Tempat kerja dan keluarga berperan penting menjawab masalah sampah plastik.
Karena alasan inilah Fairfield By Marriott Bali Kuta Berkolaborasi dengan Pulau Plastik menggelar kolaborasi nonton bareng (nobar) film dokumenter Pulau Plastik. Nobar ini digelar pada akhir Januari lalu di hotel yang berada di kawasan Kuta tersebut bersama para staf.
Film Pulau Plastik menyajikan fakta-fakta mencengangkan. Betapa sampah plastik adalah hal yang tidak bisa diabaikan karena sangat dekat dengan keseharian manusia. Setelah mengetahui fakta-fakta tersebut, diharapkan semua staf akan memiliki kesepahaman tentang perlunya upaya pengurangan sampah plastik.
Fairfield Bali Kuta sudah melakukan upaya pengurangan sampah plasti itu dengan menjadi hotel ramah lingkungan. Misalnya dengan menerapkan larangan penggunaan botol plastik di dalam kamar maupun area publik lainnya.
Selain itu, staf juga diharapkan memiliki nilai dan semangat sama seperti tempat kerja mereka dalam hal pengurangan sampah plastik. Salah satunya dengan menggunakan alernatif pengganti plastik dalam lingkup terkecil mereka, keluarga dan tempat kerja. Karena kami percaya, setiap orang bisa menjadi solusi terhadap masalah sampah plastik.
Andre Dananjaya, Co-Producer Pulau Plastik, mengatakan, kita tidak bisa benar-benar menghilangkan penggunaan plastik. Juga tidak bisa mengontrol orang lain untuk mengurangi penggunaan plastik ini. “Yang bisa kita kontrol adalah diri kita sendiri dan menerapkan pengurangan plastik dalam kehidupan sehari-hari kita,” kata Andre yang juga Creative Media Producer di Kopernik, Ubud.
“Bayangkan bila semua yang ada di ruangan secara konsisten mengurangi penggunaan plastik selama setahun, berapa banyak sampah bisa kita kurangi di pulau tercinta ini?” lanjut Andre.
Makin Mantap
Sesuai solusi yang ditawarkan film Pulau Plastik, Fairfield by Marriott Bali Kuta makin mantap dengan semangatnya sebagai hotel ramah lingkungan. Sejak berdiri pada akhir 2019 lalu, hotel ini dengan sadar berusaha mengurangi penggunaan plastik. Misalnya dengan menggunakan air galon dan botol minum di area hotel.
Hotel Fairfield Kuta juga menggunakan sedotan minum berbahan bambu. Itupun jika tamu meminta. Jika tidak, tidak akan disediakan. Perlengkapan dalam kamar hotel ini juga tidak mengandung plastik. Misalnya sikat gigi berbahan kayu, yang setelah digunakan oleh tamu, dimanfaatkan menjadi pigura foto.
Di bagian belakang, Fairfield Kuta menggunakan karung goni untuk menyimpan sampah. Dengan begitu, tempat sampah bisa dicuci ulang dan digunakan lagi untuk menampung sampah-sampah sesuai pengelompokan organik, anorganik, dan seterusnya.
Christy Guna Desa, General Manager dari Fairfield Bali Kuta, mengatakan Fairfield by Marriott Bali Kuta bukanlah sekedar hotel, tetapi juga rumah bagi setiap orang yang berkunjung ke sini. Sebuah rumah yang menyambut dengan keramahan, bukan saja untuk tamu, tetapi juga untuk lingkungan sekitar, dan Sang Hyang Widhi.
Christy melanjutkan Fairfield by Marriott Bali Kuta berharap menjadi bagian kecil dari solusi dari masalah sampah plastik di Pulau Dewata, Bali. Mereka juga berkolaborasi dengan beberapa pelaku kunci untuk terlibat aktif menjadi bagian dari solusi terhadap permasalahan sampah plastik di Bali, seperti Refill My Bottle, Book Greeners, dan Sensatia Botanicals.
“Tri Hita Karana adalah spirit kami praktikkan dalam keseharian kami di sini,” ujarnya. [b]