai bidang antara lain energi, perbankan juga berpartisipasi, begitu juga dari Kementerian.
“IPEC menjadi wadah bagi berbagai stakeholder untuk bertemu, berbagi pengalaman yang saling menginspirasi dan memotivasi guna merumuskan langkah-langkah konkret selanjutnya,” ujar Dewi Hutabarat Direktur Eksekutif Sinergi Indonesia.
Sinergi Indonesia juga melihat peran strategis dari Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia untuk menjadi pihak yang merekatkan berbagai elemen dalam masyarakat. Oleh karena itu sejak pertama diselenggarakannya Temunas Penanggulangan Kemiskinan selalu partisipasi dari berbagai Perguruan Tinggi cukup luas.
“Peran media juga sangat krusial untuk proses membangun sinergi masyarakat,” tandasnya.
Kegiatan selama 4 hari 3 malam ini akan berpusat di Desa Munduk, Singaraja lalu mengunjungi lokasi berbeda sesuai fokusnya. Kelompok Perdesaan ke Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar. Kelompok Kelautan di Pantai Pemuteran, Kabupaten Buleleng. Kelompok Perkotaan ke Sanur. Kelompok Social Enterpreneurship ke Desa Umabian di Tabanan.
Prof. Subroto, tokoh senior Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang juga Ketua Dewan Pembina Sinergi Indonesia berujar, “Usaha Mikro dan Koperasi adalah bentuk dari partisipasi masyarakat sebagai wujud asli ekonomi inklusif atau ekonomi kerakyatan yang ingin diwujudkan Pemerintahan baru.
Subroto melanjutkan sejak IPEC pada tahun sebelumnya dukungan kepada pengembangan Usaha Mikro telah menjadi fokus perhatian dan dianggap sebagai salahsatu strategi utama untuk menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan.
Melalui IPEC 2014 diharapkan akan tumbuh bentuk-bentuk kerja sama sinergis dan strategis yang nyata khusus untuk mendukung pengembangan usaha mikro di berbagai wilayah sesuai dengan karakter yang berkembang di masing-masing wilayah. Pada akhirnya kegiatan ini diharapkan akan mampu merumuskan formulasi bentuk-bentuk sinergi nyata untuk mendukung usaha mikro di empat jenis karakter kewilayahan: perdesaan, perkotaan, pesisir, dan wilayah kepulauan.
Pada IPEC di Bali, yayasan Sinergi juga mengajak Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar untuk trurut berpartisipasi khususnya dalam menyebarluaskan informasi mengenai acara ini. Partisipasi AJI merupakan bentuk komitmen AJI sebagai organisasi yang berkomitmen membantu upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam posisinya sebagai organisasi jurnalis. [b]