
Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung atau yang lebih populer disebut sebagai Lapangan Puputan Badung terletak di pusat Kota Denpasar. Lokasi yang strategis ini menyebabkan Lapangan Puputan Badung menjadi tempat tujuan populer yang mudah dijangkau oleh masyarakat Denpasar dan sekitarnya. Lapangan ini mengakomodasi berbagai kebutuhan warga, salah satunya adalah berolahraga. Di sekeliling lapangan disediakan jalur jogging yang hampir selalu ramai. “Sambil menyelam minum air,” adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan aktivitas jogging di tempat ini. Ketika seseorang memanfaatkan lapangan ini untuk jogging, tidak hanya kebugaran tubuh yang didapatkan. Kuliner, wisata sejarah, menonton pertunjukan seni, atau sekadar berekreasi, secara bersamaan dapat dilakukan.
Sarana Olahraga
Satu aktivitas yang tidak pernah absen setiap harinya di Lapangan Puputan Badung adalah aktivitas olahraga. Setiap pagi dan sore hari, lapangan ini dipenuhi oleh masyarakat yang memanfaatkan trek jogging yang disediakan dengan rute mengelilingi lapangan. Suasana yang teduh akibat rindangnya pepohonan di sepanjang trek menjadi daya tarik tersendiri dari Lapangan Puputan Badung. Tidak sulit untuk mencari bangku-bangku untuk duduk sejenak setelah menghabiskan tenaga untuk berolahraga. Jika sudah merasa cukup untuk jogging, berbagai alat olahraga bisa dicoba. Alat-alat olahraga ini berada di lapangan sisi Barat. Memang, alat yang disediakan tidaklah benar-benar lengkap. Namun, sudah cukup untuk olagraga santai yang diselingi bertukar cerita bersama teman-teman.

Kuliner
Setelah lelah berolahraga, tentu hal yang akan dicari adalah makanan dan minuman untuk sekadar melepas dahaga, menggantikan tenaga dan keringat yang sudah terbuang. Sepanjang trek dapat ditemui beberapa pedagang yang menjajakan minuman dan makanan ringan dengan keranjang yang dibawanya. Namun, jika ingin mencari makanan dan minuman yang lebih lengkap, berjalanlah sedikit ke lapangan sisi Timur.

Banyak pedagang berjejer sepanjang jalan di depan Museum Bali dan Pura Agung Jagatnatha. Masyarakat dapat memilih berbagai jajanan yang disajikan. Pada sore hari, tipat sate babi menjadi menu yang tidak boleh dilewatkan. Harga satu porsinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas perut masing-masing. Di pagi hari, bubur kacang ijo dengan kuah santan yang hangat siap memberikan semangat untuk memulai hari. Cukup dengan Rp5000, satu porsi bubur kacang ijo sudah bisa dinikmati.
Berkumpul dan Rekreasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak sulit untuk menemukan tempat duduk di area Lapangan Puputan Badung. Bangku-bangku ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sekadar bersantai sambil mengobrol dan menikmati makanan yang dibeli di sisi Timur lapangan. Beberapa masyarakat bahkan terlihat juga bersantai lesehan di rumput sambil ditemani pedagang kaki lima yang berkeliling untuk menjajakan dagangannya.

Pemandangan menarik terlihat di sisi Utara. Bangku-bangku yang tersedia di sisi itu dimanfaatkan oleh sekelompok bapak-bapak sebagai tempat berkumpul untuk bermain catur. Terlihat mereka asik bermain dengan beberapa di antaranya menonton temannya yang sedang bermain catur sambil mengobrol satu sama lain. Di sisi Barat lapangan, anak-anak bisa memanfaatkan fasilitas berupa pusat permainan anak-anak yang disekelilingnya dibatasi oleh pagar.
Pertunjukan dan Kesenian
Kawasan Lapangan Puputan Badung sering digunakan sebagai lokasi pelaksanaan berbagai kegiatan seni. Di setiap sudut lapangan yang berbentuk hampir persegi ini, terdapat panggung-panggung yang dapat dimanfaatkan. Berbagai pertunjukan seni hingga lomba-lomba bergengsi di Kota Denpasar dilaksanakan di lapangan ini. Beberapa di antaranya adalah Denpasar Festival dan Kesanga Festival yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Panggung utama terletak di lapangan bagian Selatan. Sesuai dengan posisinya, panggung ini sering disebut sebagai “Panggung Selatan”. Keberadaan panggung ini membuat Lapangan Puputan Badung juga menjadi destinasi bagi masyarakat yang ingin menonton pertunjukan-pertunjukan seni. Tempatnya yang terbuka menyebabkan pertunjukan yang ditampilkan di panggung ini dapat diakses secara bebas oleh publik.

Wisata Masa Lalu
Badan sehat sudah, kuliner sudah, rekreasi dan kesenian juga sudah, belum habis juga ternyata “air” yang diminum sambil “berenang”. Berjalan-jalan di Lapangan Puputan Badung bisa menjadi sarana untuk kembali mengingat kejadian-kejadian masa lalu yang sempat terjadi di Bali, khususnya di Denpasar melalui monumen dan jejak sejarah yang ada di sekitar lapangan. Perjalanan sejarah dimulai dari lapangan bagian Timur.
Museum Bali berdiri tepat di seberang trek jogging. Berdasarkan informasi dari laman resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, museum yang gagasannya pertama kali dicetuskan pada tahun 1910 ini menyimpan benda-benda etnografi yang mencerminkan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Bali di masa lampau. Tepat di sebelah Museum Bali, terlihat panorama Pura Agung Jagatnatha yang baru selesai direnovasi. Pembangunan pertama kali pura ini, menurut laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, melewati masa peristiwa G30S pada tahun 1965. Pembangunan pura ini akhirnya rampung dan diresmikan pada tahun 13 Mei 1968.

Berjalan sedikit ke lapangan sisi Utara, Patung Monumen Puputan Badung berdiri tegak dengan bambu runcing di tangan patungnya dan dikelilingi oleh kolam yang dipenuhi tanaman teratai. Sesuai namanya, patung ini merupakan bentuk peringatan atas peristiwa Perang Puputan Badung pada tahun 1906 yang terjadi di tempat monumen ini berada. Di depan patung ini juga terdapat plakat titik 0 Km yang menjadi titik awal perhitungan jarak Provinsi Bali. Berjalan sedikit lagi menuju sudut lapangan sisi Barat Laut, terpapar jelas panorama ikonik Kota Denpasar. Perempatan pusat kota yang di tengahnya berdiri Patung Catur Muka langsung menyambut mata. Ujung Jalan Gajah Mada yang merupakan kawasan Heritage Kota Denpasar juga terlihat dari sudut ini. Bergeser sedikit ke Timur, satu monumen sejarah lagi terlihat. Terdapat sebuah jam peninggalan masa penjajahan Belanda yang berada di sudut rumah jabatan Gubernur Bali.
Akhir Perjalanan
Pada akhirnya, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung menjadi tempat yang menyediakan pengalaman komplit. Sambil jogging santai, masyarakat yang hadir dapat menikmati berbagai manfaat, mulai dari kebugaran tubuh, sajian yang mengenyangkan, penyegaran pikiran melalui rekreasi dan kesenian, serta pengingat kembali atas peristiwa sejarah masa lampau.
Referensi
https://disbud.baliprov.go.id/museum-bali/
https://www.denpasarkota.go.id/wisata/sejarah-pura-agung-jagatnatha
situs mahjong