Bingung mencari tempat romantis di Singaraja?
Bekas Pelabuhan Buleleng bisa jadi pilihan. Tempat ini terkenal sebagai salah satu tempat nongkrong andalan anak muda Buleleng. Selain memiliki nilai sejarah, tempat ini juga menyajikan pemandangan romantis dan budaya yang harmonis.
Bekas Pelabuhan Buleleng terletak kota Singaraja bagian utara, tepatnya di Jl. Hasanudin, berjarak sekitar 2,5 km tak jauh dari pusat keramaian kota.
Waktu yang diperlukan menuju tempat ini adalah sekitar 15 menit menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota. Bila berangkat dari terminal Banyuasri kurang lebih 30 menit.
Pengunjung tempat ini tak dikenai biaya masuk. Hanya perlu membayar parkir seharga Rp 1.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 5000 untuk kendaraan roda empat.
Di waktu senggang, tempat ini ramai dikunjungi masyarakat. Pada hari Minggu, kawasan ini biasanya digunakan warga setempat untuk sekadar berjalan-jalan, berolahraga, atau menikmati segarnya udara pagi.
Sejarah
Pelabuhan ini seakan menjadi saksi bisu peradaban masyarakat Buleleng dulu. Tak banyak yang tahu, bahwa pada zaman dahulu Buleleng adalah Ibu kota Nusa Tenggara.
Pelabuhan ini memegang peranan penting sebagai pusat perniagaan. Pada era penjajahan Belanda, pelabuhan ini digunakan untuk bongkar muat perdagangan. Selain itu juga sebagai pintu masuk wisatawan ke Bali.
Ramainya aktivitas tersebut mempengaruhi daerah kawasan pelabuhan. Muncul banyak deretan gudang sampai pertokoan sebagai sarana jual-beli. Namun semenjak pusat pemerintahan Provinsi Bali dipindahkan ke Denpasar di Bali Selatan, pelabuhan ini lambat laun kehilangan fungsinya lagi.
Di salah satu sudut pelabuhan ini terdapat tugu menjulang tinggi bernama Yuda Mandala. Tugu ini berupa patung pemuda kekar yang menghadap ke laut dengan membawa bambu runcing dengan sang saka merah putih di ujungnya. Pemerintah setempat membuat tugu ini pada tahun 1987 untuk mengenang kegigihan warga Buleleng saat mengusir penjajah.
Kini
Sekitar tahun 2002 pemerintah merenovasi berbagai sudut di pelabuhan ini untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Di pinggiran tugu dibangun taman lengkap dengan balebengongnya. Bekas dermaga kayu pada masa lampau kini diganti dengan restoran apung. Bagi yang memiliki hobi memancing bisa menyalurkan hobinya di ujung utara restoran ini atau pada beton-beton pinggir laut.
Kini eks pelabuhan ini ramai pengunjung. Di sore hari, matahari tenggelam akan terlihat cantik di ufuk barat lengkap dengan panorama laut yang segar.
Jika pengunjung lapar tak susah mencari jajanan di sini. Di sebelah utara kantor pengelolaan sudah berjajar-jajar aneka penjual makanan. Harganya pun ramah kantong.
Di dekat pintu masuk terdapat sebuah klenteng dengan nama Lin Gwan Kiong. Klenteng ini masih aktif digunakan umat Kong Hu Cu Singaraja untung bersembahyang. Namun jika ada pengunjung ingin melihat-lihat maka penjaga akan dengan senang hati mempersilakan.
Di sebelah barat areal pelabuhan terdapat pura. Pura ini biasanya dipenuhi umat Hindu ketika upacara keagamaan.
Bila malam tiba, suasana di eks Pelabuhan Buleleng ini sangat indah. Menikmati gemerlap lampu kota, beratap bintang-bintang dan ditemani deburan ombak membuat tempat romantik ini menjadi salah satu favorit kawula muda menghabiskan waktu bersama sang kekasih. [b]