“Voice of Trisma, the best online radio in Bali,” ucap Ni Putu Maetha Maharani (16).
Di dalam ruang kedap suara, penyiar muda Madyapadma Journalistic Park itu siap melenggang. Berseragam kaos merah khas Madyapadma, sosok Maetha pun mulai bercerita tentang radio VoT.
“Voice of Trisma atau VOT adalah radio komunitas yang dibentuk oleh Madyapadma Journalistic Park SMA 3 Denpasar. VOT mulai jalan sejak 2002, tapi terhenti karena masalah sinyal,” tuturnya sembari terduduk bersila di lantai, berdampingan dengan gulungan kabel-kabel semrawut di ruang siaran VOT pada Rabu pekan lalu.
Dengan penuh semangat anggota Madyapadma, radio komunitas pendidikan Trisma ini kini berusaha dihidupkan lagi. Namun dalam ‘kemasan’ berbeda: radio online. Mengambil sistem live-streaming melalui jaringan internet, radio ini akan kembali bergaung setelah sekian lama vakum. “Peluncuran rencananya akan dilaksanakan saat puncak Presslist atau Apresiasi Sineas dan Jurnalis SMAN 3 Denpasar tanggal 22 April 2016 nanti,” ucapnya dengan senyum lebar.
Rachmanda Mohammad Sholikin (17), Wakil Ketua Penyiaran Radio VOT mengungkapkan berbagai persiapan dilakukan menjelang peluncuran kembali VOT. Pelatihan kepada para calon penyiar sampai pengecekan peralatan teknis telah dilaksanakan demi mewujudkan peluncuran radio yang diidam-idamkan insan Madyapadma ini. “Aku akan berjuang mati-matian untuk bikin ini berhasil,” ujar Manda, sapaan akrabnya.
Hidup memang tak selalu berjalan mulus, sesuai ekspektasi. Mewujudkan sebuah project besar seperti ini, tentu memerlukan pengorbanan yang sangat besar. “Kendala terbesar untuk project ini adalah waktu,” lelaki berkaca mata ini mengungkapkan bentroknya jadwal-jadwal persiapan mewarnai riuh persiapan peluncuran radio ini. “Masing-masing penyiar punya kesibukan sendiri, jadi susah nemuin waktu luang untuk latihan,” katanya.
Ada saja rintangan baru yang menyulitkan persiapan panitia peluncuran radio online VOT. “Kita kesulitan mengoperasikan alat-alat yang ada, karena memang mereka belajar secara otodidak,” akunya.
Peralatan yang ada memang cukup rumit. Komputer, headphone, mixer, dan segala ‘kawan-kawannya’ siap menanti para penyiar muda ini. Belum lagi tombol-tombol lain yang cukup membingungkan, bagi orang awam yang baru terjun ke bidang penyiaran. Duh, susah sekali!
Tetapi, mereka tak lekas patah semangat. “Voice of Trisma: Masih Ada Asa”, begitu jargon yang terpatri di dalam setiap insan VOT, kala mereka mulai merasa lelah dan ingin menyerah. “Jujur cita-citaku itu penyiar. Jadi, pas banget dapat kesempatan siaran kayak gini. Harus maksimal untuk tanggal 23 nanti!” pekik Maetha sembari mengepalkan tangan, berusaha menyemangati dirinya sendiri.
“Semoga VOT bisa kembali eksis seperti dulu dan bisa semakin terkenal. Jaya teruslah pokoknya,” harap Manda. Ya, tak ada mimpi yang terlalu besar, dan tak ada pula mimpi yang terlalu kecil. Semua dapat dilalui melalui tekad yang kuat. Semangat Voice of Trisma! [b]