• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, July 19, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Mendampingi Kucing Berisiko Tinggi

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
9 October 2008
in Kabar Baru
0 0
3

Oleh Luh De Suriyani

Ratusan pekerja seks pria disebut “kucing”, sebuah idiom untuk pekerja seks pria biseksual bekerja di Bali. Hingga 2006, menurut Yayasan Gaya Dewata, salah satu lembaga penanggulangan HIV dan AIDS khusus gay, waria, dan biseksual di Bali ini telah mendampingi sekitar 360 kucing yang bekerja di seputar Kuta dan Denpasar.

“Mereka beresiko tinggi pada penularan HIV dan infeksi menular seksual karena kerap berganti-ganti pasangan dengan lelaki maupun perempuan,” ujar Vivi, Direktur Yayasan Gaya Dewata (YGD), salah satu lembaga penanggulangan AIDS tertua di Bali.

YGD digerakkan oleh sejumlah aktivis gay dan waria yang telah 13 tahun bergerak di bidang penanggulangan HIV, AIDS dan IMS. Programnya antara lain memberikan edukasi, pendampingan individu serta kelompok, dan akses pengobatan HIV dan IMS.

Kucing kini menjadi istilah resmi yang dipakai stakeholder penanggulangan HIV dan IMS. Ini berbeda dengan istilah male sex male (MSM) yang biasanya digunakan karena kucing juga berhubungan seks dengan perempuan pelanggannya.

Data YGD menyebutkan pada pemeriksaan sukarela HIV dan IMS hingga Agustus 2008 ini, terdapat 5% kucing yang terinfeksi IMS dari sekitar 250 orang pekerja seks MSM dan kucing yang melakukan tes. “Jumlah ini menurun sejak 2006, setelah dilakukan pendampingan intensif pada kelompok ini yang meliputi penyuluhan dan pengobatan gratis,” tambah Vivi, aktivis waria ini.

Jumlah kucing yang terinfeksi HIV masih sedikit dibanding gay dan waria, yakni 2 orang. “Dibandingkan dengan waria, gay dan kucing sudah taat dalam penggunaan kondom. Ini terkait dengan pelanggan mereka yang rata-rata terdidik dan dari kalangan menengah atas termasuk para turis” Gino, koordinator petugas lapangan YGD menjelaskan.

Gino menambahkan kucing sangat sulit membuka diri karena kelompok mereka yang sangat tertutup. Kucing dinilai sebagai komunitas eksklusif karena tidak bekerja di jalanan seperti halnya waria atau MSM lain. Menurut Gino kebanyakan kelompok kucing yang didampingi YGD memiliki germo yang akan mengatur transaksi seks.

“Kucing kini menjadi fokus dampingan YGD karena jumlahnya sangat pesat di Bali,” kata Vivi. Ia mengatakan semakin banyak pria muda yang tertarik menjadi kucing karena penghasilannya sangat tinggi. Selain itu mereka tidak mudah diidentifikasi karena tidak berperilaku khas seperti gay dan waria. “Mereka merasa aman dan tidak terdiskriminasi. Padahal rentan dengan kekerasan seksual dan terinfeksi HIV atau IMS,” tambahnya.

Karena itu, pihaknya melakukan penjangkauan intensif dengan menggunakan key person dan peyugas lapangan yang sudah akrab dengan kelompok ini. Key person itu melakukan pertemuan 10 kali dalam sebulan untuk berdiskusi soal masalah-masalah kesehatan yang mereka alami serta memberi akses rujukan pengobatannya.

Selain itu, faktor resiko tinggi terinfeksi HIV dan IMS pada kucing juga karena komunitas ini kerap berpindah-pindah. “Mereka sangat mobile tapi masih dalam satu jaringan. Ini untuk menyulitkan pelanggan mengidentifikasi profil mereka serta memudahkan mencari pelanggan baru,” ujar Gino yang merintis jalan penjangkauan kelompok ini pada 2006 lalu.

Sementara itu data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali mencatat, hingga Juli 2008, sebanyak 133 orang dari kelompok risiko biseksualdan homoseksual yang mengidap HIV/AIDS di Bali dari total 2208 orang dengan HIV/AIDS (Odha). Faktor risiko tertinggi kasus HIV/AIDS dari kelompok heteroseksual yakni 1297 orang, disusul pengguna narkoba suntik 662 orang. [b]

Catatn: Artikel ini dimuat pula di The Jakarta Post

Tags: DenpasarHIV/AIDSKesehatanKutaNGO
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

4 June 2025
Kembalikan Sanur yang Dulu

Kembalikan Sanur yang Dulu

24 July 2024

Mau ke Mana Bali?

11 July 2024
Mengenal 4 F, Respon terhadap Stres dan Trauma

Mengenal 4 F, Respon terhadap Stres dan Trauma

4 June 2024
Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

Tarif Parkir di Denpasar Naik, Apakah Pelayanannya Asyik?

30 May 2024
Ketika Mall Mengubah Tata Kota

Ketika Mall Mengubah Tata Kota

15 May 2024
Next Post

Kekayaan Rasa Gulai Kepala Ikan

Comments 3

  1. wanamarta says:
    17 years ago

    sangat disayangkan jika jumlahnya meningkat, hal ini mencerminkan mental pemuda bangsa ini yang lembek sehingga mencari jalan pintas n mudah untuk mencari rezeki…alias males…
    pesan sponsor … mampir ke http://www.rumajual.com terima kasih

    Reply
  2. bram antareja says:
    17 years ago

    terima kasih share infonya // Salam dr Jogja //

    Reply
  3. krisna, dds says:
    17 years ago

    kalau sudah demikian bagaimana? siapa yang disalahkan? sebagai orang medis, saya hanya berharap bahwa bangsa kita segera MELEK! yang akan menikmati hidup selanjutnya adalah anak2 kita, kalau kerusakan yang ada khususnya moral tidak segera diperbaiki, bagaimana nanti?

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Identifikasi Sederhana Serangan Siber

Identifikasi Sederhana Serangan Siber

19 July 2025
Igniting Jimbaran’s Literary Scene from Pasar Republik Buku

Igniting Jimbaran’s Literary Scene from Pasar Republik Buku

18 July 2025
Dampak Pancingan Phishing yang Meruntuhkan Fisik, Mental, dan Material

Dampak Pancingan Phishing yang Meruntuhkan Fisik, Mental, dan Material

17 July 2025
Krisis Air Bersih dari Kacamata Anak Muda

Krisis Air Bersih dari Kacamata Anak Muda

16 July 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia