• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, November 7, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Mengenang I Wayan Sadha, Kartunis Jelata

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
10 March 2015
in Kabar Baru, Sosok
0 0
0

Sompret_2_resize

Masih ingat karikatur Sompret? 

Karakter anjing ciptaan I Wayan Sadha tersebut menghadirkan satire seputar problematik sosial dan budaya Bali. Sang kartunis yang juga cerpenis Sadha, memang dikenal dipiawai menciptakan kartun-kartun sarat pesan.

Untuk memperbincangkan capaian karya-karya I Wayan Sadha selama ini, Bentara Budaya Bali mengagendakan program Sandyakala Sastra #43, berlangsung pada hari Kamis (12/3) di Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel.

Acara ini juga sebentuk Obituari mengenang 40 hari kepergian I Wayan Sadha yang berpulang pada tanggal 28 Januari 2015 lalu.

Hadir sebagai pembicara dalam dialog kali ini adalah I Wayan Westa dan Drs. I Dewa Gede Windhu Sancaya M.Hum.

Menurut I Wayan Westa, kartun-kartun Sadha tidak pernah menggambarkan sosok-sosok memikat atau ganteng. Tokoh-tokoh yang dihadirkan unik dan khas, memotret serta menggambarkan karakter orang Bali kebanyakan yang “belum” tersentuh sopan santun kaum sekolahan (kaum jelata).

“Menyimak kartun-kartun Sadha, kita akan segera tersadar bahwa ada sebuah benturan kebudayaan, kegagapan orang Bali karena canggung melangkah memasuki budaya baru,“ ungkap Wayan Westa.

Adapun pada 1994, kartun-kartun Sadha pernah dihimpun dalam buku berjudul “Bali di Mata Sompret” yang diterbitkan oleh Pustaka Bali Post. Kemudian pada 2008, dikuratori Jean Couteau, sebanyak 165 kartun Sadha kembali dirangkum dalam buku “The Dog of Bali Sompret, Celoteh Anjing Bali” (diterbitkan Pustaka Larasan).

I Wayan Sadha adalah seniman otodidak. Cerpen-cerpennya (berbahasa Bali), serupa dengan kartun-kartunnya, menggambarkan kehidupan rakyat kecil, bertema nyeleneh, penuh humor sarkastik, di mana tokoh-tokohnya mencerminkan problematik masyarakat proletar Bali yang terpinggirkan.

Ia dikenal juga sebagai kartunis dengan tokoh rekaannya adalah seekor anjing bernama Sompret.

I Wayan Sadha pernah meraih Penghargaan Sastra Rancage (2010), sempat menjadi narasumber pada Sandyakala Sastra #5 pada tahun 2010 bersama Ida Bagus Wayan Widiasa Keninten.

I Wayan Sadha dilahirkan di Jimbaran, 29 Juli 1948, pendidikan resminya hanya sempat ditempuh hingga kelas dua Sekolah Rakyat. Ia pernah menjadi pedagang kayu bakar, penjual ikan, nelayan, dan fotografer keliling. Karya-karyanya dimuat berbagai media, seperti Archipelago, English Corner, Bali Echo, Harian Nusa, Sarad, Taksu, dan lain-lain. Sadha juga pernah diundang pameran bersama Prakarti, antara lain di ARMA Museum, Ubud, Bali Biennale dan lain-lain.

Kartun karya Sadha juga telah diterbitkan dalam buku tiga bahasa (Bali-Indonesia-Inggris), berjudul The Dog of Bali. Kumpulan cerpennya yang pertama, Leak Pemoroan, diterbitkankan Balai Bahasa Denpasar, memperoleh Hadiah Sastra Rancage 2010. Anugerah ini diberikan oleh Yayasan Kebudayaan Rancagé pimpinan Ajip Rosidi.

Dia pernah berpameran bersama di Bentara Budaya Bali, dalam tajuk “Local Knowledge, Reposisi Bahasa Rupa Tradisi Bali#2” pada 25 September – 4 Oktober 2011.

Sebelumnya, Bentara Budaya Bali juga pernah menggelar acara Obituari bagi penyair Wayan Arthawa, pelukis Wahyoe Wijaya, kurator seni rupa Thomas Freitag, koreografer I Nyoman Sura serta pematung I Ketut Muja.

Untuk mengenang Sadha dan karya-karya, diskusi kali ini akan menghadirkan I Wayan Esta dan I Dewa Gede Windhu Sancaya.

I Wayan Westa, seorang budayawan dan sastrawan modern Bali, memperoleh penghargaan Sastra Rancage 2014 atas karyanya Tutur Bali (2013). Menekuni dunia jurnalistik, tulisannya tersebar di sejumlah media; Mingguan Karya Bhakti, Harian Nusa, Bali Post, Kompas, dan Radar Bali.

Tahun 2000-2009 bekerja sebagai Redaktur Majalah Gumi Bali SARAD. Tahun 2010-2012 dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi Majalah SABDA.

Sebelumnya, dalam rangka Program Pemetaan Bahasa Nusantara, tahun 1999 ia bekerja di The Ford Foundation. Menyunting sejumlah buku diterbitkan Yayasan Obor Indonesia, Wulan Sedhuwuring Geni (Antologi Cerpen dan Puisi Daerah), Seribu Kunang-Kunang di Manhatan (Terjemahan dalam 13 Bahasa Daerah), dan Sunari (Novel Basa Bali karya Ketut Rida). Rabindranath Tagore, Puisi Sepanjang Zaman, Penerbit Yayasan Darma Sastra, 2002.

Westa juga menulis buku Tutur Bali, diterbitkan Yayasan Deva Charity, Utrecht, The Netherlands.

Adapun Drs. I Dewa Gede Windhu Sancaya, M.Hum. dosen Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ini juga adalah sastrawan peraih Penghargaan Sastra Rancage, melalui buku kumpulan puisi berbahasa Bali “Coffe Shop”.

Dosen yang tengah menyelesaikan program doktornya ini dikenal sebagai sastrawan bahasa Bali dengan tema-tema karya yang mencoba mengangkat peralihan antara masyarakat Bali yang agraris-komunal menuju era industri yang lebih individual. Ia juga aktif di berbagai organisasi sosial budaya di Bali serta sering bertindak sebagai editor buku. [b]

Tags: AgendaBentara Budaya BaliProfilSeni
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Melestarikan Tapel Ngandong, Kesenian Unik dari Desa Les Lewat Akses Digital

Kesenian yang Terancam Hilang di Desa Wisata Les

3 January 2025
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Cerita Rasa

Cerita Rasa Festival: Rintisan Festival Desa di Jembrana

6 August 2022
In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

29 April 2021
Jalan Terjal Kedaulatan Benih bagi Petani

Jalan Terjal Kedaulatan Benih bagi Petani

18 March 2021
Next Post
Nusa Penida, Bagian Bali yang (Nyaris) Terlupakan

Menguak Praktik Mafia Tanah Berkedok Investor

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan

In memoriam Timothy: Bunga yang Dirontokkan di Bumi

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia