British Council menyelenggarakan workshop untuk peneliti pemula.
Workshop tersebut akan dihadiri para peneliti pemula dari Inggris dan Indonesia. Para peneliti pemula akan menjalin koneksi internasional untuk meningkatkan kualitas penelitian mereka.
Dengan pendanaan dari inisiatif British Council Researcher Links, workshop tahun ini diorganisir oleh Institut Teknologi Bandung, Indonesia dan University of Bath, Inggris.
Pelaksanaannya mulai hari ini hingga Selasa nanti. Semuanya di Nusa Dua, Bali.
Workshop tentang “Material berpori untuk energi dan lingkungan yang lebih hijau” akan diorganisir Dr. Rino Mukti dari Institut Teknologi Bandung dan Dr. Asel Sartbaeva dari University of Bath, Inggris. Keduanya pemenang Researchers Links Workshop Grant 2014.
Proposal kedua peneliti tersebut salah satu dari sekian banyak proposal 20 negara peserta untuk workshop bilateral. Workshop ini mengumpulkan para peneliti pemula untuk mendiskusikan penelitiannya dan membangun hubungan internasional. Untuk Indonesia, proposal Dr. Rino Mukti dan Dr. Asel Sartbaeva mengungguli proposal lainnya.
Mulai 2015 ini, program Researcher Links berada di bawah Newton Fund. Program pendanaan ini untuk mempromosikan kolaborasi bilateral dan multilateral antara Inggris dan negara-negara mitra yang berfokus pada penelitian, sains, dan inovasi.
Berlangsung selama empat hari, workshop ini akan membahas tentang energi (katalis baru dan efisien untuk industri energi), perubahan iklim (penangkapan dan penyerapan karbon dioksida (CO2)), serta teknologi hijau untuk perkembangan berkelanjutan (penyimpanan hidrogen, katalis baru untuk bahan bakar hayati atau biofuel).
Workshop ini akan memainkan peran penting dalam mengidentifikasi teknologi dan pengetahuan untuk perkembangan global di Indonesia serta membangun hubungan berkelanjutan dengan mitra-mitra di Inggris. Para peneliti pemula dari Indonesia dan Inggris akan menghadiri workshop tersebut. Termasuk di dalamnya 40 peneliti dari kelompok peneliti material science, kimia, dan fisika yang bekerja dengan materi berpori (porous materials). Hadir pula kolaborator industri yang bekerja dengan pengaplikasian materi berpori tersebut.
Pidato utama, pembicaraan seputar penelitian, serta sesi diskusi dan networking yang berfokus pada pertukaran ide dan pengetahuan akan dilakukan selama workshop berlangsung.
Beberapa pembicara dan mentor-mentor senior termasuk Prof. Steve Parker (University of Bath, Inggris), Dr. Joe Hriljac (University of Birmingham, Inggris), Prof. Russell Morris (University of St. Andrews, Inggris), Dr. Matt Tucker (STFC, Inggris), Dr. Asel Sartbaeva (University of Bath, Inggris), Prof.Suryadi Ismadji (Universitas Widya Mandala, Indonesia), Dr. Yuni Krisnandi (Universitas Indonesa, Indonesia) serta Dr. Rino Mukti (Institut Teknologi Bandung, Indonesia).
Kolaborasi penelitian internasional penting untuk ekonomi yang berbasis pada pengetahuan global (global knowledge economy). Telah terbukti para peneliti yang melakukan mobilisasi secara internasional cenderung lebih produktif. Kepentingan penelitian bersama dapat turut membangun kepercayaan dan hubungan timbal balik antara orang-orang dengan latar belakang dan kebudayaan berbeda.
Teresa Birks, Director Education and Society, British Council Indonesia mengatakan workshop Researcher Links ini akan menjadi suatu platform unik. Tidak hanya bagi berbagai kelompok peneliti atau ilmuwan material, seperti para ahli karakterisasi dan simulasi, tetapi juga peneliti dari disiplin ilmu berbeda. Terutama para peneliti pemula dari berbagai universitas di Indonesia dan Inggris.
“Workshop ini akan memungkinkan mereka untuk saling berbagi pengetahuan dan memulai kolaborasi lintas-nasional baru yang secara efektif dapat menghubungkan para peneliti material eksperimental dan teoritis,” kata Teresa Birks.
Sebagai sebuah organisasi hubungan antarbudaya dengan keahlian global dalam sektor pendidikan tinggi, British Council mengakui bahwa kerja sama penelitian internasional sangat penting untuk global knowledge economy. Teresa Birks menambahkan bahwa workshop tersebut diharapkan dapat memungkinkan para peneliti pemula untuk membangun koneksi internasional yang dapat membantu meningkatkan kualitas penelitian mereka.
Workshop ini merupakan bagian dari program Researcher Links dari British Council. Program ini memberikan kesempatan bagi para peneliti pemula dari 20 negara untuk membangun koneksi internasional melalui workshop serta perjalanan ke lokasi workshop yang didanai sepenuhnya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2013, ribuan peneliti dari berbagai negara telah memperoleh manfaat dari program Researcher Links. Berbagai kolaborasi internasional, network dan proyek-proyek baru telah terbentuk sejak workshop ini pertama kali diselenggarakan.
Researcher links meliputi dana pendanaan untuk workshop serta perjalanan untuk workshop tersebut, keduanya berfokus pada para peneliti yang berada di awal karir mereka.
Negara-negara mitra (2014-2015) adalah Azerbaijan, Bangladesh, Brasil, Kolombia, Mesir, Indonesia, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Nigeria, Pakistan, Qatar, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, Turki dan Vietnam.
Tentang British Council
British Council merupakan organisasi internasional Inggris untuk kesempatan pendidikan dan hubungan budaya. Kami menciptakan peluang internasional untuk masyarakat Inggris dan negara-negara lainnya serta membangun kepercayaan di seluruh dunia.
Kami bekerja di lebih dari 100 negara dan 8.000 karyawan kami- termasuk di antaranya 2.000 orang guru – bekerja dengan ribuan profesional, pembuat kebijakan dan jutaan anak muda melalui program pengajaran Bahasa Inggris, serta program seni, pendidikan dan kemasyarakatan.
Silakan kunjungi situs kami untuk informasi lebih lanjut : www.britishcouncil.or.id atau dapatkan informasi terbaru tentang kami melalui http://twitter.com/idbritish dan https://id-id.facebook.com/BritishCouncilIndonesia. [b]
Materi dikirim British Council.