
Oleh I Nyoman Suastika
Primadona para penyelam itu mulai rusak dan rapuh.
Sebuah bangkai kapal perang milik Amerika Serikat, USS Liberty Wreck yang tenggelam kena torpedo Jepang saat Perang Dunia II menjadi primadona bagi penyelam di Tulamben. Sayangnya saat ini, shipwreck ini terlihat mulai rusak dan rapuh.
Tulamben salah satu desa di Kecamatan Kubu, Karangasem. Tulamben juga sebuah desa tua dan kuno. Desa ini mempunyai sejarah panjang yang penuh misteri. Desa di Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali ini konon pernah mengalami kejayaan sebagai daerah pelabuhan.
Namun, kejayaan Tulamben di masa lalu itu tak lagi tersisa.
Menurut mitos, hilangnya pelabuhan di Tulamben akibat grubug atau wabah penyakit massal. Tak banyak yang tahu, namun ini berdasarkan penuturan beberapa tokoh tua.
Karena sesuatu dan lain hal pelabuhan hancur dan musnah. Setelah ratusan tahun tidur, akhir-akhir ini Tulamben bangkit kembali untuk menapaki kembali masa jayanya dahulu.
Desa Tulamben memiliki pesisir pantai luas. Pesisir memberikan hikmah sangat besar bagi masyarakat desa Tulamben dan sekitarnya. Apa lagi di Tulamben ada kapal tenggelam. Kapal ini merupakan kapal kargo dari Amerika Serikat (USS Liberty) yang tenggelam pada tahun 1943.
Tenggelamnya kapal kargo Amerika Serikat ini akibat badan kapal terkena torpedo maritim kapal perang Jepang di selat Lombok pada saat Perang Dunia II. Kapal ini akan menuju Singaraja tetapi di dalam perjalanan kapal ini kemasukan air. Setelah belayar dan tiba pesisir Tulamben tidak bisa melajutkan perjalanan.
Akhirnya kapal tenggelam di pantai Tulamben. Saat baru tenggelam posisi kapal tidak miring. Tiangnya pun masih bisa terlihat.
Agak Miring
Beberapa tahun kemudian kapal ini mulai ditumbuhi karang. Bahkan semua badan kapal sudah ditutupi sama karang. Berbagai jenis terumbu karang telah tumbuh di sana. Salah satunya spong coral, karang tanduk, dan masih banyak lainnya. Terumbu karang yang berbagai jenis dijadikan rumah bagi ikan.
Ikan yang terdapat di daerah ini memiliki berbagai macam. Ada ikan yang besar dan ada pula ikan yang kecil. Ikan yang besar seperti hiu, Barakuda, Bamhead Feroxfish, dan masih banyak lainnya.
Pada tahun 1963 terjadi musibah besar di Tulamben yaitu meletusnya Gunung Agung dengan mengeluarkan larva. Aliran larva ini menuju ke laut. Secara tidak sengaja mendorong kapal yang tenggelam dan membuat posisi kapal agak miring. Selain disebabkan aliran larva juga karena abrasi.
Kapal ini mampu menjadi daya tarik sebagai tempat pariwisata. Bahkan sekarang Tulamben sudah terkenal ke mancanegara. Banyak wisatawan yang datang untuk melihat bangkai kapal tersebut. Perkembangan pariwisata Tulamben mulai berkembang pada tahun 1980an. Banyak bagunan hotel. Selain itu juga rumah makan juga banyak.
Tetapi kondisi kapal saat ini sudah memprihatinkan. Terjadi kerusakan di badan kapal sehingga bentuknya berubah. Hal ini disebabkan oleh pengkaratan oleh air laut dan hantaman gelombang besar.
Bahkan pada waktu ombak besar ada beberapa bagian kapal bergerak dan dapat membahayakan parawisatawan yang melakukan penyelaman. Apalagi saat musim liburan, bangkai kapal ini bisa dikelilingi ratusan penyelam.
Perlu diadakan pemeliharan kapal ini. Selain itu penataan kawasan pariwisata di Tulamben agar dapat berkembang berkelanjutan. Kalau tidak, Tulamben seperti juga bangkai kapal itu, bisa cepat rusak.
I Nyoman Suastika, Warga Tulamben dan pemandu selam