Unit Kegiatan Mahasiswa Himatography adalam salah satu UKM terlama yang ada di STIKOM Bali. Cikal bakal UKM Himatography adalah dari komunitas photographer terutama dari kalangan dosen. Hingga akhirnya dipilihlah ketua pertama, lalu disusun AD/ART organisasi dan ditetapkan 11 Januari 2011 sebagai hari kebangkitan UKM Himatography.
Proses perekrutan anggota baru dilakukan atau dibuka sekali setahun dari Agustus sampai Oktober, atau ketika masa orientasi mahasiswa baru. Namun, apabila ada mahasiswa angkatan lama yang berminat bergabung juga bisa ikut pada masa perekrutan ini. Rata- rata pendaftar yang berminat bergabung untuk masuk ke dalam UKM mencapai 300 lebih orang. Mahasiwa yang telah lulus perekrutan akan mendapatkan pelatihan mengenai photography dan mengikuti classroom berdasarkan kurikulum dari UKM sediri.
Sekarang ini anggota aktif UKM Himatography mencapai 179 orang anggota. Masa keanggotaan berlaku selama masih menjadi mahasisa di STIKOM Bali. Mengenai anggota istimewa biasanya akan merekrut 3-4 orang setiap tahunnya di mana mereka adalah anggota yang paling berkontribusi ke UKM. Untuk anggota yang tidak aktif akan diberikan SP 1 SP2 hingga akhirnya dikeluarkan (pemecatan anggota) sesuai AD/ART.
Setiap anggota wajib mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh UMK Himatography. Absesnsi dilakukan setiap kegiatan berlangsung untuk melihat presensi kehadiran peserta. Peserta juga wajib menyetorkan uang kas sebagai salah satu sumber dana bagi UKM. Peserta yang telah memenuhi kriteria akan bisa mendapatkan sertifikat keanggotaan. UKM Himatography memiliki beberapa kegiatan mulai dari open recruitment, lalu Pelantikan dan Pelatihan,
Pameran Liberate sebagai ajang pameran bagi para anggota baru dan dilakukan secara internal, ada acara Malam Keakraban (makrab), ada Lomba Foto Nasional (LFN) sebagai rangkaian Himatofest. Tahun lalu jumlah peserta FN mencapai ratusan orang, lalu ada Hunting Foto setiap bulannya dan yang terakhir adalah Himatofest atau festival Ulang Tahun UKM Himatography. Rangkaian dan timeline acara di tentukan melalui musyawarah anggota yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
UKM Himatography juga cukup sering melakukan pameran atau acara di luar kampus seperti, Festival Seni Bali Jani di Wantilan Taman Budaya Nasional dan Pameran Foto di Kulidan Space, Guwang, Sukawati. Adi Pratama mengatakan pameran ini berfungsi sebagai ajang valiasi bagi karya para anggota atau bahkan akan lebih bagus jika bisa monetisasi nantinya, namun ada saja para anggota yang berpendapat bahwa pameran hanya buang buang uang untuk print foto.
“Padahal pada pameran ini, kita bisa menunjukan ciri khas kita senagai seniman dan juga sebagai legalisasi,” ujarnya. Adi juga menjelaskan slogan Himatography “Apapun Kameramu Tunjukan Kreasimu” adalah mengenai kreativitas, imajinasi, kepekaan terhadap sekitar dan kemampuan kita adalah penentu hasil karya photography, sedangkan untuk kamera dan alat pendukung lainnya seperti lighting berada pada nomor kesekian. “Banyak anggota UKM yang kurang peka terhadap lingkungan, kurang imajinasi dan kurang membaca. Hal ini perlu dilatih bisa dengan cara menonton film atau membaca buku baik fiksi atau nonfiksi. Saya merekomendasikan film besutan Christopher Nolan, lalu Everest, dan membaca buku buku apapun boleh,” tutur Adi.
Adi Pratama sebagai Pembina pendamping UKM Himatography STIKOM berharap agar ke depannya UKM Himatography bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, lalu pamerannya bisa lebih bagus. UKM Himatography juga punya rencana untuk mendirikan komunitas atau sanggar. Sebagai salah satu cara untuk menambah pemasukan dana, dibentuklah Himatorent sebagai unit bisnis dari UKM sendiri. Himatorent menyediakan jasa penyewaan kamera, lighting, dan jasa photographer bagi masyarakat umum.