Teks dan ilustrasi dikirim Ogi Wicaksana
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana akan menggelar Konferensi Budaya Nasional.
Konferensi pada akhir 2012 nanti ini bertajuk “Transformasi Budaya menuju Indonesia yang Demokratis dalam Perspektif Generasi Muda”. Kegiatan yang akan dihadiri mahasiswa se-Indonesia, berlangsung pada 6 – 8 Desember 2012 di Bali.
Selain mengagendakan diskusi guna memahami tantangan dan peluang selama proses transformasi budaya yang terjadi berikut tawaran solusinya dari sudut pandang pemuda, acara pun dimaknai dengan talkshow budaya. Pembicaranya antara lain Radhar Panca Dahana, Romo Mudji Sutrisno, Jean Couteau, I Dewa Gede Palguna dan sejumlah budayawan mumpuni lainnya.
Peserta juga akan diajak mengunjungi Subak Jatiluwih yang baru dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO 2012.
Menurut Ketua Panitia, Ni Made Frischa Aswarini, kegiatan ini membuka ruang bagi anak muda, khususnya mahasiswa, untuk bicara perihal kebudayaan ditilik dari berbagai aspek. Output-nya berupa rekomendasi kebijakan bagi segenap stakeholder di berbagai bidang seperti pendidikan, hukum, politik, dan ekonomi.
KBN 2012 hendak mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk mewarnai dan mengawal dinamika kebudayaan yang tengah berlangsung di Nusantara. “Program ini boleh jadi adalah pertemuan nasional pertama di Indonesia yang diadakan dan diikuti mahasiswa untuk secara khusus membahas isu budaya,” ujar Frischa.
Adapun pendaftaran peserta masih terbuka hingga 30 November 2012. Informasi lebih lanjut dapat diakses di konferensibudaya.wordpress.com, jejaring sosial twitter (@KBUdayana) serta facebook (Konferensi Budaya Nasional 2012 Universitas Udayana).
Sekilas tentang KBN 2012
Kebudayaan nasional Indonesia adalah suatu proses yang terus menjadi dan senantiasa berubah seiring perkembangan zaman. Kebudayaan nasional yang terdiri dari berbagai kultur daerah yang pada dasarnya memiliki kesamaan-kesamaan tertentu, bertemu dengan nilai-nilai budaya modern semisal multikulturalisme dan demokrasi sehingga mengalami pergeseran, dinamika, dan juga ketegangan.
Sejalan dengan itu, tak pelak terjadi transformasi budaya dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat dengan kultur yang mencerminkan kekinian. Transformasi budaya merupakan keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang plural dan tengah berupaya mewujudkan demokratisasi di segala lini. Proses tersebut pun tak dapat dihindari mengingat adanya arus globalisasi yang membawa pengaruh luar yang tak tertolak.
Meski demikian, transformasi budaya di Indonesia selama ini cenderung berjalan tanpa adanya kontrol atau pengawasan yang terarah dan terukur. Akibatnya, proses tersebut mengalami sekian hambatan dan tegangan yang memicu paradoks serta alienasi kultural dalam diri manusia Indonesia.
Mencermati realita ini, kontribusi apa yang dapat dilakukan oleh para pemuda untuk mengawal transformasi budaya yang telah dan tengah terjadi? Komitmen kebudayaan dan langkah strategis macam apa yang harus dijalankan generasi muda untuk dapat mendukung upaya demokratisasi sehingga dapat memupuk persatuan bangsa dan mampu bersaing di ranah global? Hal ini menjadi latar belakang sekaligus bahasan yang akan diperdalam di Konferensi Budaya Nasional 2012 nantinya. [b]