Menindaklanjuti tulisan pertama kami, maka kami akan melanjutkan informasi mengenai sebuah patung yang tak kunjung datang, yaitu patung Soekarno.
Hingga saat ini perempatan di Kediri, Tabanan itu masih hanya sebuah lingkaran tanpa penghuni. Sungguh menyesakkan memang. Terhitung dari tulisan pertama yang kami angkat, ternyata patung itu tak kunjung datang hingga kini.
Apa masalahnya? Pertanyaan itu timbul mungkin dari benak kalian juga.
Warga Tabanan yang kami tanya juga berpendapat sama, mau jadi apakah perempatan itu selanjutnya? Apakah perempatan itu akan dijadikan lahan oleh para caleg untuk memasang baliho mereka? Ehm, entahlah…..
Menurut sumber dari dalam, ternyata patung itu belum selesai padahal perjanjiannya itu setelah patung lama dipugar patung yang baru akan segera didirkan. Kemungkinan katanya si pendonasi ini meminta sejumlah uang “terima kasih”. Bukan sebagai kesepakatan awal yaitu sebuah hadiah kepada Bupati, tepatnya ibu bupati.
Skenario kedua mengatakan bahwa patung itu adalah sebuah hadiah tapi menghindari adanya gratifikasi, sang bupati mengalihkan isu menjadi, sebuah proyek yang didanai oleh, uang dari pemda. Termasuk dari pembuatan hingga pemasangan patung dalam artian patung itu dibeli bukan sebagai hadiah.
Dari informasi itulah kemungkinan bupati bisa memblow up proyek tersebut, hingga Rp 900 juta. Tidak mengherankan sampai saat ini “patung itu tak kunjung datang”. Sungguh menyedihkan kalo informasi itu benar-benar terjadi, tak disangka bakal menjadi seperti ini jadinya.
Kami sebagai warga Tabanan tidak dapat informasi terbuka apapun dari sang bupati maupun Pemda Tabanan. Seolah-olah kasus ini sengaja ditutup-tutupi hingga masyarakat bisa melupakan patung itu sedikit demi sedikit.
Kami cuma bisa berdoa dan berharap yang terbaik bagi Tabanan dan patung itu, nasi sudah menjadi bubur, bila itu terjadi kita hanya bisa menunggu hukuman terberat yaitu dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa saja. [b]