Bali sejak dulu memiliki sejumlah seniman tersohor.
Dalam dunia seni patung, Bali memiliki seniman, seperti I Nyoman Tjokot, IB Nyana, I Wayan Pendet, dan IB Tilem. Masing-masing memiliki spirit mencipta dan inovasi mumpuni. Dewasa ini, seni patung Bali cenderung diidentikkan dengan pasar dan industri pariwisata karena diproduksi secara massif.
Mencermati perkembangan tersebut, Bentara Budaya Bali (BBB) bekerja sama dengan Komunitas Pematung BIASA (Bali-Indonesia Sculptors Association) menyelenggarakan pameran bersama bertajuk Dag..Dug..Plong. Pameran dibuka Rabu kemarin di BBB Jalan Prof. Ida Bagus Mantra 88 A, Ketewel. Pameran digelar hingga 1 Juni 2012 mendatang pukul 10.00-18.00 Wita.
“Pameran ini menghadirkan pematung pinisepuh yang berusia 70-an tahun, semisal Made Sukanta Wahyu, I Made Gara, Ketut Widia hingga yang terkini, masih duduk di bangku kuliah ISI Denpasar,” ujar kurator pameran, Dr. Tjok Udiana N.P.
Mengambil tema Dag..Dug..Plong atau semacam semangat kehangatan bergradag-grudug, pameran ini menampilkan sekitar 60 karya. Ada 25 pematung, dua di antaranya ialah seniman asing, Carola Vooges (Belanda) serta Marcin Kuropatwa (Polandia). Adapun patung yang dipamerkan terbuat dari beberapa materi, di antaranya kayu, kertas daur ulang, termasuk berbahan metal. Mereka menghasilkan karya-karya dengan beragam tematik, baik bernilai tradisi maupun kontemporer.
Pembukaan pameran ini menampilkan Wawan Sofwan, penggiat teater di Indonesia. Dia mementaskan pertunjukan monolog.
Pameran juga akan dimaknai dengan dialog bertajuk ‘Akademika Bentara: Diskusi Dunia Patung Bali’ pada 26 Mei 2012 mendatang pukul 18.00 di BBB. Dialog ini membahas perkembangan seni patung di Bali, dari era klasik, modern, hingga kontemporer serta dinamika sosial-budaya yang menyertainya.
Secara keseluruhan, peserta pameran Dag..Dug..Plong antara lain: Ida Bagus Alit, Ida Bagus Ari Munartha, Tjok Udiana NP, Made Sukanta Wahyu, Ketut Widia, Made Gara, Made Kania, Made Surawan, Wayan Budiarta, Made Narta, Ni Komang Atmi Kristiadewi, Ketut Lungsur, Carola Vooges, Wayan Pudja Natih, IB Gde Putu Sutama, IB Manik Kencana, Cokorda Raka, Kadek Widiana, Ketut Sunarta, Wayan Yasa Ariawan, Ketut Muja, Marcin Kuropatwa, Yadunandana, Wayan Suardana serta Nyoman Suardina.
Komunitas Pematung BIASA diketuai Ida Bagus Alit, SE. MBA. berdiri lebih dari 10 tahun, tepatnya pada 20-02-2002. Anggotanya 75 orang, mencakup seniman otodidak dan akademisi, serta kerap mengikuti berbagai pameran patung tingkat lokal, nasional maupun internasional. Karya mereka di galeri-galeri maupun museum-museum ternama, semisal di Singapura, Jepang dan Amerika Serikat. [b]
Teks dan foto dikirim Bentara Budaya Bali.