Teks Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim, Foto Anton Muhajir
Pulau-pulau kecil di dunia, termasuk Bali, rentan mengalami dampak buruk akibat perubahan iklim. Jika tidak ditangani dengan baik, Bali akan tenggelam. Hal ini mengemuka dalam Seminar Adaptasi terhadap Perubahan Iklim di Kepulauan dan Pesisir dalam Kerangka Pembangunan Berkelanjutan di Denpasar. Seminar diadakan oleh Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim (KBPI), koalisi LSM di Bali yang berkiprah dalam perubahan iklim, pada Selasa ini .
Berdasarkan lembar informasi yang dibuat KBPI, kenaikan suhu bumi mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Akibatnya, beberapa negara kepualaun pun kini terancam. Menurut laporan dari pertemuan para pihak Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC) tahun 2005, kenaikan permukaan laut 1 meter akan menyebabkan Maladewa (Maldive) tenggelam sama sekali. Di Grenada, kenaikan 50 cm saja akan menenggelamkan 60 persen pantainya.
Di Indonesia pun beberapa pulau kecil terancam akan tenggelam. Di Bali, yang diprediksi tenggelam adalah Nusa Penida. Beberapa pulau lain yang diprediksi tenggelam adalah Bangka Belitung di Kepulauan Riau, Pulau Solor di NTT, Pulau Wetar, Obi dan Kai di Maluku serta pulau Gag di Papua.
Salah satu sebabnya adalah karena kebijakan pemerintah yang tidak mendukung agenda adaptasi di kepulauan kecil dan selain itu terjadi pembiaran yang berpotensi menyebabkan maladaptive.
Adapun kebijakan dan pembiaran tersebut misalnya adalah mendorong pariwisata massal di pulau kecil. Hal ini dilakukan karena sebuah pulau kecil, termasuk Bali di dalamnya, sering kali merupakan daratan dengan pantai yang indah dan eksotis sehingga mendorong pemerintah mengembangkannya menjadi obyek pariwisata massal.
Kebijakan untuk memberikan peluang bagi industri pariwisata, terutama yang tidak ramah lingkungan dan sosial untuk melakukan ekspansi dapat berdampak bagi daya dukung dan daya tampung pulau tersebut. Misalnya pengembangan resort dan lapangan golf akan meningkatkan alih fungsi kawasan produktif, seperti lahan pertanian dan hutan menjadi bangunan komersial dan meningkatkan konsumsi air yang sudah terbatas jumlahnya dan perusakan terumbu karang akibat wisata bahari.
Walaupun merupakan negara kepulauan, Indonesia dalam melaksanakan kebijakan maupun lobby di tingkat internasional kurang memperhatikan adaptasi terutama untuk kawasan kepulauan dan pesisir. Di dalam Rencana Nasional Menghadapi Perubahan Iklim, titik beratnya adalah mitigasi atau mengurangi emisi gas rumah kaca, dan kurang pada adaptasi atau penyesuaian menghadapi perubahan iklim. Karena itulah KBPI mendesak agar pemerintah Indonesia melakukan adaptasi dan mitgasi terhadap pemanasan global ini.
Seminar yang diadakan KBPI sendiri diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, KBPI juga menggelar semiloka untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pemanasan global yang terkait dengan perubahan iklim, terutama dampak di wilayah kepulauan (kecil dan menengah) serta pesisir. [b]
Untuk info lebih lanjut hubungi
KOLABORASI BALI untuk PERUBAHAN IKLIM
Jl. Pengubengan Kauh 94, Kerobokan, Kuta, Bali
Telp/fax +62 (361) 735321/20, CP : Siska 085238777721
e?mail: [email protected]
www.worldsilentday.org
Yah…, kalau memang pemanasan global berkelanjutan, dan peningkatan air laut memang benar terus berlanjut, tinggal menunggu waktu saja.
sudah waktunya mempersiapkan diri untuk melakukan hal yang baik, janganlah bermimpi punya ini itu semua akan musnah
Orang bali jangan meninggalkan asta dewatanya dan upacara yajnanya…
Dan tetap menjaga lingkungan dengan baik serta pura/kuil harus tetap disucikan dan orang-orangnyapun juga tidak melupakan dirinya untuk bebas dari perbuatan yang melenceng dari ajaran DHARMA