Apa website yang paling populer di Indonesia? Tentu saja Facebook.
Berdasarkan Alexa.com hampir 4 persen pengguna Facebook adalah user dari Indonesia. Kalau dikatakan dari statistik Facebook bahwa ada 200 juta user yang aktif, berarti ada sekitar 8 juta user dari Indonesia dan setengahnya sekitar 4 juta user login setiap hari.
Perhitungan kasar ini mungkin saja tidak valid, tapi yang perlu kita sadari adalah ada banyak orang di sana. Ketika ada banyak orang berarti ada “pasar’ di sana.
Besarnya pengguna Facebook di Indonesia didukung oleh meningkatnya jumlah pengguna gadget seperti BlackBerry dan iPhone hal ini terjadi juga karena fenomena bagaimana pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi yang sekarang ini lebih melirik “Aku Online… Online,… Online,…”
Siapa saja pengguna Facebook di Indonesia? Pria dan wanita usia produktif 18-34 tahun, sangat fasih menggunakan komputer atau gadget bisa dikatakan mereka yang memiliki gaya hidup digital.
Adanya Facebook photo, membuat pengguna menjadi sangat melek dengan trend fashion, informasi kuliner ataupun objek wisata karena hal-hal tersebutlah yang sering kita jumpai di sebuah photo album profile seseorang.
Berikut sedikit ilustrasi bagaimana target pasar dapat diketahui dari pengguna Facebook di Indonesia.
Dari gambar di atas bisa dilihat, ada 100.980 pengguna yang berasal dari Indonesia, berumur 20 – 55 tahun, menyukai kata kunci “bali” dan “liburan” dengan mengesampingkan status pernikahannya, tertarik dengan pria/wanita dan menggunakan bahasa Indonesia.
Sebagai produsen atau penyedia jasa, Facebook menjadi pendekatan marketing yang sangat revolusioner.
Apa yang harus dilakukan untuk memanfaatkan peluang ini? Mengetahui bagaimana alam dunia Facebook dikenal sebagai level baru dari sebuah viral effect adalah keharusan.
Dari mana memulainya?
Sebuah contoh.
Berikut saya akan coba illustrasikan, sebut saja Pak Putu yang baru memulai usaha restorannya. Pak Putu sudah memiliki sebuah website untuk restorannya.
Dulu Pak Putu sudah melakukan pendekatan Search Engine Optimization untuk meningkatkan pengunjung websitenya, tapi itu hanya membuat websitenya dibuka dan kemudian ditinggalkan. Loyalitas pengunjung ke websitenya sangat rendah. Tidak ada interaksi di sana.
Jawabannya Facebook.
Pak Putu memulai dengan membuat account di Facebook, kemudian dia mulai membuat Pages dan Groups untuk restorannya. Dia menambahkan pelanggan-pelangannya ke dalam Groups, mengunggah foto-foto pelanggannya ataupun publik figur yang pernah makan di restorannya. Membuat sebuah album foto berisikan menu-menu favorit di restorannya.
Dia juga membagi video tour singkat di dapur restauran yang diakhiri dengan memberikan demo memasak sebuah menu oleh juru masak kesayangan mereka. Menyapa pelanggannya yang berulang tahun dan memberikan voucer gratis melalui wall mereka.
Pak Putu juga menghubungkan blog restaurannya dengan Facebook sehingga member groups di Facebook selalu mendapatkan pemberitahuan ketika blog diupdate. Ada sisi yang sangat pribadi, pelanggan Pak Putu diperlakukan seperti teman dekat yang selalu “berbagi”.
Evolusi marketing.
Sebuah do it your self marketing, informasi dan bebagai media yang Pak Putu upload di jejaring sosial ini akan direkomendasikan lagi dan lagi ketika menjadi sebuah kesepakatan sosial bahwa itu adalah sesuatu yang keren (Mbah Surip Effect).
Facebook sangat ‘pribadi’ karena ini juga kita harus berhati-hati menjaga reputasi kita, mungkin memisahkan antara profile personal dan perusahaan lebih baik. Hindari penyampaian informasi yang sama berulang-ulang, buatlah seperti buletin periodik. Menggunakan bahasa yang singkat dan padat adalah kunci sukses lainnya.
Tidak saja restoran, mungkin anda adalah pemilik sebuah perusahaan periklanan bukankah peluang ini bisa menjadi sebuah produk baru yang siap anda kemas dan tawarkan ke client-client Anda?
Anda terisnpirasi membaca artikel ini? Sekarang Anda bisa punya alasan untuk berlama-lama di depan komputer main Facebook ketika suami atau istri mengeluh. “Sayang,… aku lagi sibuk kerja.” [b]
iya setuju….
Kalo FB buat sekolah (buat education networking),manfaatnya apa2 aja?
Apa juga nge-trend di kalangan akademisi? terutama di Bali, seperti apa perkembangnnya..?
Thanks ya
Hi Lindia, kalau masalah trend di Bali kayaknya belum sampai pemanfaatan teknologi, mungkin masih terkotak lebih ke “aware” kalau teknologi ini malah bisa berakibat buruk terhadap siswa. Padahal kalau kita jeli Facebook bisa sangat powerfull dan sekaligus fun. Coba Lihat link disini ada 101 Facebook Aplikasi Facebook buat pendidikan. Semoga bermanfaat.
sela, terima kasih bagi2 ilmunya selama ini.
lcr
Iya, ntar gantian kamu yang bagi2x ilmunya sama yang lain, Hore viral effect!
membaca peluang diantara reruntuhan. bravo. thx infonya.
wah om selo bagi-bagi rejeki nih, makasi ya om
nb. kok font postingannya pecah ya di monitor saya
Pecah? Oh ya? Mungkin browsernya?
wah… tulisan ini emang enak to? mantep to?
**mbah surip mode on
Ilustrasinya mungkin bisa juga dicoba dengan project saya saat ini. thank’s infonya
mimih, selo mule dueg…
salute…
serius. sepertinya harus ada sesi khusus ngobrol soal ini. selo such an expert about fuckbooking. 😀
Ya, perlu diakui masih ada rasa “malu-malu” ketika akan “jualan” lewat facebook. Mungkin agak gengsi kalau nantinya terkesan sangat komersil. Sebenarnya hal ini bisa kita minimalis kalau pemilihan “bahasa” dan cara yang tepat.
Hayo Ngobrol™
Keren boss..maan ilmu baru biin..saluutt…TOP BGT…
😀
wah..ternyata isinya tidak seSeram judulnya!mantap oom!!
coba aah…(bukan, bukan buka restoran, tapi pemanfaatan fesbuk)
Baru kepikir nih pesbuk bia cbuat beginian. Selama ini account ku lebih banyak mati nya, makasih Om.
Ide yang bagus untuk dunia usaha, siapa tahu nanti bakal dibentuk chief marketing khusus FB 😀