• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, June 18, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Raja Arab dan Negara Teater di Bali

Made Supriatma by Made Supriatma
2 March 2017
in Berita Utama, Opini
0 0
0
Presiden Jokowi menyambut Raja Arab Saudi di Istana Bogor. Foto Setkab.

Bagaimana hubungan antara Raja Arab dengan Bali?

Sebelum mendarat di Jakarta pada 1 Maret kemarin, penguasa Kerajaan Arab Saudi mengadakan kunjungan ke Malaysia. Saya mengintip laporan media-media Malaysia tentang kunjungan itu. Sambutannya berbeda.

Sekalipun suasana hati publik di Malaysia merasakan adanya kunjungan orang penting, namun Raja Arab Saudi, Salman tidak mendapat sambutan segempita di Indonesia.

Mungkin situasi politik di kedua negara ini berbeda. Malaysia adalah sebuah negara yang jauh bisa dikatakan demokratis. Mereka tidak punya perdebatan politik setajam kita.

Di Indonesia, penyambutan terhadap Raja Salman langsung menjadi ajang pertikaian partisan. Bukan antara pro dan anti-Raja Salman namun antara siapa yang paling ‘dekat’ dan paling ‘absah’ (legitimate) untuk mengidentifikasikan diri dengannya.

Kita melihat elite politik pun bermanuver. Salaman dengan Raja ini dengan segera menjadi perdebatan sengit. Pihak yang berada di luar pemerintahan berusaha mendapatkan akses untuk bisa berdekatan dengan sang raja. Pihak yang resmi mendapatkan akses menemui Raja Arab menggelembungkannya sedemikian rupa.

Perang partisan ini mengangkat suasana hati publik. Raja Salman agaknya menjadi salah satu tamu negara terpenting yang pernah berkunjung ke Indonesia. Hanya saja, tidak dalam kerangka ekonomi. Tidak pula dalam kerangka politik.

Indonesia hanya mendapat $6 milyar investasi. Negara yang jauh lebih besar dari Malaysia ini mendapat investasi lebih kecil. Dari sisi politik pun hampir tidak ada hal siginifikan yang dibicarakan. Tidak ada sikap keras terhadap Israel. Apalagi kegarangan membela nasib bangsa Palestina.

Namun, kunjungan ini mendapatkan bobotnya dalam segi pertunjukan ‘kekuasaan simbolik’ (symbolic power).

Harian The New York Times menurunkan laporan tentang kunjungan Raja Salman ke Asia ini. “Anda boleh bilang bahwa ini adalah diplomasi gemerlap,” demikian kalimat pertama artikel itu.

Iya memang betul-betul gemerlap. Mereka datang dengan 6 pesawat jet supermewah, satu hercules C-130 untuk mengangkut 506 ton kargo, dua mobil Mercedes-Benz S600, dan dua elevator elektrik.

Perlu 572 pekerja hanya untuk mengurusi koper dari delegasi yang berjumlah 1,500 orang. Mereka antara lain terdiri dari 25 Pangeran yang juga pejabat tinggi, 10 menteri, dan 100 petugas keamanan.

Negara Teater

Setelah kunjungan resmi di Jakarta, rombongan ini akan berlibur di Bali.

Apa? Bali? Iya! Bali!

Pameran kemewahan yang luar biasa oleh Raja Arab Saudi ini membuat saya membuka kembali buku lama, yang untuk saya sangat sulit. Sekali pun tidak persis, toh saya bisa memahami bagaimana pameran kekuasaan dan pameran kekayaan ini bekerja dalam hubungan kekuasaan antara Indonesia dan Saudi Arabia.

Adalah Clifford Geertz yang pada tahun 1980 mengeluarkan sebuah buku tentang ‘Negara” yang diklaimnya sebagai ‘Negara Teater’. Geertz mengulas tentang ‘symbolic power’ dalam negara dalam studi kasusnya tentang Bali pada abad ke 19.

Untuk Geertz, negara tidak melulu terdiri dari basis material seperti yang dipahami lewat pendekatan Marxis. Tidak juga melulu sebagai institusi yang mewakili kepentingan kekuatan-kekuatan di dalamnya seperti dalam pemikiran liberal pluralis. Negara juga tidak seperti polisi dalam pengertian Hobessian atau pemegang monopoli kekerasan dalam pengertian Weber.

Dengan mengambil kasus Bali, Geertz mengatakan bahwa kekuasaan simbolik juga sangat penting. Dia mengembang sebuah teori politik bahwa negara juga dibangun lewat kekuasaan puitik (poetics of power) lewat berbagai macam upacara — di mana semua partisipannya adalah pemegang-pemegang peran (roles) baik sebagai pemimpin upacara, pengatur panggung, pelayan, pemain, dan lain sebagainya.

“Power served pomp, not pomp power,” demikian diktum Geertz. Kekuasaan mengabdi pada kemegahan, namun bukan kemegahan kekuasaan.

Sesungguhnya apa yang terlihat pada kunjungan Raja Salman ini adalah sebuah kekuasaan simbolik luar biasa. Untuk saya, bukan kemewahan dan kemegahan Raja Salman yang mempesona saya. Yang sangat istimewa untuk saya, sebagai orang yang belajar ilmu-ilmu sosial, adalah kosntruksi publik Indonesia terhadap Raja Salman. Pertunjukan kemewahannya tidak mendapat perhatian di Malaysia, yang juga negara mayoritas Muslim.

Kita, publik Indonesia, benar-benar memunculkan kekuasaan simbolik Raja Salman hingga ke tingkat yang maksimal. Dia tidak saja kita terima dengan normal sebagai sebuah kepala dari sebuah negara. Kita memperlakukannya sebagai sebuah model ideal, sebagai sebuah (mengutip Geertz) “exemplary center.”

Salman dan Arab Saudi adalah “exemplary center.” Tempat kita berkiblat, di mana semua serba mewah, pangeran serba ganteng, putri-putri kerajaan dengan kecantikan kelas dunia. Ditambah lagi, Arab Saudi memang memiliki bobot relijius. Jadilah dia seperti surga, ‘exemplary center’ dalam tingkatnya yang paling tinggi.

Bangunan kekuasaan puitik ini jelas menyembunyikan kenyataan. Saudi adalah negara di mana rakyatnya harus mengetatkan ikat pinggang karena kesulitan ekonomi (namun toh elitenya tetap bergelimang kemewahan).

Ini adalah negara di mana tidak ada kebebasan. Hanya boleh ada satu agama dengan satu aliran. Tidak ada hak untuk perempuan. Rekor dalam pelaksanaan hak-hak asasi yang rendah. Persoalan perlakukan terhadap buruh migran. Hingga ke soal jatuhnya crane yang hingga saat ini pun ganti ruginya tidak jelas.

Persis, di balik karpet kemewahan dan kekuasaan simbolik itu, terbenam tulang belulang. [b]

Tags: OpiniPolitikRaja Arab
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Made Supriatma

Made Supriatma

Made Supriatma, editor pada Joyo Indonesia News Service (JoyoNews) dan peneliti masalah-masalah konflik etnis dan kekerasan komunal. Tinggal di New Jersey, Amerika Serikat.

Related Posts

Suka Duka OSS: Desa Tidak Tahu Pembangunan Baru

Menjawab Permasalahan Perizinan Berusaha di OSS

27 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
Kesetaraan Perempuan Bali ala Banjar Kekeran

Menjadi Perempuan Versiku

8 May 2025
Duta Budaya atau Duta Kapitalisme? Mengkritik Beauty Pageant di Bali di Tengah Overtourism

Duta Budaya atau Duta Kapitalisme? Mengkritik Beauty Pageant di Bali di Tengah Overtourism

27 April 2025
matan AI

Dusta Ajeg Bali

11 February 2025
Penyiaran di Indonesia Bermasalah ditambah Revisi Regulasinya

Penyiaran di Indonesia Bermasalah ditambah Revisi Regulasinya

17 May 2024
Next Post
Empat Fakta tentang Ikan yang Perlu Kita Tahu

Empat Fakta tentang Ikan yang Perlu Kita Tahu

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Rata-Rata Sekolah Dasar Negeri di Bali Memiliki Ruang Kelas Rusak

Rata-Rata Sekolah Dasar Negeri di Bali Memiliki Ruang Kelas Rusak

18 June 2025
Perjalanan Penyanyi Bali Legendaris Dealot

Perjalanan Penyanyi Bali Legendaris Dealot

17 June 2025
Pariwisata Bergeliat, Konflik Tanah pun Menguat

Pariwisata Bergeliat, Konflik Tanah pun Menguat

16 June 2025
Tiga Film di Balinale Soroti Isu Sosial

Tiga Film di Balinale Soroti Isu Sosial

15 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia