Ketika lonjakan kasus Covid-19 meninggi pada Juli-Agustus 2021 silam, Bali termasuk salah satu provinsi dengan jumlah terbanyak. Beberapa fasilitas kesehatan (faskes) mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan (alkes), baik untuk penanganan pasien maupun perlindungan tenaga kesehatan. Salah satu contohnya adalah kebutuhan oksigen. Karena persediaannya yang langka, saat itu kebutuhan oksigen dijatah untuk setiap faskes. Kerapkali, jatah oksigen itu tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien yang terus bertambah setiap hari.
Sebagai bagian dari program penanggulangan Covid-19, Yayasan IDEP Selaras Alam (IDEP) melakukan serangkaian distribusi alkes ke sejumlah fasilitas kesehatan dan komunitas/kelompok warga di Bali. Para penerima bantuan alkes ini terdiri dari tiga rumah sakit, empat puskesmas, satu klinik, satu fasilitas layanan PMI, dan 11 komunitas/kelompok warga. Mereka tersebar di tujuh kabupaten/kota seperti Gianyar, Karangasem, Badung, Klungkung, Jembrana, Buleleng, dan Denpasar.
Program ini dilakukan IDEP dalam kerjasama dengan Save the Children Indonesia didukung oleh Pemerintah Australia Barat. Program yang dimulai sejak November 2021 ini bertujuan untuk mendukung penanggulangan Covid-19 yang sedang dilakukan Pemerintah dan semua pihak terkait. Di samping itu, program ini juga dimaksudkan agar penyedia layanan kesehatan dan juga komunitas yang rentan dapat mengurangi risiko terpapar virus corona. Apalagi varian baru virus ini terus bermunculan. Setelah Delta, kini varian Omicron menjadi ancaman.
Alkes yang didistribusikan berupa oksigen konsentrator, oximeter, tabung oksigen silinder, masker N95, masker medis, sarung tangan non-steril, apron disposable lengan pendek, headcover, dan paket tes rapid antigen. Barang-barang ini ditargetkan untuk selesai didistribusikan sebelum liburan Natal dan Tahun Baru untuk mengantisipasi mobilitas orang masuk dan keluar Bali.
Program distribusi alkes ini secara resmi dimulai dengan seremoni serah-terima simbolis yang berlangsung di Graha Sabha Utama RSUD Sanjiwani, Gianyar. Serah-terima yang digelar pada Rabu (22/12) lalu dihadiri perwakilan Satgas Covid Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, Save the Children Indonesia, dan para penerima bantuan alkes.
Selain serah-terima simbolis, seremoni juga diisi dengan sesi peragaan cara penggunaan alat kesehatan seperti oksigen konsentrator dan oximeter yang nanti akan diterima kelompok warga atau komunitas. Selepas itu, para penerima yang hadir juga diajak untuk bertukar cerita tentang situasi yang dihadapi selama pandemi dan apa kontribusi bantuan alkes bagi masing-masing mereka.
Kendati ditandai dengan serah-terima simbolis, distribusi bantuan alkes ini sesungguhnya telah dimulai sehari sebelumnya. Lokasi distribusinya berada di Gianyar dan Karangasem. Di Gianyar, penerima bantuan alkes adalah RSUD Sanjiwani, Puskesmas Sukawati, dan Klinik Bumi Sehat. Sementara di Karangasem, penerimanya adalah RSUD Karangasem dan Puskesmas Kubu.
Kebutuhan untuk tabung oksigen, APD, hingga alat tes rapid antigen kerapkali tinggi. Namun yang sering terjadi adalah fasilitas kesehatan tidak memiliki stok yang cukup. Apalagi ketika lonjakan kasus sedang tinggi-tingginya. Hal ini dialami RSUD Sanjiwani dan Klinik Bumi Sehat. “Karena kebutuhan oksigen sangat tinggi saat itu (Juli – Agustus 2021) dan supaya tidak saling berebutan, oksigen untuk kami dijatah setiap harinya,” ungkap salah satu perwakilan RSUD Sanjiwani.
Di Klinik Bumi Sehat yang fokus melayani persalinan, situasinya hampir serupa. Dengan bantuan alkes ini, mereka merasa akan lebih terbantu dalam memberikan pelayanan maksimal bagi pasien yang melahirkan.
Kendati berpacu dengan waktu, distribusi alkes akan terus dilakukan ke sejumlah faskes dan kelompok/komunitas warga. Beberapa faskes yang yang akan menerima bantuan alkes ini adalah RS Bali Mandara di Denpasar serta Puskesmas Nusa Penida 1 dan Puskesmas Nusa Penida 3 di Kabupaten Klungkung. Selain itu, penerima lainnya merupakan 11 kelompok/komunitas yang terlibat dalam upaya penanggulangan Covid-19 dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Di Karangasem, ada East Bali Poverty Project (EBPP).
Di Denpasar, ada Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK), Pramuka Kwarda Bali, Forum Relawan Bali, dan Forum Wapena Bali. Di Badung, ada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Apik Bali dan Balawista Kuta. Di Jembrana, ada komunitas Base Bali. Sementara di Buleleng, ada Yayasan Pilang dan Serikat Petani Suka Makmur (SPSM).