
Merah Putih Hijau (MPH) mengembangkan wisata edukasi pengelolaan sampah di lima desa di Kabupaten Gianyar dalam proyek MPH Responsible Tourism. Proyek tersebut dicetuskan pada tahun 2022 dan telah melibatkan Desa Keliki, Taro, Tegal Tugu, Tampaksiring, dan Pejeng. Hingga Desember 2024, wisata edukasi tersebut telah menerima 18 kunjungan dengan total pengunjung sebanyak 186 orang.
Proyek MPH Responsible Tourism merupakan hasil integrasi sistem pengelolaan sampah dengan aktivitas ekonomi lokal di bidang pariwisata. Dalam 2 tahun, proyek tersebut telah mendukung 7 usaha lokal dan menyalurkan 2.500 kg donasi kompos. Dengan demikian, kegiatan pengelolaan sampah di desa dapat mencapai ekonomi sirkular tingkat desa. Artinya, aktivitas pengelolaan sampah di TPS 3R yang menjadi destinasi wisata edukasi dapat memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat desa.
Dalam mengembangkan proyek MPH Resposible Tourism, Tim MPH masih menghadapi berbagai tantangan. “Pengembangan MPH Responsible Tourism di desa belum didukung dengan kapasitas dan keahlian para pekerja untuk menjalankan kegiatan wisata edukasi di TPS 3R,” ungkap Direktur Program MPH, Hermitianta Prasetya.
Sekolah Wira Wisata Pertamina

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Tim MPH dengan dukungan dari Pertamina Foundation menghadirkan Sekolah Wira Wisata Pertamina. “Kegiatan ini bertujuan untuk membekali staf TPS 3R dan pelaku pariwisata desa dengan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi pemandu wisata dan mengembangkan wisata edukasi pengelolaan sampah di desa”, terang pemuda yang biasa disapa Akbar ketika sesi pengenalan program kepada para peserta.
Sesi pelatihan Sekolah Wira Wisata Pertamina telah dilaksanakan pada 18-19 Desember 2024 dan diikuti oleh 25 orang peserta yang berasal dari 6 desa, yaitu Desa Keliki, Tampaksiring, Sayan, Sidan, Bakbakan, dan Tegal Tugu, Kabupaten Gianyar. Peserta yang hadir adalah pekerja TPS 3R, anggota Pokdarwis, dan perwakilan yang ditunjuk oleh desa. Pelatihan diselenggarakan di ruang pertemuan Kissidan Eco Hill, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar dengan materi Keterampilan Komunikasi, Storytelling Pengelolaan Sampah, dan Pengembangan Potensi Wisata Desa.
Para peserta merasa terbantu dengan adanya pelatihan Sekolah Wira Wisata Pertamina. “Terima kasih saya sudah dihubungkan, seperti yang saya pribadi inginkan, terutama untuk edukasi penting karena kita kan SDM di mana-mana masih kekurangan. Sekarang, MPH sudah mewadahi adanya sekolah itu kita berterima kasih banyak karena di sana kita dapat pendidikan, edukasi, di mana nanti memaparkan gimana pengelolaan sampah,” jawab I Made Sartana saat ditanya kesannya sebagai peserta.
Peluncuran MPH Responsible Tourism

Pada hari Jumat (24/01), sebanyak 21 tamu undangan dari dinas pariwisata, berbagai organisasi, pelaku pariwisata, dan perwakilan beberapa desa hadir dalam peluncuran proyek MPH Responsible Tourism di TPS 3R Desa Keliki, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Para tamu disuguhi talkshow bertema “Tantangan Pariwisata dan Pengelolaan Sampah di Bali” dengan Ni Wayan Esti Ekarini Rahayu, Adyatama Kepariwisataan & Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Hermitianta Prasetya, Direktur Program Merah Putih Hijau sebagai narasumber.
Hadirin diajak untuk merasakan pengalaman wisata edukasi keliling TPS 3R sambil mempelajari sistem pengelolaan sampah di Desa Keliki dipandu oleh Gede Adnyana, salah satu peserta Sekolah Wira Wisata Pertamina yang juga Manajer Fasilitas TPS 3R Desa Keliki.
Acara peluncuran MPH Responsible Tourism sekaligus menjadi puncak rangkaian kegiatan Sekolah Wira Wisata Pertamina. “Kesempatan di mana hari ini bisa merealisasikan ilmu yang dipelajari di Sekolah Wira Wisata. Sebelum saya ikut (pelatihan), omongan saya belum terstruktur, artinya belum bisa menentukan mana yang harus didahulukan, bagaimana caranya meng-handle audiens agar mereka tertuju pada kita. Hal-hal itu yang belum saya pelajari dari dulu. Nah, hari ini, saya bisa mempraktikkan apa yang dipelajari pada saat pelatihan. Lebih senang karena orang- orang jadi tertuju pada kita,” terang Adnyana setelah memandu para tamu belajar di TPS 3R Desa Keliki.
Para tamu mengikuti sesi wisata edukasi dengan antusias. Ketika pemandu mengajak untuk merasakan panasnya proses pengomposan, dengan mantap mereka menyentuh kompos yang berusia 2 minggu. “Senang sekali diundang Tim MPH untuk datang ke TPS 3R. Bali udah bagus banget karena sistem pengelolaan sampahnya beda dengan kota-kota lain. Aku dari Sumatera dan di Sumatera belum ada yang kaya gini. Ini ke-3 kalinya aku berkunjung ke TPS 3R di Bali. Nah ternyata, di Keliki ini bagus banget karena kita dijelasin prosesnya, berapa lama, dan juga suhunya. Kita juga ada experience untuk memegang sampahnya, komposnya, menarik sekali,” kesan Dea Pratama yang datang mewakili Kultara setelah mengikuti wisata edukasi pengelolaan sampah.
Ni Wayan Esti Ekarini Rahayu dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali juga mendukung adanya proyek MPH Responsible Tourism. “Pastinya sampah itu menjadi berkah ya. Kami tidak lagi melihat sampah itu sesuatu kotor. Seperti ekonomi sirkular itu bahwa limbah diminimalkan dan memaksimalkan sumber daya. Dari sampah di desa itu, diolah jadi pupuk, digunakan jadi subur, dan panen kembali,” ungkap Esti.
Pak Sartana, peserta Sekolah Wira Wisata Pertamina yang juga Manajer Fasilitas TPS 3R Desa Tampaksiring menyebutkan bahwa program ini bersifat berkelanjutan untuk pariwisata di Bali, Tri Hita Karana, karena pariwisata tidak bisa dipisahkan dari kebersihan. Keberlanjutan proyek MPH Responsible Tourism memerlukan kolaborasi lintas stakeholder. Melalui acara peluncuran, harapannya dapat tercipta berbagai kolaborasi untuk mendorong perkembangan MPH Responsible Tourism, ekonomi sirkular, dan pariwisata berkelanjutan di Bali.
rtp slot toto slot situs togel toto slot rtp slot slot gacor slot gacor toto slot situs gacor hari ini