Nusa Penida pernah memiliki citra sebagai Pulau Buangan.
Citra sebagai pulau buangan pada zaman kerajaan Klungkung ini masih lekat di ingatan masyarakat. Terlebih mereka yang memiliki informasi minim tentang perkembangan pulau Nusa Penida.
Kini Nusa Penida, gugusan pulau terpisah dari Bali daratan di bagian tenggara, telah menjadi destinasi pariwisita yang diminati para turis. Turis domestik didominasi para pemedek atau yang bersembahyang di pura-pura Nusa Penida maupun wisatawan mancanegara telah kepincut keindahan alamnya.
Sedikitnya pengetahuan terhadap Nusa Penida menyebabkan beberapa orang masih berpikiran pulau ini sebagai daerah tertinggal dan pantas sebagai pulau buangan.
Buktinya ketika isu relokasi Lapas Kerobokan pascabentrok antar preman, beberapa tokoh secara spontan menyebut Nusa Penida sebagai lokasi yang cocok untuk relokasi lembaga pemasyarakat (Lapas). Ide ini misalnya muncul dari Ketua Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Jero Gede Suwena Putus Upadesha.
“Agar Bali aman Lapas harus secepatnya dipindahkan,” katanya. Ia pun mengatakan salah satunya tempat yang pas adalah Nusa Penida karena menurutnya Nusa Penida tidak ramai.
Sontak ide ini menuai protes dari masyarakat Nusa Penida. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyebut ide itu perlu dipertanyakan kebenarannya. Sambil minta dicek ulang kebenaran ide itu, Suwirta juga mengatakan sesuai rencana detail tata ruang (RDTR) Nusa Penida tidak ada Lapas direncanakan di sana.
“Nusa Penida adalah kawasan efektif pariwisata (KEP) dan Kawasan Konservasi Perairan (KKP), sehingga tidak cocok Lapas di sana,” katanya.
Pendapat serupa muncul dari I Gede Sumadi yang menginisiasi petisi tolak relokasi Lapas ke Nusa Penida. Menurut Sumadi ide memindahkan Lapas ke Pulau Nusa Penida mengisyaratkan bahwa persepsi orang terhadap Nusa Penida menjadi pulau buangan sudah kedaluarsa.
Kini Nusa Penida telah menjelma menjadi pulau sebaga destinasi pariwisata yang top. “Jadi salah besar kalau Nusa Penida mau dijadikan lokasi Lapas yang bertolak belakang dengan citra wisata spiritual, wisata bahari, wisata alam dan budaya,” katanya. [b]