Menciptakan dialog tulus berbagai seniman dunia.
Seniman Indonesia yang bermukim di Bali, Antonius Kho, terlibat dalam proyek seni rupa internasional. Kho dari Wina Galeri bekerja sama dengan Fondazione Sarenco & Fondazione Benetton dari Italia dalam proyek seni Imago Mundi.
Nama lengkap proyek itu Imago Mundi, The Art of Humanity atau Gambar Dunia, Seni Kemanusiaan.
Selama ini Foundazione Benetton telah mengerjakan proyek di negara-negara Eropa, Amerika (sebagian), Afrika, Australia dan sekarang sebagian Asia. Kho yang tinggal di Ubud karya-karya perupa Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Semua biaya proyek disokong oleh Fondazione Benetton.
Antonius Kho mendokumentasikan karya 220 perupa dari Indonesia, 140 dari Malaysia, dan 140 dari Singapura sejak tahun lalu.
Proyek seni Imago Mundi dilakukan melalui penerbitan katalog untuk setiap negara yang memiliki koleksi sangat besar.
Koleksi, di bawah naungan Yayasan Benetton, tidak memiliki niat komersial tetapi semata untuk menyatukan keragaman dunia atas pengalaman artistik yang umum dan mencapai “katalogisasi” karya. Bukan mengikuti kebiasaan normal, seperti melalui museum, galeri atau pasar seni lain.
Tujuannya untuk memiliki perjalanan pengumpulan dan menunjukkan melalui pameran, buku atau katalog dan situs web tertentu yang didedikasikan untuk seni. Dengan demikian karya-karya itu bisa tersedia untuk warga di seluruh dunia. Proyek ini bekerja sama dengan lembaga-lembaga swasta, museum, galeri, dan lain-lain.
Setiap seniman hanya menyertakan satu karya baik berupa lukisan, grafis, patung, maupun object art dengan ukuran 10 x 12 cm bersama biodata. Karya-karya tersebut tidak untuk dijual, tetapi hanya untuk dipublikasikan dalam buku, situs web dan diikutkan partisipasi dalam berbagai pameran di museum internasional.
Setiap artis akan mendapat satu katalog, dengan satu halaman berisi foto karya dan biodatanya.
“Imago Mundi adalah proyek budaya, demokratis dan global untuk koeksistensi keragaman ekspresif,” kata Luciano Benetton.
Menurut Luciano, tujuan utama proyek ini untuk tour koleksi. Karya-karya akan dibawa melalui pameran, katalog dan proyek web dengan sebanyak mungkin orang. Harapannya bisa mendorong dialog tulus melalui seni dengan dunia.
“Hal ini sekaligus untuk mengingat bahwa makna, ide, alasan dan inspirasi bukan monopoli beberapa, tapi berkembang pada interaksi dan komunikasi,” kata Luciano Benetton.
Setelah hampir setahun menunggu untuk proses pengumpulan perupa dan pengerjaannya saat ini buku katalog tersebut telah selesai untuk Indonesia, Malaysia dan Singapore.
Antonius Kho dari Wina Gallery menjadi kurator untuk negara-negara di ASEAN. Setelah menyelesaikan katalogisasi untuk perupa tiga negara, Antonius Kho akan memulai mengerjakan tiga negara berikutnya. Dia menargetkan selesai selama setahun untuk setiap tiga negara tersebut.
Pameran akan dilakukan setelah semua negara-negara di ASEAN selesai pengerjaannya dan buku sudah diterbitkan.
Informasi lebih lanjut bisa dilihat di www.imagomundiart.com.