• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, November 9, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru Kabar

Perihal Arak dan Cerita-cerita di Baliknya

Rizky Afriansyah by Rizky Afriansyah
12 March 2019
in Kabar
0 0
2
Pembuat arak menuangkan produknya di Karangasem.

Mata yang merah, tenggorokan yang panas.

Lima pemuda duduk melingkar. Satu kawan saya, tiga teman dari kawan saya, satu persatu saling memperkenalkan diri. Di tengah berdiri tegak botol besar 1 liter yang berisikan arak Bali.

Dia bersandingkan dengan sebotol minuman bersoda dan berserakan jajanan di sekitarnya. Botol kecil yang telah dirobek dan diambil bagian bawahnya kini dialih fungsikan sebagai cangkir untuk minum.

Satu di antara kami memiliki tugas untuk memimpin dan menuangkan arak ke cangkir dan membagikannya secara melingkar berurutan.

Mereka bilang saya tak lemah. Mereka juga mengatakan orang Surabaya terbiasa minum. Begitu mereka menyindir saya. Jangankan menenggak, tercium aromanya ketika hendak meminumnya saja saya tak mampu.

Namun, mereka begitu memaksa dan menikmati setiap tegukan ketika saya hanya mencoba membaur menjadi lambang kekuatan manusia Surabaya dalam menghadapi tiap tetesnya. Apakah mereka tidak merasa saya sengaja menguatkan diri dengan sedikit menahan napas agar melewati fase “tercium aroma” ketika menenggak cangkir di tiap putarannya?

Pada saat bersamaan ketika cangkir sedang berpindah dari satu tangan ke tangan lain, terdapat diskusi ringan di dalamnya. Bahkan kadang kala terjadi pula diskusi berat dengan tema yang menyudutkan salah satu di antara mereka, yang mana hanya bisa diam dan mengesampingkan ego.

“Sepuluh ribu pertama..” Kalimat ini sering tersuarakan dari mulut anak muda yang sedang berkumpul dengan kawannya. Kalimat itu mengisyaratkan untuk “cuk-cukan” dalam Bahasa bali yang memiliki arti patungan untuk membeli arak.

Aktivitas minum arak menjadi suatu fenemona dan sudah menjadi suatu kewajaran di tengah kehidupan anak muda Bali. Entah itu hanya sekadar berkumpul di rumah atau terdapat suatu acara diskusi, pameran seni, pementasan teater, dan sebagainya.

Entah mengapa aktivitas minum arak ini seperti menjadi suatu kewajiban.

Teringat ketika saya masih hidup dan tinggal di Surabaya, aktivitas meminum minuman keras hanya kami laksanakan pada saat akhir pekan dan saat ada momen istimewa seperti perayaan ulang tahun salah satu kawan.

Saya masih belum terbiasa dengan aktivitas minum tiap harinya. Ketika di Surabaya bisa dikatakan susah untuk mencari minuman berakohol. Umumnya hanya kafe, bar, atau club yang menjualnya. Itu pun bisa didapatkan dengan harga yang relatif mahal.

Namun, ketika berada di Bali saya menjumpai banyak tempat yang menjual minuman beralkohol. Banyak toko kecil bertuliskan “sedia arak”. Bahkan betapa kagetnya saya ketika memasuki sebuah minimarket modern pun menyediakannya.

Suatu pagi saya menghampiri sebuah kafe. Betapa terkejutnya ketika melihat daftar menu, di mana harga secangkir kopi dan segelas jus buah nyatanya lebih mahal ketimbang minuman beralkohol. Inilah momen yang menyadarkan saya bahwa sehat itu memang mahal. [b]

Tags: BudayaSosial
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Rizky Afriansyah

Rizky Afriansyah

Normal will never be amazing!

Related Posts

Sanggah Kemulan Bermakna Unik dari Susunan Bambu di Desa Pedawa

Sanggah Kemulan Bermakna Unik dari Susunan Bambu di Desa Pedawa

25 July 2025
Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Lebih dari Sekadar Wastra, Ragam Ekspresi di Roman Muka

Lebih dari Sekadar Wastra, Ragam Ekspresi di Roman Muka

22 July 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Next Post
Kegelisahan Suta pada Plastik Pembunuh Samudera

Kegelisahan Suta pada Plastik Pembunuh Samudera

Comments 2

  1. Said Idaham says:
    7 years ago

    salah satu media pemersatu

    Reply
  2. Rijal says:
    7 years ago

    Mantaaab bang pep… saya tunggu kisah kisah lainnya

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia