• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, November 10, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Mari Bangun Bali Dukung Petani

Suriadi Darmoko by Suriadi Darmoko
16 November 2015
in Kabar Baru, Lingkungan
0 0
0

Jpeg

Minggu kemarin berbagai komunitas mengadakan pasar bersama.

Pasar Produk Komunitas ini merupakan pameran bersama produk kreatif dan ramah lingkungan hidup yang diproduksi berbagai komunitas di Bali. Lokasinya di Taman Baca Kesiman, Denpasar.

Agenda ini sekaligus dalam rangka meluncurkan produk beras merah sehat Kelompok Tani Manik Mas yang didukung WALHI Bali dan SGP-GEF.

Selain Kelompok Tani Manik Mas bersama WALHI Bali dengan produk beras merah sehat, di dalam pasar produk komunitas yang digagas WALHI Bali juga terlibat organisasi dan komunitas lain seperti Teras Mitra dengan produk kreatif jaringannya, Sanggar Anak Tangguh & Plasticology dengan karya seni hasil daur ulang sampah plastik, Uma Wali dengan produk beras sehatnya.

Ada pula Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) dengan kerajinan daur ulang dari sampah plastik, Lengis Tandusan Bunga Desa dengan produknya minyak kelapa tradisional. Selain itu juga ada pos informasi & bahan-bahan kampanye dari Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa.

Made Krisna Dinata, ketua panitia Pasar komunitas menjelaskan, ada empat tujuan diadakannya pasar produk berbasis komunitas. Pertama, memperkenalkan produk berbasis komunitas yang ramah lingkungan hidup kepada konsumen secara lebih luas. Kedua, mempublikasikan kerja dan karya dari komunitas-komunitas yang aktif belajar dan berkomitmen menerapkan pola produksi alternatif dan kreatif yang ramah lingkungan hidup.

Ketiga, meningkatkan kesadaran konsumen untuk mendukung aktivitas produksi dan produk-produk berbasis komunitas. Keempat, membangun jaringan produsen berbasis komunitas yang ada di Bali.

Pasar Produk Komunitas juga diramaikan oleh panggung musik yang diisi oleh The Hydrant, Relung Kaca Project, The Bullhead, The Ledorz, Made Mawut, Woodfucker dan DJ Kaset Enggohoi//Nova.

Kelompok Tani Manik Mas sendiri adalah kelompok petani yang tersebar di tiga subak di wilayah Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan yaitu Subak Uma Dui, Subak Aya Babahan, dan Subak Uma Utu. Subak Uma Utu merupakan subak utama yang menjadi pertanda dimulainya musim tanam padi Bali.

“Beras merah produksi Kelompok Tani Manik Mas yang hari ini dilaunching dihasilkan dari Subak Uma Utu,” kata Gilang, Koordinator Program.

Menurut Gilang hampir seluruh hasil panen yang dihasilkan oleh petani dijual kepada tengkulak dalam bentuk gabah. Dalam beberapa situasi, petani bahkan menjual hasil pertaniannya sebelum masa panen dilakukan. Hal ini menyebabkan sebagian besar proses produksi petani hanya berhenti maksimal sampai pada gabah.

Akibatnya, potensi pendapatan petani hanya berakhir sampai pada gabah. Nilai tambah dari proses pertanian padi akan lebih besar ketika padi diproses sampai menjadi beras dan kemudian dijual dalam bentuk beras.

Pada masa panen tahun 2015 ini, WALHI Bali bersama SGP-GEF mengajak Kelompok Tani Manik Mas untuk melanjutkan proses produksi pertanian sampai menjadi beras. Padi yang ditanam, dan gabah yang dipanen oleh kelompok tani, tidak dijual habis kepada tengkulak.

Sebagian gabah yang dipanen oleh petani, diproses lebih lanjut oleh kelompok tani untuk dijadikan beras merah dan dibungkus dengan mencantumkan logo dari kelompok tani Manik Mas. “Ini adalah inisiatif tahap awal dalam membentuk kemandirian petani, dan kami berharap ini akan semakin membesar ke depannya,” papar Gilang.

Dalam satu tahun terakhir, WALHI Bali bersama kelompok Tani Manik Mas di Babahan, Penebel, Tabanan melakukan kerja sama untuk mengembangkan praktik pertanian ramah lingkungan hidup dengan cara-cara organik. Desa Babahan sebagai wilayah kerja kelompok tani Manik Mas, merupakan kawasan hulu yang memengaruhi bagaimana kualitas dan ketersediaan sumber air bagi kawasan hilir di Bali.

Selain memberikan produk pertanian yang lebih sehat, penerapan pertanian yang ramah lingkungan hidup akan mengurangi pencemaran air dan lahan di kawasan hulu sehingga memberikan kontribusi positif terhadap upaya pelestarian dan perbaikan kualitas sumber air yang mengalir ke kawasan lain di Bali.

WALHI Bali dan SGP-GEF mengajak Kelompok Tani Manik Mas untuk menerapkan pola-pola pertanian sehat. Petani menanam bibit lokal padi Bali, menggunakan pupuk organik MOL (mikroba olah lokal), dan memanfaatkan potensi alam untuk melawan hama. Hal ini akan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia di lahan pertanian.

Dalam proses tersebut, WALHI Bali terlibat untuk melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik MOL dan pemanfaatan potensi alam untuk mendukung pertanian sehat. WALHI Bali juga melakukan rembug bersama petani soal pola pertanian sehat dan ramah lingkungan seperti yang telah dilakukan oleh para petani pendahulu.

“Kami juga terlibat dalam proses produksi hasil pertanian yakni ikut terlibat dalam memproses gabah menjadi beras dan mengemasnya,” tambah Gilang.

Pada acara Pasar Produk Komunitas, Suriadi Darmoko, Direktur Eksekutif WALHI Bali, juga menyerukan kepada pemerintah untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan petani dengan memfasilitasi para petani untuk mengolah hasil pertaniannya sampai menghasilkan satu produk. Contohnya memfasilitasi petani memproses gabah menjadi beras dan kemudian petani menjual beras sehingga secara ekonomi akan meningkatkan pendapatan petani.

WALHI juga mendorong pemerintah untuk melakukan perlindungan lahan pertanian. Dengan meningkatnya pendapatan petani melalui pengurangan biaya pengolahan lahan dan peningkatan pendapatan dari penjualan hasil pertanian maka dalam jangka panjang akan terwujud lahan pertanian pangan berkelanjutan karena ada jaminan kesejahteraan menjadi petani.

Lahan yang menjadi sumber penghidupan petani harus dilindungi. Melakukan perlindungan lahan pertanian juga termasuk menghentikan pengambilan air yang menjadi sumber pengairan bagi sawah-sawah dan menghentikan praktik alih fungsi lahan pertanian.

Perlindungan lahan pertanian ini untuk menjaga keberlangsungan kebudayaan Bali yang selama ini menjadi tulang punggung pariwisata dan perekonomian Bali. “Bangun Bali subsidi petani,” pungkasnya. [b]

Tags: DenpasarKomunitasLingkunganLSMPertanian BerkelanjutanTabanan
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Suriadi Darmoko

Suriadi Darmoko

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Eksekutif Daerah Bali.

Related Posts

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

3 November 2025
Ketimpangan Ruang dan Kelas di Pasar Badung

Ketimpangan Ruang dan Kelas di Pasar Badung

21 October 2025
Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

Adakah Sistem Peringatan Dini Banjir di Bali? Ini Simulasinya

18 October 2025

Ancaman Kesehatan Pasca Banjir di Bali

8 October 2025
Mengelola Dana Darurat Banjir Bali: Antara Potensi dan Transparansi

Mengelola Dana Darurat Banjir Bali: Antara Potensi dan Transparansi

20 September 2025
Mendata Bencana Banjir dengan Crowdsourcing

Mendata Bencana Banjir dengan Crowdsourcing

17 September 2025
Next Post
Apakah Orang Bali Sekarang Kena Karma?

Apakah Orang Bali Sekarang Kena Karma?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia