Refleksi diri dan toleransi dikumandangkan ketika Nyepi dan awal Ramadhan barengan. Umat Hindu merayakan Nyepi pada 22 Maret, sedangkan sholat Tarawih umat Islam sebagai awal Ramadhan juga pada malam, hari yang sama.
Hanafi, warga Desa Kaliasem yang populer dengan Lovina ini membagi foto-foto dan videonya saat sholat taraweh pertama pada malam Nyepi. Ia dan warga berjalan kaki menuju MAsjid Ukhwatul Islam dengan berjalan kaki, ditemani pecalang.
Sampai masjid, suasana gelap karena minim penerangan. Sholat terasa lebih khusyuk. Suasana temaram. Tidak semua warga ke masjid, sebagian besar memiliki sholat di rumah. Hanya yang rumahnya dekat tempat ibadah. Hanafi merasa toleransi beragama sangat lekat.
Sementara itu, langit saat Nyepi terlihat kelap kelip bintang karena tak terhalang polusi cahaya setiap harinya. Hujan sempat mampir di malam hari, membasuh proses Pengerupukan beberapa jam sebelumnya.
Sebelum Nyepi, umat Hindu di Bali akan mengadakan Melasti (penyucian bumi) dan Pangerupukan (parade ogoh-ogoh) berlangsung berbasis desa adat.
Saat Nyepi, ada sejumlah ketentuan seperti tahun sebelumnya, Pertama, seluruh aktivitas dan transportasi termasuk bandara terhenti. Layanan data seluler dan IPTV (Internet Protocol Television) dimatikan namun kabel optik masih on agar tidak menghambat layanan darurat. Dimulai Rabu, 22 Maret 2023 pukul 06.00 wita hingga Kamis, 23 Maret pukul 06.00 WITA.
Sementara itu sholat Tarawih berlangsung di rumah masing-masing atau tempat ibadah terdekat, dengan jalan kaki, tanpa pengeras suara, dan penerangan terbatas.
Nanti bagi ceritamu ya. Mention @Balebengong
Sumber: seruan bersama majelis lintas agama di Bali.