Seorang teman berkata kepadaku, Ia bilang “ngapain sih pelajar ikut-ikut demo? Mending sekolah aja. Belajar biar pinter, ikut parpol terus jadi politis biar bisa ubah sistem dari dalam. Biar mereka bisa merasakan kalau mengubah sistem ini gak gampang.”
Sudah sering aku mendengar kalimat ini diucapkan banyak orang. Kalimat yang diucapkan kepada mereka yang mengikuti aksi demonstrasi. Kalimat yang diucapkan kepada mereka yang memiliki semangat dan idealisme untuk mengubah keadaan. Apakah yang mereka lakukan itu tidak berguna?
Mosi tidak percaya diarahkan kepada mereka yang berkuasa. Mereka yang telah kita berikan suara sehingga dapat duduk di ruangan berpendingin dengan kursi yang empuk. Mereka yang bisa berkuasa karena setiap limat tahun sekali memohon dukungan dan berjanji untuk membuat hidup kita lebih baik. Sekarang nampaknya mereka sudah tidak peduli dengan kita. Sepertinya mereka hanya tertarik untuk membentuk Indonesia sesuai dengan apa yang menurut mereka baik. Aspirasi kita sudah tidak mereka ingin dengarkan. Bagi mereka, kita ini siapa?
Mereka adalah pemuda yang menolak untuk diam. Mereka sadar ada yang tidak beres dengan para pemimpin. Para pemimpin ini seenaknya mengeluarkan aturan yang tidak kita minta. Justru aturan yang kita minta bertahun-tahun mereka abaikan. Sebagian orang mungkin cuek saja dengan ini. Mungkin karena mereka tidak paham dengan situasi negara ini, atau karena hidup mereka sudah terlanjur nyaman sehingga buat apa berteriak soal perubahan.
Para pemuda ini, ilmu yang mereka miliki mungkin belum banyak. Pengalaman mereka dalam dunia politik mungkin masih minum. Ketika bicara soal modal kapital, ah buat apa. Toh mereka bayar uang kuliah UKT saja sudah bikin pusing keluarga di rumah. Mereka juga tidak dilahirkan dari keluarga konglomerat atau berada di lingkaran dinasti politik. Tanpa semua itu, apakah suara mereka akan didengar? Apakah suara mereka berarti? Namun ada satu hal yang mereka miliki. Kesadaran untuk tidak diam.
Kenapa kita harus bersuara? Karena kita menuntuk hak kita sebagai warga negara. Para penguasa, politisi dan negara menjanjikan banyak hal untuk kita. Mereka menjanjikan kita kesejahteraan, keamanan, dan kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Ketika semua itu tidak diabaikan, maka kita harus bersuara untuk memintanya.
Tidak semua orang bisa turun ke jalan untuk bersuara. Mereka mungkin tidak dapat meninggalkan kesibukan di hari itu. Mungkin juga hidup mereka sudah nyaman sehingga buat apa berteriak menuntut perubahan. Bagi banyak orang lainnya, mereka tidak bersuara karena mereka dibungkam oleh sistem.
Saya ingin memberikan apresiasi kepada mereka yang telah mewakili suara kita. Mereka mengorbankan waktu dan tenaga secara sukarela. Mereka tidak hanya menyuarakan suara kita. Mereka juga menyuarakan suara mereka untuk masa depan diri sendiri. Maka dari itu, tidak seharusnya kita mencibir apa yang kita lakukan. Karena yang mereka lakukan adalah perbuatan yang mulia.