• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, September 24, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Mengunjungi Maestro Seni Lukis Klasik Kamasan

Happy Ari by Happy Ari
31 May 2016
in Kabar Baru
0 0
1
Nyoman Mandra, salah satu pelukis tradisional Kamasan. Foto Happy Ari Satyani.
Nyoman Mandra, salah satu pelukis tradisional Kamasan. Foto Happy Ari Satyani.

Kamasan tidak bisa dipisahkan dengan lukisan tradisional khas wayang.

Pada pertengahan Mei lalu peserta bimbingan teknis Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesejarahan bagi Penulis Sejarah berkesempatan mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Denpasar dan Klungkung.

Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah daerah Kamasan. Lebih spesifiknya yaitu sanggar kerja salah satu Maestro seni lukis wayang Kamasan, Nyoman Mandra.

Siang itu Sanggar Kerja Nyoman Mandra sepi. Dua orang perempuan lewat paruh baya sedang mewarnai kain yang sudah diberi gambar di salah satu sudut dekat pintu masuk. Kedua perempuan tersebut adalah Made Tanjung dan satu lagi mengaku bernama Wayan.

Made Tanjung sibuk mencampur pewarna berbahan dasar “pere,” batu dari pasir laut yang tersedimentasi dengan bahan lain agar pewarnaan tidak mudah luntur. Batu-batu ini katanya didapatkan dari daerah Serangan. Sementara itu, Wayan sibuk dengan kuasnya mewarnai kain yang hampir selesai.

“Tiyang uli cerik,” kata Made Tanjung ketika ditanyakan sejak kapan mulai mewarnai lukisan. Artinya dia sudah mewarnai lukisan sejak masih kecil.

Saudara perempuan Nyoman Mandra ini lebih aktif meladeni peserta yang bertanya. Ia juga banyak menjelaskan mengenai proses pembuatan lukisan, mulai dari persiapan media lukis. Mula-mula kain belacu direbus menggunakan kanji, setelah kering digosok dengan kulit kerang bertubuh licin. Baru kemudian dipakai sebagai media menggambar sketsa wayang.

“Muridnya yang membuat sketch,” kata Made Tanjung mengacu pada salah satu murid Nyoman Mandra. Lukisan di sanggar tersebut juga ada yang dibuat oleh penerus sang Maestro.

Pengunjung memotret lukisan di Kertha Gosha. Foto Anton Muhajir.
Pengunjung memotret lukisan di Kertha Gosha. Foto Anton Muhajir.

Pertautan 
Nyoman Mandra menemui para peserta dengan udeng dan pakaian adat ringan. Ia juga menggunakan kaos kaki, sebelumnya ia telah mengkonfirmasi bahwa kondisinya kurang sehat. Sang Maestro ini kemudian memanggil anak perempuannya Wayan Sri, untuk membacakan sejarah seni Kamasan. Meskipun dalam keadaan tidak sehat, Nyoman Mandra tetap interaktif dengan pertanyaan para peserta setelah mendengarkan sejarah Kamasan.

Khas Wayang tradisional Kamasan kemudian disebut Seni Kamasan ini merupakan pertautan seni pada era kerajaan Klungkung dibawah Raja Dalem Waturenggong. “Baru ada peninggalan tertulis tentang sejarah Kamasan pada Abad ke-16 dan 17,” kata Nyoman Mandra.

Gaya lukisan wayang Kamasan yang menjadi ciri khas ini terbentang di Taman Gili Museum Kertagosa. Lukisan wayang tersebut bercerita tentang Karmapala, kisah Bimaswarga dan cerita tantri. Lukisan diperkirakan dibuat tahun 1920, mula-mula dibuat pada kain kasa. Hingga saat ini lukisan sudah diperbaiki beberapa kali pada tahun 1940, 1960 dan 1981.

Generasi Penerus
Kamasan pernah mengalami kejayaan pada masanya, “Pada awal abad ke-20 seni masih untuk keperluan keagamaan tetapi, di Kamasan barang-barang seni sudah untuk jual beli,” kata Nyoman Mandra.

Meskipun begitu Mandra juga mengakui bahwa pada tahun 1960, Kamasan kehabisan Seniman terutama tukang sketsa. Tetapi, usaha para seniman yang tersisa untuk mengangkat kesenian khas Kamasan tidak berhenti sampai disitu. Hingga akhirnya pada tahun 1973, dengan bantuan pemerintah, Mandra mengatakan para seniman menghimpun anak-anak dari kamasan untuk belajar membuat sketsa, sejumlah 10 orang.

Saat ini jejak seni di Kamasan sudah berumur empat generasi. Seniman yang yang berperan dalam perbaikan Lukisan di Taman Gili pada tahun 1981 itu juga mengatakan bahwa Kamasan tertua dalam Pewayangan. “Kamasan itu perintis pemula, tapi wayang kan sudah dari jaman Kebo Iwa di Puri Batu,” katanya.

Berbanding terbalik saat ini, seni Kamasan yang dulu pernah mengalami kejayaan kini terancam kehilangan generasi penerusnya. “Saat ini anak-anak kurang tertarik belajar wayang, karena perkembangan sekarang banyak kegiatan di sekolah, ” kata Wayan Sri, anak pertama Nyoman Mandra. Karena kesibukan anak-anak tersebut sanggar hanya membuka kelas pada hari luang anak-anak Kamasan, hari Jumat, Sabtu dan Minggu.

Selain menerima anak-anak Kamasan untuk belajar, sanggar ini juga menerima warga asing yang ingin belajar. Seperti siang itu, di Sanggar Nyoman Mandra, seorang perempuan berkebangsaan Jepang berlatih membuat sketsa. “Cuma sedikit, malah dari luar yang banyak, Itu ada yang dari Jepang,” kata Sri. “Dari luar Kamasan banyak, dari Denpasar juga,” ia menambahkan.

Untuk bisa belajar di sanggar lukis anak-anak sudah bisa mengikuti sejak usia sekolah dasar. “Dari usia kelas 3, paling tidak harus lancar baca tulis,” kata Sri. Saat belajar mula-mula diajarkan mengenal garis, garis miring dan lengkung. Setelah memahami garis kemudian diajarkan membuat muka wayang, bagian mulut, hidung. Setelah itu baru tangan, kemudian wayang utuh. Baru kemudian pewarnaan dan finishing.

Menjadi penerus seni Kamasan ternyata tidak mudah. Tidak cukup hanya belajar, masih ada kriteria lainnya. “Pertama jadi pelukis Kamasan harus punya kamarhadikan, pengetahuan tinggi dan budi luhur,” kata Nyoman Mandra. Kriteria itu untuk menghasilkan lukisan yang menjiwai. Sementara pengetahuan tinggi terutama dalam memahami sastra penting untuk menghasilkan wayang yang memiliki karakter sesuai dengan tokoh-tokoh dalam sastra.

Penerus seni Kamasan yang dibutuhkan bukan hanya seseorang yang menjaga seni itu tetap ada, tetapi juga menjaga kualitas seni Kamasan itu sendiri. [b]

Tags: BudayaKlungkungSejarahSeniTradisi
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Happy Ari

Happy Ari

ALURA (Alumni Pencerah Nusantara| Pemerhati Kesehatan Masyarakat, Pencerah Nusantara Batch 3, Team Karawang| Belajar tentang isu-isu kesehatan| Menyukai Buku-buku

Related Posts

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

13 September 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

Relief Bebitra, Situs Sejarah Tersembunyi di Gianyar

17 August 2023
Kepus Pungsed, Gebrakan Skena Kontemporer Awal Tahun

Kepus Pungsed, Gebrakan Skena Kontemporer Awal Tahun

28 January 2023
Menyambut Kelinci Air di Benoa

Menyambut Kelinci Air di Benoa

24 January 2023
Next Post
Tips Memilih Laptop Gaming Sesuai Kebutuhan

Tips Memilih Laptop Gaming Sesuai Kebutuhan

Comments 1

  1. Rama Wiana says:
    6 years ago

    Salam,
    Saya tertarik pada seni lukis kamasan. Boleh minta kontak maestro nya?

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

21 September 2023

Kabar Terbaru

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In