• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, June 18, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Nyarik Kopi, Skena Kopi Keliling di Lumbung Padi Bali

Komang Yuko by Komang Yuko
1 March 2024
in Kabar Baru, Travel
0 0
0
Para pembeli berbaris rapi demi kopi keliling dari Nyarik Kopi. Foto oleh: Yuko Utami

Sudah lebih dari 10 kali, I Kadek Deva Mahayana (20) berkunjung di Nyarik Kopi. Deva mengaku sensasi ngopi di alam membuatnya betah datang berkali-kali. “Tentunya karena view-nya, lokasi di tengah sawah dengan view lengkap,” ujarnya. Deva menjelaskan, pemandangan lengkap itu meliputi gunung dan sawah, matahari terbit dan terbenam, saluran irigasi yang airnya masih jernih. 

Selain lokasi, Deva mengaku konsep yang ditawarkan Nyarik Kopi tergolong berbeda. Konsep kopi keliling yang sederhana, harga kopi dan kudapan pas di kantong muda-mudi menjadi nilai tambah bagi Deva. Pengakuan serupa datang dari Ageng Parwata (25), berulang kali Ageng dan teman-temannya mengunjungi Nyarik Kopi. 

Selain pemandangan dan harga yang terjangkau, Ageng mengaku penjual yang ramah dengan ciri khas motor klasik Astrea Prima tahun 90 membuatnya semakin betah. Pertama kali Ageng mengenal Nyarik Kopi melalui media sosial. “Saya kenal Nyarik Kopi di media sosial Instagram dari mengawali Nyarik Kopi buka melihat dari teman-teman banyak yang membagikan ke saya,” ungkap Ageng.

Lokasi Nyarik Kopi di lahan persawahan Desa Babahan. Foto oleh: Yuko Utami

Nyarik Kopi berlokasi di Jalan Subak Bangkyang Sidem, Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Butuh waktu sekitar 1 jam 4 menit dari Kota Denpasar. Tiba di lokasi, Sabtu (20/01) disambut hamparan sawah dengan aliran air irigasi nan jernih. Jalannya hanya cukup dilalui sebuah mobil dan sebuah motor. Jalanan yang sempit itu semakin sesak karena para pengunjung memarkirkan motornya di sisi kanan dan kiri Jalan Subak Bangkyang. 

Demi segelas kopi dan kudapannya, para pengunjung harus berbaris rapi untuk mengantri. Saat giliran tiba, pengunjung akan berhadapan dengan I Putu Hery Dana (32) dan Ni Made Dharma Wulan Kencana (27). Pasangan suami istri ini adalah figur di balik hadirnya Nyarik Kopi. Wulan, bertugas mencatat pesanan dan proses pembayaran, termasuk memberikan nomor panggilan pesanan kepada pelanggan. Hery sibuk meracik minuman pesanan. Aroma bubuk kopi robusta dari Pupuan merasuk ke hidung.

Kudapan yang tersedia sebagai teman ngopi yaitu edamame, ubi rebus, dan laklak biu khas Tabanan. Sedangkan kopi yang ada tersedia tiga varian, yaitu kopi tubruk seharga Rp5 ribu; kopi susu seharga Rp7 ribu; dan kopi cokelat seharga Rp7 ribu. Minuman hangat lainnya yaitu cokelat panas seharga Rp7 ribu; teh manis dibandrol dengan harga Rp5 ribu; teh lime seharga Rp7 ribu; dan teh rosella seharga Rp7 ribu. 

Motor memadati jalan subak. Foto oleh: Yuko Utami
Mobil melewati jalan subak. Foto oleh: Yuko Utami

Semakin sore, semakin ramai pengunjung Nyarik Kopi. Keramaian yang tidak pernah disangka oleh Hery dan keluarga itu berawal dari ide lama yang terpendam. “Kalau ide udah lama sih tiang (saya) ngelihat di Instagram, sebelumnya di Jawa banyak yang membuat kayak gini,” jelas Hery. Ia mengaku terinspirasi dari pedagang kopi keliling yang sudah lebih dulu menjamur di Jawa, seperti Yogyakarta dan Malang. 

Ide itulah yang dieksekusi Hery menjadi Nyarik Kopi. Beberapa hal Ia siapkan seperti menggunakan motor Astrea untuk menambah kesan klasik, kopi dan jajanan khas Tabanan. Termasuk kotak kayu yang berisi seperangkat alat seperti ketel dan kompor portabel untuk membuat minuman. Lelaki yang bekerja di koperasi mengungkapkan, butuh waktu dua bulan lebih  untuk mempersiapkan seluruh perlengkapan kopi kelilingnya. 

Pengetahuan soal kopi dan pemasaran digital telah diperoleh Hery melalui usaha kedai kopi yang dibangun bersama teman-temannya. Logo Nyarik Kopi berwarna hijau muda berbentuk setengah lingkaran Ia ciptakan sendiri. Hery terinspirasi dari bentuk huruf ‘n’ dan memaknainya dengan setengah lingkaran, berupa matahari terbit dan terbenam. “Saya ingin ngasih tahu bahwa setengah lingkaran itu setengah matahari terbit dan tenggelam karena kebetulan Nyarik Kopi mangkal di matahari terbit dan tenggelam,” jelasnya. 

Anak Muda, Kopi dan Gaya Hidup

Muda-mudi ngopi di sawah. Foto oleh: Yuko Utami

Apabila mengecek dari Google Maps, Nyarik Kopi mendapatkan rating 4,7 dari 5. Sebanyak 17 akun menuliskan ulasan, 16 diantaranya bernada positif, sedangkan 1 akun menulis ketidakpuasan. Hery mengakui sejak viralnya Nyarik Kopi ada berkah dan kendala yang datang bersamaan. Ramainya pengunjung menambah pendapatan, tetapi Hery khawatir sebab konsep minim sampah yang diusung jadi belum tersampaikan. Sebelumnya, Hery menggunakan gelas enamel/gelas krenteng dengan loyang pizza sebagai nampannya. Jumlah gelas yang terbatas, membuat Hery menggunakan gelas kertas sebagai tambahan.

Ia juga mendapat komplain tentang akses parkir yang minim. “Jadinya pas saya buat kopi itu pecah konsentrasinya, lihat orang parkir menerima komplain dari warga sekitar dan pelaku usaha lainnya disini jadinya gak enak saya dalam hati,” jelas Hery. Menurutnya, pihak Desa Babahan sedang menyusun sistem parkir agar terkelola dengan baik. 

Pilihannya untuk mangkal di Subak Bangkyang berawal dari survei lokasi. Pada 15 November 2023 adalah hari pertama Hery mangkal di Subak Bangkyang. Gerimis membasahinya dan sang istri, tidak ada pelanggan yang datang. Teman dan sanak saudara dihubungi untuk datang, akhirnya tiba 6 orang menjadi pelanggan pertama. Hery segera membuat konten video mangkal pertamanya dan Nyarik Kopi mulai dilirik. Satu per satu pengunjung datang, tidak lupa membuat konten. Kopi dan senja maupun kopi dan pagi, semua membuat ulasan. Hery pun demikian, Ia konsisten membuat konten. Suatu hari datanglah seorang pembuat konten ulasan makanan, seingat Hery konten dari si kreator itulah yang membuat Nyarik Kopi viral.

Puncak keramaian saat 3 minggu Hery mangkal. Saat itu Hari Minggu, matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Namun, pengunjung dari berbagai daerah terus berdatangan. Hery memperkirakan jumlah pengunjungnya sekitar 200-an orang. “Saya belum siap, kompor cuma satu. Bahan-bahan dikit, ekspektasinya nggak sampai segitulah banyaknya, banyak yang cancel,” ungkap Hery.

Gelas kertas Nyari Kopi. Foto oleh: Yuko Utami
Laklak biu khas Tabanan, menu Nyarik Kopi. Foto oleh: Yuko Utami

Ngopi amat erat kaitannya sebagai potret citra anak muda dan bagian dari gaya hidup. Penelitian berjudul “Budaya Nongkrong Anak Muda Di Kafe (Tinjauan Gaya Hidup Anak Muda Di Kota Denpasar)” yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi, dkk di tahun 2017 menunjukkan, kehidupan ekonomi dan sosial lebih berputar pada konsumsi simbol-simbol begitupun dengan gaya hidup yang menekankan pada citra (image) dan bukan lagi pada nilai guna atau kemanfaatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya ngopi saat ini erat kaitannya dengan meningkatkan image diri dan bukan lagi pada realitas yang sesungguhnya. 

Penelitian yang dilakukan Oktafarel, dkk pada tahun 2021 menyebutkan, “coffee shops in the modern era play a secondary role in networking”. Mayoritas pengunjung kafe maupun angkringan didominasi oleh anak muda yang berkumpul dan membentuk jejaring baik formal maupun tidak formal. Kafe menjadi tempat yang disukai oleh anak muda untuk berkumpul maupun sekedar mampir untuk ngopi. Inilah yang menyebabkan usaha kedai kopi kian menjamur. 

Namun, penelitian lainnya menunjukkan pergeseran tempat berjejaring anak muda, khususnya secara non formal. Menjamurnya angkringan dan kopi keliling yang mempertemukan kopi dan pemandangan alam, menjadi pilihan baru untuk bersua. Jurnal ilmiah berjudul “Representasi Image Anak Muda Dalam Budaya Ngopi” yang ditulis Dhaehasti Agustina Saputri, dkk menunjukkan banyak dari para pengunjung angkringan khususnya anak muda terlihat lebih nyaman dalam bersantai daripada di kafe. 

Ngopi sambil ngelapak buku. Foto oleh: Yuko Utami

Penelitian itu menemukan ada beberapa faktor yang membuat anak muda betah berbincang di angkringan. Seperti, harga yang terjangkau sehingga pengeluaran untuk membeli kopi dan kudapan minim. Fenomena budaya ngopi yang kian meluas, kemudian mendorong masyarakat luas khususnya anak muda untuk berani mencoba mengikuti kegiatan tersebut, baik karena kemauan sendiri ataupun mendapat pengaruh dari orang lain. Penemuan tersebut sesuai dengan yang disampaikan para pelanggan Hery, kopi dan kudapan yang murah meriah, adalah satu faktor utama anak muda selalu berdatangan ke Nyarik Kopi. 

Konten di media sosial menjadi jembatan satu anak muda dan anak muda lainnya mengenal Nyarik Kopi. Rata-rata pendapatan per hari dengan durasi mangkal selama 3 jam yaitu berkisar 1 sampai 1,5 juta. Sedangkan saat pengunjung ramai, Hery dan keluarganya mampu menghasilkan 2 juta lebih sekali mangkal. 

Harapan Hery tidak muluk-muluk, Ia ingin usahanya berjalan dan berkelanjutan. “Bisa running lama jualan disini, sustain, berkesinambungan dan gak mati. Saya dagangnya sama istri sekeluarga bisa cari rejeki,” harapnya.

Tags: jalan-jalan balinyarik kopiskena kopi bali
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Komang Yuko

Komang Yuko

Related Posts

Rekomendasi Day Trip Eksplor Nusa Lembongan

Rekomendasi Day Trip Eksplor Nusa Lembongan

14 March 2025
Banyak Pantai “Sakit” karena Kehilangan Ekosistem

Pantai Anti Mainstream di Bali

8 February 2025

Sepiring Entil, Segelas Coklat Panas: Kupangkas Dingin Ini

10 December 2024
Selain Nongkrong, Inilah Sisi Menarik Pantai Penimbangan

Selain Nongkrong, Inilah Sisi Menarik Pantai Penimbangan

28 March 2024

Lapangan Puputan Badung: Paket Komplit Lokasi Jogging di Denpasar

24 March 2024
Melali ke Desa Penatahan: Wisata Anti-Mainstream

Melali ke Desa Penatahan: Wisata Anti-Mainstream

8 February 2024
Next Post
Cek Fakta: [Salah] “Kabar Bangunan RS Balimed Jebol Akibat Gempat di Bali pada 13 Desember 2022”

Cek Fakta: [Salah] “Kabar Bangunan RS Balimed Jebol Akibat Gempat di Bali pada 13 Desember 2022”

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Rata-Rata Sekolah Dasar Negeri di Bali Memiliki Ruang Kelas Rusak

Rata-Rata Sekolah Dasar Negeri di Bali Memiliki Ruang Kelas Rusak

18 June 2025
Perjalanan Penyanyi Bali Legendaris Dealot

Perjalanan Penyanyi Bali Legendaris Dealot

17 June 2025
Pariwisata Bergeliat, Konflik Tanah pun Menguat

Pariwisata Bergeliat, Konflik Tanah pun Menguat

16 June 2025
Tiga Film di Balinale Soroti Isu Sosial

Tiga Film di Balinale Soroti Isu Sosial

15 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia