• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, November 10, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Lalu Apa Setelah Subak jadi Warisan Budaya Dunia?

Anton Muhajir by Anton Muhajir
22 May 2012
in Berita Utama, Budaya, Kabar Baru, Lingkungan
0 0
5
Indahnya terasering ala subak Bali. Foto @LintasBali

Sabtu lalu, berbagai media arus utama memberitakan penetapan subak Bali sebagai warisan budaya dunia (WBD) oleh Unesco. Badan PBB yang menangani pendidikan, pengetahuan, dan budaya tersebut akan menetapkan subak sebagai WBD pada sidangnya di Rusia Juni 2012 nanti. Hampir semua media mengutip pernyataan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu Nuryanti.

Untuk memastikan ke sumber primer, saya coba cari-cari di internet, terutama website Unesco. Saya belum menemukan informasi penetapan subak sebagai WBD tersebut sama sekali. Saya hanya menemukan informasi tentang diajukannya empat lokasi di Bali ke Unesco agar ditetapkan sebagai WBD. Tiga tempat tersebut adalah kawasan Jatiluwih di Tabanan, kompleks Taman Ayun di Mengwi, kawasan pura di sungai Pakerisan di Gianyar, dan Pura Besakih di Karangasem.

Jadi, asumsi saya kalau toh penetapan tersebut benar, maka yang ditetapkan oleh Unesco bukanlah subak secara keseluruhan tapi kawasan persawahan di Jatiluwih, Tabanan. Kawasan berjarak sekitar 60 km dari Denpasar ini memiliki areal persawahan terasering yang memang menawan. Dia jadi salah satu daya tarik bagi wisatawan lokal ataupun asing.

Penetapan kawasan Jatiluwih sebagai WBD tentu menyenangkan. Teknik dan budaya pengairan tradisional Bali ini akhirnya diakui dunia sebagai salah satu warisan budaya, seperti juga Candi Borobudur, kawasan kuno Sangiran, dan tempat lain di Indonesia.

Namun, penetapan ini pun harus dilihat secara kritis. Apa manfaatnya kemudian bagi subak atau bahkan petani itu sendiri? Jangan-jangan di balik euforia penetapan itu, nasib petani di Jatiluwih malah kian merana.

Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda, jurnalis TEMPO yang kini jadi pendeta Hindu, mengungkapkan kekhawatirannya tersebut dalam kicauan berseri. Saya merangkum dan membaginya. Hanya sebagai penyeimbang di antara suka cita penetapan subak sebagai warisan budaya dunia. Agar kita tak terlena.

Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Next Post
Selamat Jalan, Pagar Manurung…

Selamat Jalan, Pagar Manurung...

Comments 5

  1. HeruLS says:
    13 years ago

    aduh, klasik. pemerintah menjual keunikan, kerja keras, warganya. jualannya laku, tapi si pekerja tak menerima penghargaan apa-apa.
    seperti juga berbagai komoditas pertanian lainnya.
    petani tidak perlu pengakuan lembaga dunia terhadap sesuatu yang memang sudah menjadi fakta. petani butuh keberpihakan.

    Reply
  2. IGN Widya Hadi S says:
    13 years ago

    yang pasti, sebagai generasi dan orang Bali, bangga lah dengan hal ini, namun yg jadi permasalahan apakah dengan adanya hal ini, orang2 jadi tersadar akan keberadaan subak yang sekarang jadi warisan budaya dunia? melihat dari semakin berkurangnya luas sawah, entah itu berubah jadi rumah, hotel atau apa pun itu. Kalau sawah hilang, terus buat apa ada subak?

    Reply
  3. Made Nurbawa says:
    13 years ago

    Subak sebagai WBD . Dari mana?, dimana?, dan mau kemana? kurang jelas. Masih seperti promosi “harga pasar” yang pasaran..!! Mudah2an bisa jadi awal untuk memahami yg sesungguhnya!!!

    Reply
  4. nang coepak says:
    13 years ago

    subak.. saya belum paham, mengerti banget, padahal 5 tahun sudah menggeluti dunia pertanian… n ikut dalam krama subak…. apa itu subak? spirit apa yg ada di subak kita sudah paham…. sepakat kita bisa mengerti subak lewat literatur… namun lebih bijak… kalau mau terjun cair… dalam suasanya subak…. Mohon deh….. bahasa subak tidak untuk manis dibibir aja… suksma

    Reply
  5. Hendro says:
    13 years ago

    menurut saya , Spirit yang ada di dalam Subak sangat relevan untuk membangun Bali dalam arti luas, baik dari sistem Organisasi , Management , maupun Pembangunan fisiknya. Bali dengan segala isinya akan berkembang harmonis bilamana Sistem dan Mnagementnya dikembangkan dalam Sistem Kepemimpinan dan Pembangunan Bali…..suksma.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia