Dari semula hanya berinteraksi di dunia maya, komunitas warga Tabanan kini juga turun di dunia nyata. Minggu lalu, komunitas Tabanan Lovers (Talov) mengadakan aksi sosial di tanah kelahiran mereka.
Aksi sosial tersebut diadakan di Taman Kota, Tabanan. Sekitar 300 anggota berkumpul di lapangan ini mengikuti aksi donor darah, pameran produk anggota, lomba menggambar dan melukis, diskusi, serta pertunjukan musik.
Kegiatan bertema Berbagi Kasih untuk Tabanan ini merupakan aksi sosial Talov keempat kali. Sebelum itu, mereka juga mengadakan bedah rumah serta bantuan biaya untuk warga miskin yang sakit.
Talov merupakan komunitas warga Tabanan di jejaring sosial Facebook. Hingga Minggu ini ada sekitar 1.700 anggota komunitas ini di Facebook. Anggota komunitas yang terbentuk sejak 2009 ini sebagian besar justru tinggal di luar Tabanan, seperti Denpasar, Badung, dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
“Ada pula anggota di Korea, Maladewa, dan Australia,” kata Wahya Biantara, geek yang juga penggagas komunitas ini.
Latar belakang anggota komunitas ini pun beragam. Selain pekerja swasta juga ada pegawai negeri sipil, pegawai bank, mahasiswa, bahkan Ketua DPRD Tabanan pun bergabung di grup ini.
Wahya menggagas grup ini pada 2009. Sejak awal, dia ingin mengumpulkan warga Tabanan yang aktif di jejaring sosial terutama Facebook. “Agar kami lebih mudah bisa berdiskusi isu-isu hangat di Tabanan,” ujar Wahya yang juga anggota Bali Blogger Community tersebut.
Bagi sebagian anggota, terutama yang tinggal di luar Bali, grup ini bisa menjadi tempat di mana dia mendapatkan informasi tentang Tabanan secara berkala. IGN Darma Putra, warga Tabanan yang kini jadi Kepala Cabang BNI di Sumbawa, salah satunya. Selain mendapatkan informasi tentang situasi tempat kelahirannya, Darma merasa lebih bisa berdiskusi dengan bebas tentang Tabanan.
“Ada anggota yang selalu update informasi dari lapangan sehingga kami bisa mendapatkan informasi langsung, bukan dari koran. Informasinya lebih cepat,” katanya.
Materi diskusi tersebut biasanya dari media massa. Kalau bahan diskusi tersebut di media online, mereka tinggal menyalin tautannya. Namun, kalau sumber beritanya dari koran, ada anggota yang memotret atau scan koran lalu mengunggahnya ke grup.
Dari diskusi-diskusi di dunia maya, anggota grup kemudian membuat diskusi offline dengan tema beragam, seperti internet marketing, fotografi, dan jejaring sosial.
Tak hanya diskusi, komunitas ini kemudian juga menggalang solidaritas. Awal bulan ini, mereka menggalang dana untuk membangun rumah salah satu warga di Desa Petiga, Kecamatan Marga. Melalui penggalangan dana yang dilakukan sepenuhnya lewat Facebook ini, Talov mendapatkan Rp 11 juta yang digunakan untuk membangun rumah tersebut.
Hasil penggalangan dana dan pertanggungjawabannya kemudian dilaporkan juga di jejaring sosial, termasuk blog. “Teknologi sekarang mempermudah kami untuk mengumpulkan teman dan menggalang dana,” tambah Wahya.
Made Nurbawa, anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bali yang juga anggota Talov pun mendukung pendapat Wahya. Menurut Dek Nur, begitu dia disapa, jejaring sosial seperti Facebook mempermudah dia untuk bertemu dengan teman-temannya di SD, SMP, dan SMA dulu.
Tak cuma beromantika tentang masa lalu, melalu grup tersebut, warga Tabanan di rantau pun kini bisa membangun solidaritas. Aksi sosial Minggu kemarin jadi salah satu bentuknya.
“Setelah 20 tahun lalu terakhir kali ke Taman Kota, hari ini saya kembali ke sini. Kalau tidak karena Talov, belum tentu kita bisa berkumpul di sini,” ujarnya. [b]
Foto diambil dari Talov.
Selamat buat talov dan Tabanan tercinta semoga lebih baik !