Saya mendapat pesan dari seorang siswi yang tidak saya kenal.
Isinya, pada baris pertama ia memperkenalkan diri dengan singkat dan sopan. Baris selanjutnya mengejutkan seperti petir di siang bolong: Ia bertanya secara serius kaidah fonologi dan morfologi bahasa Bali dan mengeluhkan sangat sedikitnya referensi linguistik atau kebahasaan Bahasa Bali.
Tidak banyak mahasiswa/i yang pernah saya ajar (selama saya menjadi dosen lingustik di Universitas Pendidikan Ganesha ketika baru dibentuk Jurusan Bahasa Bali di sana) seserius siswi yang bertanya lewat Facebook Messenger ini.
Anak didik seperti ini, yang sangat serius ingin belajar bahasa Bali melalui pendekatan linguistik, adalah kabar baik, tapi bisa jadi kabar buruk buat guru Bahasa Bali yang pengetahuan atau pemahaman lingusitiknya kurang memadai.
Sekalipun demikian, maksudnya, sekalipun tidak bisa menjawab atau menjelaskan perihal linguistik secara memadai kepada anak didik yang serius sekelas ini, bantulah memberi dengan referensi.
Jangan kecewakan anak-anak didik yang serius berminat pada Bahasa Bali.
Zaman sekarang, di tengah limpahan sampah sosmed, ternyata banyak sekali tumbuh anak-anak didik yang “canggih” mengalahkan guru Bahasa Bali dalam hal menulis aksara di atas daun lontar, membaca kidung dan menyanyikan kakawin, nembang arja dan berbakat mendongeng.
Ini tentu kabar baik.
Sebuah oase di tengah kekhawatiran kepunahan bahasa dan sastra Bali. Guru Bahasa Bali kekinian sepantasnya optimis, dan bisa senyum, sekaligus dituntut makin aktif. Tidak ada tuntutan seorang guru Bahasa Bali untuk menjadi guru serba bisa (nembang, kidung, kakawin, mabasan, nyurat lontar dll), cukuplah menjadi bimbing dan pendamping.
Pembimbing yang sabar dan banyak senyum. Jangan pernah melukai atau mencederai mereka dengan ‘ngambros-ambros’ ke mereka: Menemukan anak-anak yang bersemangat belajar bahasa dan seni budaya Bali di era kekinian “buduh ngecel gadget” adalah sebuah keajaiban.
Jangan pernah underestimate kepada anak-anak didik atau anak-anak muda yang wajah dan tampilannya kekinian. Mereka punya potensi mengungguli generasi kita yang jadul dibanding mereka.
Agar bisa jadi Guru Bahasa Bali Keren (juga bagi dosen-dosen Bahasa Bali), salah satunya, saya sarankan, ngiring download dan baca serta sebar buku PDF terkait Bahasa Bali ini yang tersedia online ini.
Jadikan referensi pengajaran dan berikan/share ke anak-anak didik PDF-nya.
Silahkan unduh dan sebar seluas-luasnya:
1. Struktur Bahasa Bali (1981) karya I Wayan Bawa (1981), terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Silakan unduh di sini.
2. Morfologi Kata Sifat Bahasa Bali (1991) karya Denes, I Made dan Reoni, Ketut and Jendra, I Wayan and Madera, Nengah and Suasta, Ida Bagus Made terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Silakan unduh di sini.
3. Morfologi Kata Benda Bahasa Bali (1991) Denes, I Made and Reoni, Ketut and Pasmidi, Made and Jendra, I Wayan and Putra, Bagus Nyoman terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Silakan unduh di sini.
4. Sistem Perulangan Bahasa Bali (1984) karya Wayan Bawa, diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Silakan unduh di sini.
5. Masalah Pembakuan Bahasa Bali (1975) karya Bagus, I Gusti Ngurah, ed. terbitan Balai Penelitian Bahasa Singaraja, Singaraja.
Silakan unduh di sini.
6. Kembang Rampe Kasusastran Bali Purwa (1978) karya Bagus, I Gusti Ngurah and Ginarsa, I Ketut, terbitan Balai Penelitian Bahasa Bali, Singaraja.
Silakan unduh di sini.
7. Makudang-Makudang Drama Bali (2013) karya Sukayana, I Nengah and Purwiati, Ida Ayu Mirah and Partami, Ni Luh and Budiasa, I Made and Negari, Ni Putu Ekatini, terbitan Balai Bahasa Provinsi Bali, Denpasar.
Silakan unduh di sini.
8. Kamus Bahasa Indonesia Bali A-L (1998) oleh Denes, I Made and Purwa, I Made and Nyeneng, I Gede and Sunandhi, I Made and Merta, I Ketut, terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Silakan unduh di sini.
9. Kamus Bahasa Indonesia Bali L-Z (1998) oleh Denes, I Made and Purwa, I Made and Nyeneng, I Gede and Sunandhi, I Made and Merta, I Ketut, terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Silakan unduh di sini.
10. Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern (1985) karya Ketut Ginarsa, Ketut Ginarsa and Made Gosong, Made Gosong, terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Silakan unduh di sini.
11. Sintaksis Bahasa Bali (1983) karya I Wayan Bawa, diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Silakan unduh di sini.
12. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin (2013) oleh Ida Ayu Mirah Purwiati, terbitan Balai Bahasa Provinsi Bali
Silakan unduh di sini.
13. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin (2005) karya C. Ruddyanto, terbitan Balai Bahasa Denpasar.
Silakan unduh di sini.
14. Kamus Budaya Bali : Bidang Istilah Musik Tradisional Bali (2008) karya Candrawati, Ni Luh Komang, terbitan Balai Bahasa Denpasar, Denpasar.
Silakan unduh di sini.
15. Bebek Punyah (2004) karya Taro, Made, terbitan Pusat Bahasa, Jakarta.
Silakan unduh di sini.
16. Satua-Satua Bali (2011) dikumpulkan oleh I Nengah Tinggen, diterbitkan Balai Bahasa Denpasar.
Silakan unduh di sini.
Tugas guru tak pernah selesai belajar tentunya dan itu sangat didukung oleh perkembangan bertumbuhnya referensi yang tersedia online. Beberapa buku PDF di atas, sekalipun bukan buku-buku terbitan baru, semoga bisa menghibur dan memperkaya pengetahuan para guru (dan penyuluh) Bahasa Bali.
Selamat menyongsong anak-anak muda cerdas dan anak-anak didik yang kreatif. [b]
Catatan: Tulisan ini pertama kali terbit sebagai catatan harian Sugi Lanus di Tatkala.
Terima kasih, sangat membantu ?
Bagaimana mahu belajar bahasa bali ada yang bisa bantu nggak
Semua link sudah mati