Dalam rangka menyambut World Clean Up Day 2024 dan Rangkaian Hari Jadi Paguyuban Social Project Bali ke-4. Pada hari Sabtu (14/9/2024) pukul 07.00-09.00, Paguyuban Social Project Bali berkolaborasi dengan Komunitas MaluDong, Plastic Bank Foundation, PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Bali, Mapala, dan BEM Universitas di Bali mengadakan agenda plogging yang dipusatkan di Pantai Padanggalak
Jl. Padanggalak Sanur No.88, Kesiman Petilan, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Jumlah peserta yang hadir berjumlah sekiranya 50 orang lebih yang berasal dari berbagai latar belakang dan profesi.
Plogging adalah kegiatan mengumpulkan sampah sambil berlari yang asal usulnya berasal dari gabungan kata bahasa Inggris “jogging” dengan kata bahasa Swedia “plocka upp” yang secara harafiah berarti ‘mengumpulkan’. Plogging dapat dilakukan oleh siapa saja karena tidak memerlukan keterampilan atau peralatan khusus, dan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan sendiri atau berkelompok .
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Kordinator Social Project Bali yaitu I Gusti Putu Arya Utama dan Ketua Komunitas Malu Dong. Dilanjutkan edukasi pemilahan sampah dari Plastik Bank Foundation. Supaya badan para relawan tidak keram maka dilakukan pemanasan. Dilanjutkan plogging ke arah pura Campuhan Windu Segara batas utara Pantai Padanggalak selama satu jam.
Kemudian para relawan berkumpul kembali ke titik pertemuan untuk penimbangan sampah. Dalam agenda ini, Para relawan yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak mendapatkan hadiah menarik dari panitia. Acara ditutup dengan kesan dan pesan dari perwakilan komunitas yang hadir.
Dalam waktu satu jam para relawan berhasil mengumpulkan 138 kg sampah yang terdiri dari sampah plastik dan residu. Ditemui di lokasi kegiatan, Ketua Umum Social Project Bali yaitu I Gusti Putu Arya Utama atau akrab disapa Arya mengungkap alasan dipilihnya lokasi kegiatan. “Pantai Padanggalak selain merupakan tujuan wisata juga merupakan daerah yang sering dijadikan tempat melasti bagi umat Hindu sehingga dominan sampah organik yang bercampur dengan sampah plastik kiriman dari sungai sekitar,” imbuh Alumni Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai ini.
Arya berpesan agar seluruh elemen masyarakat bisa saling menjaga wilayah pesisir khususnya Pantai Padanggalak ini. “Harapan masyarakat khususnya pengunjung agar lebih peduli terhadap lingkungan pantai dan bagi pemerintah setempat agar menyediakan lebih banyak tempat sampah serta berkala melakukan monitoring terhadap kebersihan lingkungan pantai,” tutur pemuda yang aktif di organisasi Leo Club Bali Shanti ini.
Di tempat terpisah Ketua Harian Paguyuban Social Project Bali yaitu Herdian Armandhani atau akrab disapa Dhani memberikan apresiasi positif dengan banyaknya relawan yang hadir. “Banyak pemuda Bali yang peduli terhadap permasalahan sampah yang ada di Bali khususnya di Kota Denpasar. Adanya kolaborasi dalam aksi plogging ini diharapkan bisa menggerakkan para generasi millenial untuk berkolaborasi untuk membuat aksi nyata pada lingkungan sekitar,” jelas Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia Unit Social Project Bali ini.