• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, May 13, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Keprihatinan Made Budhiana pada Parasit

Anton Muhajir by Anton Muhajir
21 December 2011
in Agenda, Berita Utama, Budaya, Sosok
0 0
1

Diakui atau tidak, dunia seni rupa telah lama dijangkiti parasit.

Pameran tunggal Made Budhiana bertajuk Artshit! Parashit! dibuka Selasa kemarin. Budhiana menggelar pameran di Bentara Budaya Bali, Jalan Prof. Ida Bagus Mantra 88 A, By Pass Ketewel, Gianyar. Lebih dari 200 peserta dari kalangan seniman, pelajar, maupun masyarakat umum hadir memaknai kegiatan tersebut

Dalam pembukaan pameran, para pengunjung tidak disuguhkan berbagai karya seni rupa yang telah “jadi” sebagaimana eksibisi pada umumnya. Hanya ada beberapa lembar kertas kosong diletakkan di lantai. Kertas kosong ini mengisi sebagian ruang pameran bersama beberapa buah batu hitam dan sobekan koran di halaman Bentara Budaya Bali.

Malam itu, peserta diajak untuk menyelami dunia penciptaan dan proses kreatif Made Budhiana lewat sebuah performance art. Penampilan ini mengkolaborasikan visual garapan Yuliarsa dan Hai Dai (seniman Vietnam keturunan Amerika). Musik nan mencekam karya komposer Wayan Gde Yudane dengan aksi melukis dari Budhiana sendiri mengiringi penampilan ini.

Beberapa seniman, seperti Putu Satria Kusuma, Cok Sawitri, Muda Wijaya, dan Lisna Effendi juga turut mengapresiasi pameran dengan menampilkan pertunjukan teater gerak, melukis, pembacaan puisi dan lainnya secara spontan, merespon ruang dan karya Budhiana.

Artshit! Parashit! pada dasarnya lahir dari keprihatinan Budhiana atas situasi sosial budaya di tanah air. Keprihatinan ini termasuk pada fenomena dunia seni rupa yang cenderung terlalu mengedepankan orientasi pasar. Menurut Budhiana, fenomena ini kadang terasa sangat kasar karena kreasi hampir dilihat sebagai barang. “Bukan sebagai penciptaan kembali yang membawa rasa dan hati pada keindahan,” ujarnya.

“Diakui atau tidak, dunia seni rupa telah lama dijangkiti parasit. Kita jadi pengap dan yang merasakan suasana seperti ini mungkin akan bersin-bersin, dan suara bersin-bersin itulah yang kemudian saya pelesetkan menjadi ‘artshit’,” tambahnya.

Melalui eksibisi ini, Made Budhiana mencoba mengetengahkan suatu bentuk ‘seni penyadaran’. Bentuknya berupa ‘pameran proses’ di mana ia membuka ruang seluasnya bagi upaya kolaborasi bersama para seniman dan pelaku sosial dari berbagai latar.

Menurutu Koordinator Program Bentara Budaya Bali Warih Wisatsana, ruang Bentara Budaya Bali adalah laboratorium Made Budhiana dan sahabat seniman untuk meneguhkan capaian kreatif. “Semoga juga memberikan wacana baru dalam seni modern yang sering dianggap terlalu individual,” ujar Warih ketika memberi sambutan di pembukaan pameran.

Interaksi
Eksibisi tunggal Made Budhiana Artshit! Parashit! berlangsung sejak 21 Desember 2011 hingga 10 Januari 2012 mendatang, pukul 10.00-18.00 Wita di BBB. Selama tiga minggu tersebut, Budhiana akan mencipta karya-karya baru sembari mengajak siapapun untuk turut berkolaborasi dan berproses bersama.

Salah satu yang menarik dari pameran ini adalah karena pameran ini tak hanya menghadirkan sejumlah karya belaka, tetapi proses interaksi seniman. “Interaksi ini bagian dari kebersamaan yang membangun capaian kreatifnya,” ujar Warih.

Made Budhiana lahir di Denpasar, Bali, 27 Maret 1959. Pernah berpameran tunggal maupun kolektif di Jerman, Switzerland, Singapura, Malaysia, Australia dan Belanda. Lulusan ISI Yogyakarta ini juga meraih beragam penghargaan, di antaranya ‘Best Panting’ Bali Art Award (1997), Pratisara Affandi Adhi Karya, ISI Yogyakarta (1985 and 1986), Poster Award, Departement of Education and Culture, Bali (1979).

Wayan Gde Yudane, lahir di Kaliungu, Denpasar, menghasilkan karya musik konser, teater, instalasi maupun film. Meraih penghargaan Melbourne Age Criticismsebagai Creative Excellent pada Festival Adelaide, Australia (2000) berkolaborasi dengan Paul Gabrowsky, dll. Tampil di Festival Jazz Wangarata, Australia (2001), keliling Eropa dengan Teater Temps Fort, Grup France and Cara Bali, juga Festival Munich dan La Batie. Karyanya: musik film ‘Sacred and Secret’ (2010), Laughing Water and Terra-Incognita, dan Arak (2004), serta sebagainya.

Pameran ini akan dilanjutkan dengan acara temu kritikus dan jurnalis yang akan berlangsung pada Kamis, 5 Januari 2011 pukul 18.30 Wita mendatang. Temu Kritikus dan Jurnalis, Kamis, 5 Januari 2012, pukul 18.30 wita. Sepanjang pameran akan diselenggarakan aneka kegiatan seni sebagai proses bersama. [b]

Teks dan foto dari Bentara Budaya Bali.

Tags: Bentara Budaya BaliGianyarPameranSeni Rupa
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Sehabis Manis Manis

Sehabis Manis Manis

2 March 2024
Pameran ‘Retrospective Made Djirna 1992-2022’

Pameran ‘Retrospective Made Djirna 1992-2022’

19 December 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Pameran 729 Tahun Kerajaan Majapahit

Pameran 729 Tahun Kerajaan Majapahit

27 November 2022
ArchaeoFest 2021, Pembuktian Arkeologi Tak Ketinggalan Zaman

ArchaeoFest 2021, Pembuktian Arkeologi Tak Ketinggalan Zaman

16 December 2021
Merayakan Evolusi Murni yang Berani

Merayakan Evolusi Murni yang Berani

18 July 2021
Next Post

Foto Pembukaan Pameran Artshit! Parashit!

Comments 1

  1. Y S says:
    13 years ago

    Haidai, New Media Artist dari Amerika, keturunan Vietnam

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

matan AI

Intelektual Blangko

11 May 2025
Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

10 May 2025
Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

Jangan Panik, Lakukan Ini Ketika Terjadi Pemadaman Listrik

9 May 2025
KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

KB Krama Bali Bebankan Perempuan Secara Fisik dan Mental

9 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia