• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, May 25, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Mewaspadai Politik Oplosan Para Caleg

Yahya Anshori by Yahya Anshori
13 March 2014
in Berita Utama, Kabar Baru, Opini
0 0
0

baliho

Para caleg telah melakukan praktik politik oplosan seperti minuman arak atau tuak yang dicampur dengan spirtus dan pentol korek.

Pemilu legislatif (Pileg) akan digelar 9 April 2014. Sebanyak 6.608 caleg akan memperebutkan 560 kursi di DPR RI, 458 caleg memperebutkan 55 kursi DPRD Provinsi Bali, dan 2.663 caleg memperebutkan 350 kursi DPRD kabupaten/kota se-Bali.

Kendati kampanye Pileg 2014 resmi digelar mulai awal Maret 2014, namun fakta di lapangan kebanyakan caleg sudah mencuri awalan kampanye terselubung jauh sebelum pelaksanan Pileg 2014, baik melalui tatap muka langsung, maupun melalui media massa (cetak, radio, TV) serta baliho, spanduk dan poster-poster yang terpasang di sudut-sudt kota dan desa.

Sebagian spanduk, baliho dan poster para caleg itu nampak semrawut dan terkesan mengotori wajah kota sehingga petugas dinas ketertiban dan keamanan pun terpaksa membredelnya.

Saking banyaknya atribut kampanye politik di jalanan, sebagian masyarakat merasa bingung, tidak memperhatikan isi iklan bahkan mengacuhkannya. Kendati semula kurang tertarik, tapi akhirnya saya tergoda juga untuk mengkritisi persoalan iklan politik para caleg 2014 ini.

Pencitraan
Para caleg terus menebar pesona, merajut citra diri, dan terus berupaya menjerat calon pemilihnya, baik caleg stok lama (inkamben) maupun caleg baru. Pencitraan diri para caleg bisa dilakukan setidaknya melaui dua jurus.

Pertama, caleg yang berupaya bekerja sebaiknya-baiknya untuk “kemaslahatan orang banyak”, yakni caleg yang merintis karier politiknya dengan menegakkan moral untuk memperjuangkan nasib rakyat. Mereka berupaya melaksanakan tugas secara bertangungjawab sehingga sosoknya memang pantas dipilih.

Kedua, upaya menggaet massa melalui jurus-jurus instan, termasuk via iklan politik, sebagaimana yang diterapkan oleh mayoritas caleg dalam Pileg 2014 ini. Mereka rajin melakukan gerilya politik, termasuk bagi-bagi sembako, “menjadi pahlawan kesiangan”, blusukan ke kampong-kampung, sok akbab dengan wong cilik untuk membangun simpati publik.

Untuk memikat simpati publik, banyak partai politik kini sengaja merekrut para artis ternama – yang diharapkan bisa menaikkan citra dan elektabilitas partainya.

Jurus pertama cenderung tidak popular, memerlukan waktu dan pengorbanan yang tidak instan, dan sulit diterapkankan oleh caleg baru yang pragmatis. Jurus pertama bisa dilakukan oleh pribadi yang punya visi kerakyatan kuat seperti sosok Jokowi yang berhasil memimpin DKI karena sudi membela wong cilik saat menjadi walikota Solo sebelumnya.

Sebagian kecil caleg yang berlaga dalam Plileg 2014 ini memiliki modal politik yang cukup baik. Mereka memiliki rekam jejak yang cukup representatif untuk mewakili rakyat duduk di DPR.

Tapi, mayoritas caleg cenderung memilih jurus kedua, hanya mengandalkan popularitas, modal material, pasang sebanyak mungkin spanduk atau poster plus orasi politik oplosannya.

Oplosan
Semua partai politik menerima caleg setidaknya didasarkan atas tiga hal: popularitas (tingkat pengenalan masyarakat terhadap calonnya), elektabilitas (kehendak pemilih memilih calon) dan integritas (kejujuran, kesesuaian perilaku calon dengan norma masyarakat).

Namun indikasi yang mengemuka, para politikus (termasuk anggota legislatif dan calon legislatif) telah melakukan praktik politik oplosan, yakni penerapan ideologi politik oplosan – seperti minuman arak atau tuak yang dicampur dengan spirtus dan pentol korek sehingga sang peminum bisa mabuk, pingsan bahkan meninggal dunia karenanya.

Politik oplosan antara lain tercermin dalam praktik politik yang meniadakan keaslian (tidak orisinil). Mereka begitu mudah mencampuradukan ideologi yang mendasarinya. Pada umumnya statemen para caleg hendak mengawal perjuangan reformasi demi kesejahteraan rakyat, namun pesan politik dan gambar sebagian caleg malah menghadirkan sosok Pak Harto (penguasa Orde Baru) atau Bapak Proklamator Soekarno (penguasa Orde Lama).

Upaya menghadirkan sosok kedua bapak bangsa dalam iklan politik, di satu pihak memang dapat dimaknai sebagai penghormatan atas jasa besar mereka, tetapi di pihak lain hal itu justru mereduksi kesatuan pesan yang ingin disampaikan sang caleg. Terjadi ideologi oplosan di dalamnya. Ideologi sosialis, nasionalis atau religius?

Praktik politik oplosan juga kerap lakukan oleh para politikus atau para pemimpin negeri ini, baik yang di legislatif maupun eksekutif, antara lain yang tercermin pada praktik kutu loncat politik, inkonsistensi komitmen politik, serta nuansa sikap politik mereka yang jauh dari makna “memperjuangkan kedaulatan rakyat”.

Rakyat punya kriteria cerdas tersendiri sebelum menjatuhkan pilihannya. Selain rekam jejak sang caleg, asal partai, visi misi dan perilaku sang caleg juga menjadi pertimbangan dalam penentuan bahwa sang caleg layak dipilih atau tidak. Tapi yang jelas wakil rakyat di DPR adalah representasi rakyat yang memberikan mandat kepada mereka.

Seyogyanya – seperti kata Hanah Arendt dalam The Human Condition (1958): menjadi wakil rakyat bukan sekadar pekerjaan demi hasrat materialistik semata, tetapi wakil rakyat yang benar-benar melakukan praktik politik bermoral, berkarya yang membela hak-hak rakyat, memperjuangkan kedaulatan mereka.

Wakil rakyat yang memperjuangkan nasionalionalisme (ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan) yang selama ini masih tersandera oleh ideologi politik neoliberal, wakil rakyat yang berupaya menegakkan kembali ideologi Pancasila untuk diimplementasikan lebih riil (bukan indoktrinasi) demi kedaulatan, kebersamaan, kesejahteraan dan keadilan rakyat berbendera merah putih ini.

Jika terdapat indikasi bahwa caleg yang berlaga dalam Pileg 2014 ini hanya “mencari ladang pekerjaan dan demi kekuasaan belaka” boleh jadi, rakyat akan bersikap golput karena kedaulatan aspirasi mereka tak terwadahi. [b]

Tags: OpiniPolitik
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Yahya Anshori

Yahya Anshori

Related Posts

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
Kesetaraan Perempuan Bali ala Banjar Kekeran

Menjadi Perempuan Versiku

8 May 2025
Duta Budaya atau Duta Kapitalisme? Mengkritik Beauty Pageant di Bali di Tengah Overtourism

Duta Budaya atau Duta Kapitalisme? Mengkritik Beauty Pageant di Bali di Tengah Overtourism

27 April 2025
matan AI

Dusta Ajeg Bali

11 February 2025
Penyiaran di Indonesia Bermasalah ditambah Revisi Regulasinya

Penyiaran di Indonesia Bermasalah ditambah Revisi Regulasinya

17 May 2024
Sehabis Manis Manis

Sehabis Manis Manis

2 March 2024
Next Post
Perbincangan tentang Kehidupan Sastra Bali Modern

Perbincangan tentang Kehidupan Sastra Bali Modern

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Rumah Singgah Harmoni, Program Jembrana untuk Warganya yang Sakit di Denpasar

Rumah Singgah Harmoni, Program Jembrana untuk Warganya yang Sakit di Denpasar

24 May 2025

Benarkah Gelombang PHK Tak Menyentuh Media Massa Bali?

23 May 2025
Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap

23 May 2025
Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

Mendorong Tata Krama Berwisata di Bali

22 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia