Murid SMP berkeliaran di luar sekolah. Mereka tidak bermaksud membolos, tetapi membeli bunga.
25 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia sekaligus diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
Tidak seperti biasanya, suasana SMP Negeri 1 Denpasar tampak lebih ceria. Para murid tidak belajar di dalam kelas. Mereka memulai hari dengan upacara peringatan Hari Guru. Kemudian, mereka beramah tamah dengan para guru. Ada yang memberi bunga, ada pula yang memberi coklat.
Saya pun melakukan hal yang sama. Saya mengunjungi sekolah almamater demi mengunjungi seorang guru bernama Gusti Made Sukawidana atau akrab disapa Pak GM. Pagi ini saya menemuinya di ruang komputer yang berada di samping ruang guru. Dengan wajah sumringah, Pak GM menyambut saya.
Pak GM adalah guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Denpasar. Dia adalah guru yang paling nyeleneh dari yang lain. Penampilannya santai, kancing kemeja paling atas selalu dibuka. Meskipun kaus dalamnya terlihat, dia cuek saja.
Hal yang paling melekat darinya adalah gaya bahasanya yang baku. Seolah sangat tertata. Wajar saja karena ia adalah guru Bahasa Indonesia. Pak GM juga seorang disiplin sekaligus humoris. Boleh jadi dia adalah salah satu guru yang paling diingat para muridnya. Tak heran jika banyak mantan muridnya yang sering mengunjunginya.
“Beberapa kali mantan murid mengunjungi saya. Dari murid yang saya sangat ingat, sampai yang sama sekali tidak ingat. Beberapa dari mereka mengundang saya makan bersama. Tapi, saya tidak ingin apresiasi berupa materi. Tidak ada artinya. Saya lebih senang didatangi oleh mantan murid saya seperti ini,” tuturnya.
Ucapan selamat mengalir dari para mantan muridnya. Ada yang mengucapkan selamat melalui pesan singkat (SMS) dan pesan di Facebook. Sementara itu, di sekolah Pak GM tampak sengaja bersembunyi di ruang komputer. Suasana sekolah memang ramai sekali karena kebanyakan murid berada di luar kelas.
Tapi bagaimanapun caranya Pak GM bersembunyi, dia tetap dicari. Semakin siang semakin banyak hadiah yang ia peroleh. Demi membalas ucapan selamat seluruh muridnya (termasuk mantan murid), Pak GM menulis balasan berupa surat. Foto surat itu terpampang di kronologi Facebooknya.
Seorang guru tak akan ingat semua muridnya, meski demikian tak rugi untuk luangkan waktu bertemu mereka. Selamat Hari Guru Nasional.
Cerita lain bisa disimak di blog saya. [b]