Para pemandu dan jaringan Melali ke Desa menggelar rapat atau sangkepan satu tahun rintisan ini. Melali dikelola BaleBengong dan desa-desa yang jadi kolaborator kelas-kelas jurnalisme warga (KJW) di Bali. Melali dikemas melalui tur unik dan orisinil.
Desa adalah tulang punggung ketersediaan pangan dan kebudayaan yang kerap hanya jadi jargon pariwisata. Dengan program Melali ini, warga bisa menunjukkan kekuatan dan tantangan desanya secara langsung pada pengunjung. Sebaliknya, pengunjung bisa belajar dan berkontribusi pada komunitas atau gerakan desa selama atau setelah Melali.
Melali ke Desa adalah sistem penggalian dana yang diharapkan berjalan berkelanjutan karena mengkombinasikan wisata menikmati Bali yang sebenarnya dan pendokumentasian oleh pewarta warga di tiap desa.
Ni Ketut Juniantari, koordinator Melali saat ini mengatakan program ini terbuka pada kolaborasi dengan pegiat tur alternatif. Misalnya paket-paket melali ini bekerja sama dengan travel agent yang memiliki misi sama. Travel agent memiliki kapasitas untuk menyiapkan transportasi dan amenites. Sedangkan BaleBengong memiliki informasi dan narasumber di desa-desa. Karena Melali ke Desa ini akan memberikan pengalaman menikmati Bali yang lebih apa adanya, panorama maupun persoalannya.
Dari program ini, BaleBengong juga bisa mendapatkan tambahan konten-konten dari akar rumput oleh pewarta warga yang terlibat mendokumentasikan perjalanan. Sejumlah dampak yang muncul dari program ini adalah:
- BaleBengong mendapat konten dan pemasukan untuk pembiayaan operasional
- Pewarta desa mendapat tambahan penghasilan dari kolaborasi dokumentasi
- Pengelola desa bisa berbagi masalah dan potensi desanya
- Warga desa bisa berinteraksi dengan pengunjung, dan menyerap produk pangan serta kerajinan di desa.
- Peserta Melali ke Desa mendapat pengalaman berharga melakukan perjalanan yang tidak eksploitatif dan berdampak langsung.
Aktivitas Melali di 10 Desa pada 2023
• Desa Les, Buleleng
IDR 450.000
Desa Les terletak di Kabupaten Buleleng sekitar 100 km dari Denpasar. Sebagian besar mata pencaharian warga di Desa les adalah petani dan nelayan. Desa les memiliki cerita tentang bagaimana kedekatan secara ritus dan ritual dengan Kintamani dan dikenal sebagai desa dengan topografi Nyegara Gunung. Desa Les jadi pilihan menarik untuk perjalanan melalimu karena mengajak kamu menyelami Nyegara Gunung yang sebenarnya tentang bagaimana laut dan bukit saling melengkapi dalam satu anatomi Desa Les itu sendiri.
• Desa Mengani Kintamani
IDR 400.000
Desa Mengani sering kali disebut “gumi kopi” karena orang dapat belajar banyak hal tentang budidaya kopi arabika. Desa Mengani memiliki cerita tentang teknik budidaya Kopi Arabika Kintamani serta aspek sosial budaya maupun ekonomi yang menjadi ciri khas hingga saat ini. Desa Mengani jadi pilihan menarik untuk perjalanan melalimu karena di Mengani, kamu bisa nyeruput kopi di habitat aslinya seraya berinteraksi dengan masyarakat yang ramah dan siap berbagi pengalaman yang bikin hati lega.
• Desa Candikusuma, Jembrana
Desa Candikusuma terletak di Kabupaten Jembrana sekitar 100 km dari Denpasar. Sebagian besar mata pencaharian warga di Desa Candikusuma adalah petani kebun dan nelayan. Desa Candikusuma memiliki cerita tentang perjalanan Danghyang Nirartha juga dikenal dengan sebutan Pedanda Shakti Wawu Rauh atau Danghyang Dwijendra adalah seorang tokoh agama Saivis di Bali dan seorang pengelana Hindu seratus tahun ke-16 Masehi, yang menjadi ciri khas hingga saat ini.
• Desa Penatahan, Tabanan
IDR 350.000
Desa Penatahan terletak di Kabupaten Tabanan sekitar 35 km dari Denpasar. Desa Penatahan jadi pilihan menarik untuk perjalanan melihat Bali sebenarnya. Desa Penatahan memiliki cerita tentang warga yang menjadi pendamping sebaya (paralegal) untuk menangani kasus kekerasan. Berangkat dari kepedulian warga menyoal kesetaraan gender, berkembanglah ragam program pemberdayaan untuk warga Desa Penatahan yang sudah terbalut dalam kegiatan keseharian warganya.
• Desa Tegallalang, Gianyar
IDR 350.000
Perjalanan menuju Desa Tegallalang di Gianyar akan lebih banyak mengajakmu mengenal rupa-rupa Tegallalang. Di tengah tersohornya Tegallalang atas pariwisata teraseringnya, ada nilai lain yang lebih indah dari pemandangan.Tegallalang kaya akan pegiat kesenian. Kehebatan-kehebatan mereka tertuang dalam karya yang turut membentuk wajah (rupa) Tegallalang secara realis. Menjajaki rumah Tegallalang zaman dulu yang mempertahankan konsep bangunan yang berbeda dari bangunan lainnya di kawasan Gianyar.
• Desa Ngis, Karangasem
IDR 350.000
Melali Tuak dan Tikar Pandan ke Desa Ngis yang berasal dari kata Nges atau dalam bahasa Bali berarti hutan lebat memiliki hamparan bukit dan cerita tentang pengrajin tikar pandan dan petani tuak jaka. Tikar pandan saat ini sudah mulai ditinggalkan akibat datangnya produk plastik yang sebenarnya tidak ramah lingkungan. Pengrajin hanya mengandalkan pesanan yang digunakan saat upacara adat saja. Pengunjung akan menikmati perjalanan dari kebun ke bukit.
• Desa Tigawasa, Buleleng
IDR 450.000
Menuju desa di pertengahan Kabupaten Buleleng, sekitar 67 kilometer dari Pusat Kota Denpasar. Desa Tigawasa, salah satu desa tua yang berada di Kabupaten Buleleng. Jalan berliku jadi perkenalan memasuki desa bambu itu. Bambu bisa jadi tidak langsung terlihat ketika memasuki Desa Tigawasa dari arah Munduk, Buleleng. Namun, perjalanan menyusuri lika liku desa akan mengajak kita melihat betapa melimpahnya bambu di tengah Desa Tigawasa.
• Desa Tembok, Buleleng
IDR 450.000
Desa Tembok yang berada di jalur utama Buleleng-Karangasem. Karakteristik kondisi daerah yang gersang, merangsang pertumbuhan buah-buah tropis hidup sempurna di sana. Daya tarik Desa Tembok adalah trekking matahari terbit di bebukitan dan kebun-kebun mangga. Jika bertepatan dengan musim panen, sekitar September-November, di tiap kebun ada kelompok pemanen mangga yang unik, mengamati rantai pasoknya dari kebun sampai distributor di desa.
• Desa Besan, Klungkung
IDR 300.000
Desa Besan merupakan desa bagian timur Kabupaten Klungkung. Terletak dekat dengan daerah pesisir Klungkung sekaligus berada di kaki bukit. Perbukitan memberi suasana cenderung sejuk. Perkebunan kelapa menjadi potensi Besan mengembanhkan gula batok. Di pesisirnya memiliki garam pesinggahan yang diolah dengan tradisional. Dua potensi ini menjadi tujuan ciamik untuk dikunjungi dalam perjalanan Melali ke Desa Besan. Mengalami dan bercengkrama langsung dengan petani-petaninya.
• Dusun Pagi, Tabanan
IDR 350.000
Dusun Pagi yang terletak di Desa Senganan, Tabanan merupakan daerah penghasil beras merah, hitam dan putih dari padi jenis lokal. Pengalaman serangan hama yang menghampiri hamparan pertanian organik di dusun itu menggerakkan para anggota Subak Ganggangan di sana berjuang mencari solusi. Kembali ke alam adalah konsep yang dipegang para petani di Dusun Pagi. Hingga ditemukannya predator alami pertanian setempat dengan konservasi burung hantu jenis Tyto Alba. Akhirnya sampai saat ini pertanian
Evaluasi 1 tahun
Pada sangkepan, terangkum sejumlah masukan dan perencanaan jangka panjang. Masukan ini selalu ditawarkan dalam form feedback bagi pelanggan. Salah satunya Ade, peserta Melali ke Ngis.
Masukannya adalah soal ketersediaan toilet dan air. “Jika memang desanya susah air, wisatawan bisa diberitahu terlebih dahulu agar mereka bisa berhemat saat menggunakan air,” katanya.
Hal unik yang ia suka adalah makanan dan pengetahuan dari desa. “Jujur saya suka makanannya, tapi kalau memungkinkan ada juga opsi yang tidak pedas bagi wisatawan yang tidak suka pedas. Untuk anak-anak misalnya,” tambah Ade.
Sementara peserta lain, Si Gede Bandem Kamandalu juga terkejut, “Kalo dari pandanganku rutenya membuat kita benar-benar mengenal Desa Tegallalang sih. Karena sebelumnya cuma tau kawasan Ceking aja.”
situs mahjong