• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, May 21, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Pengina Putih, Jalan Menuju Belanda

Anton Muhajir by Anton Muhajir
5 October 2010
in Kabar Baru, Sosial, Sosok
0 0
0

Teks Astarini Ditha, Foto Anton Muhajir

“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia…”

Bait lagu itu tepat menggambarkan Wayan Mertayani, gadis desa asal Kecamatan Abang, Karangasem yang bisa melali hingga negeri Belanda meski terlilit kemiskinan. Dia bahkan tak pernah bermimpi. Dia tak bakal menduga dirinya akan menginjakkan kaki di Belanda. Semua berkat selembar foto seekor ayam pengina putih, Wayan kejatuhan berkah.

Wayan menceritakan pengalamannya tersebut Minggu kemarin di Kelas Menulis Jurnalisme Warga yang diadakan Sloka Institute. Dia berbagi bersama para peserta didampingi adiknya, Nengah Jati, dan ibunya, Ni Nengah Kirem.

Mei 2010 lalu, Wayan baru saja bertandang ke negeri kincir angin. Wayan beserta Nengah adiknya dan Merry salah seorang kenalannya menjelajah ke beberapa tempat menarik di sana selama sepuluh hari. Keberangkatan Wayan ke Belanda merupakan hadiah dari keberhasilannya memenangkan Lomba Foto yang diselenggarakan Anne Frank House, sebuah museum di Belanda.

“Wah, rasanya senang sekali. Pokoknya senang saja, susah jelasinnya,” ujar gadis berkulit gelap ini tersipu ketika ditanya seperti apa rasanya bisa berjalan-jalan ke Belanda.

Merry, seorang wanita asal Papua yang memiliki vila di daerah Amed, mengenalkan Wayan pada Dolly saudara Merry yang bermukim di Belanda. Dolly, yang ketika itu sedang berlibur di Amed, mengenalkannya sosok Anne Frank pada Wayan.

“Bu Dolly yang kasih pinjam buku diarinya Anne Frank,” papar Wayan yang memiliki kegemaran membaca buku.

Usai membaca buku itu, Wayan terus mendapat dorongan dari Dolly untuk menulis cerita hidupnya beserta foto. Alhasil dengan kamera pinjaman dari Dolly, Wayan mengumpulkan 15 foto. Kelimabelas foto berobjek ayam pengina putih peliharaannya beserta karangan yang menceritakan hidupnya yang miskin dia kirim untuk ikut kompetisi foto internasional tersebut.

Tiga bulan setelah mengirim foto itu, pada bulan Desember, Merry memberi kabar kemenangan. Wayan, juga para kerabat dan tetangga, awalnya tidak percaya. Hingga ia pun berangkat dan kembali dari Belanda. Keberhasilan gadis kelahiran 1995 ini akhirnya tersiar di beberapa media nasional.

“Iya, waktu itu sempat diwawancara SCTV, TPI dan TV One,” kenang Wayan yang diiyakan ibunya.

Kekaguman pada Anne Frank
Wayan amat mengidolakan sosok Anne Frank. Gadis Yahudi yang lahir di Frankfurt – Jerman ini pindah ke Belanda dan terpaksa hijrah ke Amsterdam ketika Adolf Hitler berhasil mengusai wilayah itu. Nazi yang anti Yahudi mulai memburu orang-orang Yahudi dan tak segan menerapkan kekerasan, menjadi teror bagi keluarga Frank.

Selama bersembunyi di Amsterdam inilah, Anne Frank rajin menulis diari. Kisah hidup Anne Frank yang terekam dalam catatan hariannya baik harapan, mimpi, rasa frustasinya dan lainnya menginspirasi Wayan tentang banyak hal, terlebih soal kebebasan.

Wayan yang bercita-cita ingin jadi jurnalis dengan fasih menuturkan tiap detil kisah hidup Anne Frank. “Dia menuliskan semuanya di diarinya. Tapi umur 14 tahun dia tertangkap oleh pasukan Nazi, dan mati keracunan,” ujarnya.

Lanjutnya lagi, setelah kejadian itu Otto ayah Anne Frank mengumpulkan catatan diari putrinya yang bereceran dan berinisiatif untuk menerbitkannya.

“Saya kagum pada kepribadiannya Anne Frank yang tegar, tidak menyerah dan tidak mengecilkan dirinya sendiri,” ujarnya.

Tentang Masa Depan
Wayan yang kini tercatat sebagai siswi kelas 1 SMA Swastiastu Kebon, Abang tinggal bersama seorang ibu dan adiknya Nengah di Bias Lantang. Usia tiga tahun ia sudah ditinggalkan ayahnya. Lantaran masalah internal keluarga, Wayan, ibu dan adiknya memutuskan kembali ke rumah orang tua ibunya di Desa Culik tanpa membawa peninggalan ayahnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka membuka warung kecil di dekat bale banjar. Meski dengan latar belakang ekonomi yang marjinal, Wayan tak lantas harus melipat mimpinya. Ia tetap ingin jadi jurnalis dan menekuni fotografi. Hidupnya yang susah tak sering membuatnya mengeluh. “Saya ingin jadi jurnalis, senangnya banyak. Bisa kenal banyak orang, tahu informasi dari dunia. Tetapi susahnya juga ada, misalnya proses liputannya,” katanya.

Melalui fotonya yang sederhana ia membagi cerita tentang hidupnya dan masa depan yang ingin diraihnya. Dari kelima belas foto yang ia kirimkan, semuanya fokus pada si ayam pengina putih dengan latar yang berbeda-beda. Satu foto yang memenangkan perlombaan itu, ia analogikan seperti hidupnya.  “Ini kok kayak hidup aku ya,” ujarnya dengan mimik wajah gembira.

Tuturnya lagi, ayam pengina putih yang berumah di dahan pohon Santan dan Karet yang berjalinan dan bercabang, persis seperti hidupnya yang berliku-liku, susah; yang bila hujan rumah bocor, bila panas kepanasan. Sedang, hamparan langit senja yang berwarna merah Wayan ibaratkan sebagai masa depannya yang cerah.

Wayan, berbekal oleh-oleh sebuah kamera dan DVD Anne Frank dari Belanda kelak semoga menjadi perempuan yang hebat dan menginspirasi banyak orang dengan semangat dan perjuangannya. Selalu ada jalan, seperti meminjam sebuah judul karangan, Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma! [b]

Tags: KarangasemSosokWayan Mertayani
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Kegigihan Hampir 40 Tahun dalam Mempertahankan Kerajinan Lontar 

Kegigihan Hampir 40 Tahun dalam Mempertahankan Kerajinan Lontar 

14 November 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Puri Agung Karangasem, Wujud Akulturasi Tiga Budaya

Puri Agung Karangasem, Wujud Akulturasi Tiga Budaya

28 August 2021
Ketut Ismaya

Mantan Preman dan Suka Dukanya

2 December 2020
Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

1 December 2020
Next Post
Melepas Kepergian Mantan Bupati Bangli

Melepas Kepergian Mantan Bupati Bangli

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
Menghidupkan Jaje Sengait, Melestarikan Pohon Aren Pedawa

Menghidupkan Jaje Sengait, Melestarikan Pohon Aren Pedawa

21 May 2025
Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

20 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia