• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
BaleBengong
Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Mendalam
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Opini

Saatnya Bali Kembali ke Jati Dirinya, Bertani

Wayan Sukadana by Wayan Sukadana
17 April 2020
in Opini, Sosial
0
Petani mengerjakan lahannya di Jatiluwih, Tabanan. Foto Anton Muhajir.

Pandemi ini mengingatkan kembali pada pertanian yang sudah terlupakan.

Pada mulanya masyarakat Bali mata pencahariannya adalah petani. Itu kita masih bisa lihat dengan jelas dari video, foto dan sejarah Bali tempo dulu.

Selain sejarah itu, kebudayaan agraris sampai sekarang kita lihat dari sarana banten. Hampir semua banten upacara agama Hindu menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan dari pertanian dan perkebunan. Contoh kecil saja pada bahan penjor, semua menggunakan bahan pertanian dan perkebunan.

Keindahan alam Bali, kebudayaan masyarakat Bali dengan keseharian warganya sebagai petani membuat wisatawan mancanegara tertarik ke Bali. Awal mulanya wisatawan ke Bali mencari tempat nyaman untuk berkesenian. Misalnya melukis, menari dan berinteraksi dengan seniman lokal. Hal ini misalnya dilakukan Walter Spies.

Kemudian para seniman itu mengajak temannya ke Bali. Demikian seterusnya sampai ada video mengulas tentang keindahan Bali yang membuat wisatawan mancanegara ke Bali.

Pelan tapi pasti masyarakat Bali mulai menjadi pelaku pariwisata. Yang semula petani kini menjadi dagang acung, sopir travel dan bekerja di hotel. Akhirnya kita lihat dengan jelas, semula pertanian pekerjaan utama masyarakat, sekarang didominasi pelaku pariwisata. Alasan utamanya, pariwisata membuat orang lebih mudah mendapat uang. Di sisi lain, pekerjaan sebagai petani makin kehilangan gengsinya.

Kemudian Bom Bali meledak 2002. Pariwisata Bali terpuruk.

Banyak pakar dan praktisi mengatakan kembali ke jati diri Bali yaitu bertani. Menurut mereka selain karena pariwisata itu rapuh, pariwisata juga boros terhadap air dan membuat berkurangnya daya dukung lingkungan.

Setahun setelah Bom Bali, pariwisata mulai pulih. Suara yang meneriakkan kembali ke jati diri Bali berangsur menguap tak terdengar. Malah 15 tahun setelah bom Bali, pariwisata lahir kembali (reborn). Jumlah kunjungan wisatawan lebih banyak 2 kali lipat dibandingkan sebelum bom. Itu karena baiknya ekonomi dunia dan promosi pariwisata.

Pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan (stakeholder) terbuai akan kenikmatan pariwisata. Seperti ”kecanduan”, pertumbuhan akomodasi tak terkendali. Membuat banyak daerah yang tadinya air tanahnya belum intrusi, kini malah intrusi.

Pantai Kuta ditutup untuk mencegah meluasnya COVID-19. Foto Anton Muhajir.

Kemudian muncullah virus corona baru penyebab COVID-19 di tahun 2020. Semua terenyak karena sektor pariwisata yang diandalkan Bali paling terpukul dengan penyakit ini. Hotel, restoran, objek wisata dan travel semua lumpuh total. Demikian juga efek multipliernya sudah jelas baik sekarang maupun ke depan.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai dilakukan. Badai krisis membayangi. Suara lantang tentang pertanian kembali bergema di media sosial masyarakat Bali. Sejumlah tokoh pun kembali menyuarakan itu.

Agar tak kembali mengulang kesalahan kita saat tak mengambil momen kembali ke jati diri yakni pertanian. Sambil bekerja dari rumah, pemerintah bisa mulai merumuskan itu kembali. Tentu dengan para tim ahlinya, sehingga ada peta jalan tentang pertanian Bali. Misalnya dengan mengadakan moratorium perizinan akomodasi pariwisata, pengetatan rencana tata ruang wilayah yang berpihak ke pertanian dan stimulus pertanian kepada masyarakat.

Kalau bisa demikian, kita akan bisa menjadi Bali ke jati diri yakni pertanian. Pariwisata adalah bonusnya. Sehingga ketahanan pangan, keberlanjutan ekonomi lingkungan dan budaya selalu terjaga. [b]

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: AJW 2020COVID-19Pertanian
ShareTweetSendSend
Wayan Sukadana

Wayan Sukadana

Penggerak komunitas. Penikmat dan peminat musik. Sedang belajar jadi pengusaha pariwisata di tanah kelahirannya, Nusa Penida.

Related Posts

Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

Kilas Balik Gerakan Tanam Saja Sepanjang 2020

2 January 2021
Karut Marut Mendata Maut

Inovasi Layanan Rumah Sakit pun Menjadi Keniscayaan

17 December 2020
Sekolah Lapang Kompos untuk Kesuburan Tanah

Sekolah Lapang Kompos untuk Kesuburan Tanah

7 December 2020
Bersama-sama Melawan Krisis Pandemi

Bersama-sama Melawan Krisis Pandemi

1 December 2020
Bagaimana Media di Bali Memberitakan COVID-19?

Bagaimana Media di Bali Memberitakan COVID-19?

26 November 2020
Menghidupi Pandemi, Menyiasati Adaptasi

[Laporan Mendalam] Menghidupi Pandemi, Menyiasati Adaptasi

24 November 2020
Next Post
Mendengar Franky, Membangun Asa di Masa Pandemi

Mendengar Franky, Membangun Asa di Masa Pandemi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

AJW 2020
  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka Dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Mendayung Generasi Nyegara Gunung

Lirik Lagu Anak-Anak (Gending Rare) Daerah Bali

12 October 2010
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

Begini Lho Cara Minum Wine yang Benar

23 February 2018

Bali di tahun 1910

7 September 2010
Kenapa Kita Harus Tidur? Inilah Jawabannya

Kenapa Kita Harus Tidur? Inilah Jawabannya

1

Profil Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah

11
FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

FRONTIER dan WALHI Usul Lokasi Pusat Kebudayaan Terpadu Dipindah

1

Korban Kekerasan Anak dan Perempuan di Bali Terus Bertambah

1
Turut Prihatin dengan Logika Penulis Seword

Turut Prihatin dengan Logika Penulis Seword

11
Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

20 January 2021
Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

19 January 2021
Musik Becik di Tahun Panik 2020

Musik Becik di Tahun Panik 2020

18 January 2021
Shankar Rilis “Holy Funeral”

Shankar Rilis “Holy Funeral”

18 January 2021
Siasat Warga Lovina di Tengah Corona

Siasat Warga Lovina di Tengah Corona

18 January 2021

Kabar Terbaru

Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

Cerita Pandemi dari Lovina yang Sunyi

20 January 2021
Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

Dipotong 4 Bulan, PT Denpasar Putus Jrx 10 Bulan

19 January 2021
Musik Becik di Tahun Panik 2020

Musik Becik di Tahun Panik 2020

18 January 2021
Shankar Rilis “Holy Funeral”

Shankar Rilis “Holy Funeral”

18 January 2021
BaleBengong

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com