Pagi ini saya baru memastikan, semua tempat pelatihan blog kami mengalami hambatan yang sama: koneksi internetnya lelet setengah mati. Ini yang mengacaukan pelatihan kami.
Minggu kemarin, Pelatihan Blog Pelajar SMA/SMK se-Bali diadakan serentak di tiga kabupaten di Bali. Kegiatan ini merupakan kerjasama Bali Blogger Community (BBC) – Pers Mahasiswa Akademika Universitas Udayana – Sloka Institute. Pelatihan dasar blog ini diadakan di seluruh kabupaten/kota di Bali yaitu Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, Klungkung, dan Karangasem dalam dua gelombang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda lebih besar yang diadakan Persma Akademika, Workhsop Jurnalistik dan Lomba Koran Dinding tingkat Pelajar SMA/SMK se-Bali. Pelatihan blog kami masukkan dalam agenda karena, menurut kami, sudah saatnya pers abu-abu juga menggunakan media multimedia seperti blog untuk mempublikasikan karya jurnalistiknya. Kording tuh jadul banget..
Selain itu, pengenalan blog untuk pelajar juga penting karena saat ini makin banyak pelajar yang familiar dengan internet. Sayangnya, penggunaan internet ini lebih banyak untuk akses jejaring sosial semacam Facebook. Tentu saja kami tidak anti Facebook. Berjejaring itu penting. Tapi kami melihat ada kecenderungan bahwa terlalu banyak Fuckbooking, eh, Fesbukan juga tidak bagus. Pelajar perlu mengenal blog sebagai alternatif kegiatan berinternet ria.
Maka, ketika ada ide membuat pelatihan blog untuk pelajar se-Bali dari Akademika, kami dari Sloka dan BBC menyambutnya dengan suka cita untuk bekerja sama. Kami sudah lama ingin mengadakan kegiatan seperti ini.
Nah, gelombang pertama dimulai kemarin di tiga tempat: wilayah Badung dan Denpasar diadakan di SMA 4 Denpasar; wilayah Karangasem, Klungkung, dan Bangli di SMA 2 Semarapura, Klungkung; dan wilayah Jembrana di SMA 1 Negara. Tim dari BBC sebagai pemateri terbagi pula ke tiga kabupaten ini. Teman-teman dari Persma Akademika sudah ke masing-masing tempat sehari atau dua hari sebelumnya karena mereka juga memberikan pelatihan jurnalistik.
Saya sendiri sendiri kebagian kasih pelatihan blog di Klungkung. Teman lain dari BBC ada Lina, Rahaji, Winarto, Agung Pushandaka, Lode, Bani, dan Udin. Kami berbagi peran selama pelatihan. Ada yang kasih materi, ada yang membantu peserta praktik. Adapun dua tim lainnya dikoordinir Eka Dirgantara untuk di Denpasar dan Bowo untuk wilayah Jembrana.
Sekitar pukul 3 sore, pelatihan blog pun dimulai. Peserta pelatihan adalah juga peserta lomba kording di masing-masing wilayah. Di Klungkung, misalnya, ada lima tim kording yang ikut lomba kording. Mereka ini ikut juga pelatihan blog. Tiap kelompok peserta pelatihan blog ada tiga anggota. Jadi ya ada sekitar 15 peserta dengan laptop masing-masing.
Pelatihan ini diadakan di salah satu kelas SMA 2 Semarapura. Koneksi menggunakan wireless, bukan jaringan area lokal alias local area network.
Pas baru mulai sih koneksinya bagus. Ketika kami memperkenalkan teori dasar blog seperti pengertian blog, ciri-ciri atau karakter blog, tujuan orang ngeblog, jenis-jenis blog, manfaat blog, sampai mengenal penyedia blog, koneksinya oke. Kami menyampaikan materi ini sambil memperlihatkan beberapa contoh blog anggota BBC. Dan, semuanya lancar. Koneksinya cepet banget.
Tapi hambatan mulai datang ketika kami masuk praktik ngeblog. Materinya seperti mendaftar blog, konfirmasi email, memilih desain, dan seterusnya. Baru berjalan sekitar 30 menit, Rahaji sudah mengeluh. “Koneksinya ngengek. Baru mau daftar saja sudah pada macet,” katanya..
Untuk mencari koneksi internet yang lebih cepet, kami pindah tempat pelatihan. Dari yang semula di kelas, kami pindah ke lapangan terbuka. Sekitar 15 peserta itu terpaksa lesehan di tengah lapangan berharap menemukan koneksi yang lebih lancar. Hasilnya patuh dogen alias sami mawon. Koneksi benar-benar ancur!
Kami semua terjebak macet di lalu lintas dunia maya karena kecilnya jalur yang kami pakai untuk melanjutkan pelatihan ini. Karena tak ada perubahan berarti dalam hal koneksi, kami pindah kembali ke ruang kelas dengan sedikit perubahan. Beberapa laptop dimatiin sehingga hanya ada satu laptop untuk tiap kelompok. Artinya hanya ada lima laptop plus satu untuk presentasi.
Ah, tapi ini juga tak banyak menolong. Kami berjalan sangat lambat di dunia maya meski cuma untuk login, apalagi membuat tulisan baru.
Parahnya koneksi lelet ini tak hanya di Klungkung. Eka di Denpasar mengabarkan hal sama. Bowo di Negara juga demikian. Pelatihan di tiga wilayah di Bali ini terhambat ngengeknya koneksi.
Lalu, pagi ini saya baca laporan lebih panjang dari masing-masing wilayah. Ini yang ditulis John di milis BBC, “Pelatihan di SMU 4 Denpasar agak mengecewakan. Koneksinya tidak stabil karena koneksi internet yg di gunakan adalah koneksi 3G M2 saya. Ini pun dikroyok 11 notebook, dan itu juga koneksi nya tidak stabil.”
Ini tulisan Pak De di milis BBC juga. “Acara pelatihan mulai terganggu dengan koneksi yang lumayan super lemot.!! ketika registrasi user di wordpress lancar. tetapi mulai bermasalah ketika harus membuka account aktivasi email. dari sini yang mulai tersendat-sendat-nya alur pelatihan.”
Membaca laporan dari Denpasar dan Negara, saya haqqul yakin, pelatihan kami memang terhambat gara-gara leletnya koneksi internet. Niat kami untuk melatih pelajar SMA/SMK agar mereka familiar dengan blog ternyata tak berjalan lancar. Hambatan terbesarnya itu tadi, koneksi lelet setengah mati.
Begitu mengalami kemacetan internet itu, saya kok langsung inget Menteri Komunikasi dan Informatika. Saya pikir dialah yang harus bertanggung jawab membangun koneksi internet yang lebih lancar. Parahanya selama jadi menteri, saya lebih sering membaca idenya yang penuh kontroversi. Malah, terakhir dia mau membuat Rancangan Peraturan Menteri untuk memantau konten atau materi di internet.
Jadi begini, Pak Menteri. Daripada bikin aturan yang melanggar kebebasan informasi itu, lebih baik perbaiki koneksi internet kita agar lebih kenceng. Kalau koneksi lebih lancar, tentu kami bisa melatih pelajar lebih bagus lagi. Lalu, makin banyak pelajar bisa punya blog. Mereka akan punya kegiatan lain ketika berinternet.
Kalau mereka punya aktivitas lain ketika berinternet, tentu itu akan mengurangi kekhawatiran Pak Menteri bahwa mereka akan menyalahgunakan internet. Berikan dukungan, Pak. Bukan hanya larangan untuk kami. [b]
wah di sma keboo jg y… hehee
udah alumni sih..
tapi bukannya di sma4 udah ada internetnya di ruang kompi??
aku jadi kangen sekolah,keinget dulu waktu SMP,ketinggalan jauh deh,belum bisa akses internet,cuma teori doang