• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Monday, November 10, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Gamping Emas, Memadukan Budaya dan Kreativitas

Agung Parameswara by Agung Parameswara
9 May 2015
in Berita Utama, Foto, Kabar Baru
0 0
1
Seorang pria mengendarai sepeda motor dengan membawa sesajen beralaskan dulang seusai dihaturkan saat upacara di Pura Dalem Desa Abianbase, Gianyar.
Seorang pria mengendarai sepeda motor dengan membawa sesajen beralaskan dulang seusai dihaturkan saat upacara di Pura Dalem Desa Abianbase, Gianyar.

Tiga tahun lalu, Wayan Suparta terlilit utang. 

Usaha kecilnya membuat sarana sembahyang nyaris bangkrut. Bermodal kredit Rp 50 juta, Suparta kemudian bangkit dan menghidupkan usahanya hingga beromzet Rp 400 juta. Pengusaha kecil seperti dia berperan penting bagi ekonomi nasional.

Wayan Sudiasih (kanan nomor 3) membantu  para pekerja lainnya mengecat dulang. Sudiasih selalu membantu sekaligus dipercaya oleh suaminya Wayan Suparta untuk mengontrol usaha yang mereka rintis bersama.
Wayan Sudiasih (kanan nomor 3) membantu para pekerja lainnya mengecat dulang. Sudiasih selalu membantu sekaligus dipercaya untuk mengontrol usaha.


Wayan Suparta, 37 tahun, adalah pembuat sarana upacara keagamaan Hindu berbahan fiber. Asalnya dari Desa Bresela, Kecamatan Payangan, Gianyar. Sekitar 40 km dari Denpasar.

Suparta mengawali usaha bernama Gamping Emas pada tahun 2010 ketika mendapatkan pinjaman kredit mikro di bank. Sebelumnya, dia memiliki usaha kecil membuat dulang dari gypsum. Namun, tiga tahun lalu usahanya berhenti karena dia terlilit utang serta keluarga mengadakan upacara agama di rumah.

“Modal saya habis di sana,” katanya.

Sejulah karyawan bekerja di bagian proses percetakan dulang dan sarana upacara lainya yang diproduksi di rumah Wayan Suparta. Setiap dua hari Wayan Suparta menghabiskan 1 drum resin untuk menghasilkan cetakan sekitar 200 buah sarana upacara.
Sejulah karyawan bekerja di bagian proses percetakan dulang dan sarana upacara lainya yang diproduksi di rumah Wayan Suparta.

Pada April 2010, seorang temannya datang menawarkan kredit usaha tanpa jaminan di sebuah bank. Besarnya Rp 50 juta. “Kredit itu sangat membantu saya merintis kembali usaha dulang ini,” kata Suparta.

Ide membuat dulang fiber berawal ketika dulang berbahan gypsum yang populer di pasaran kualitasnya kurang bagus. Selain itu proses produksinya rumit dan lama. Akhirnya muncul ide dan inovasi untuk membuat dulang fiber.

“Dulang berbahan fiber jauh lebih berkualitas tinimbang gypsum. Lebih kuat, lebih awet dan produksinya lebih cepat,” ujar pria tamatan SMP ini.

Wayan Suparta mengerjakan masker ukiran kayu untuk persiapan usaha barunya membuat pintu dan almari yang ukiranya terbuat dari viber. Dalam usaha ini, pembuatan masker baik untuk dulang atau ukiran lainnya merupakan proses paling penting dan harus dikerjakan oleh saya sendiri. Sebab, pekerjaan ini membutuhkan pengalaman dan ketelitian agar hasil akhir dari masker dan tentunya barang yang diproduksi  bisa maksimal, Ujar Wayan Suparta.
Wayan Suparta mengerjakan masker ukiran kayu untuk persiapan usaha barunya membuat pintu dan almari yang ukiranya terbuat dari viber.

Pembuatan satu buah dulang hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Diawali proses cetak, bahan-bahan dasar seperti resin, fiber, talek dan katalis dicampur dan diaduk selama 2 menit. Selanjutnya adonan dituangkan atau dioleskan di atas masker karet berbentuk produk yang akan dibuat.

Setelah dioleskan secara rata, hasil cetakan ditunggu selama 15 menit hingga kering. Hasil cetakan yang telah kering selanjutnya diamplas serta didempul, sebelum masuk ke proses finishing.

Berbagai jenis masker hasil tangan Wayan Suparta yang digunakan untuk mencetak dulang.
Berbagai jenis masker hasil tangan Wayan Suparta yang digunakan untuk mencetak dulang.

Terdapat dua tahap dalam proses finishing. Pertama seluruh bagian dulang diberi cat dasar merah. Setelah itu dicat sesuai dengan desain. Semua produk yang sudah melalui proses finishing dikeringkan dengan sinar matahari serta dioven sebelum produk-produk dikemas dan dikirim ke pelanggan.

Seorang pekerja menambahkan hiasan tambahan berbentuk kepala barong hasil cetakan viber di bagian pinggir dulang.
Seorang pekerja menambahkan hiasan tambahan berbentuk kepala barong hasil cetakan viber di bagian pinggir dulang.

Tersebar
Dari semua tahapan pembuatan dulang, Suparta fokus pada pembuatan masker. Sebab, inilah bagian terpenting dari usahanya.

Membuat masker membutuhkan waktu 15 hari melalui 5 tahapan pengolesan pada dulang ukiran kayu. Butuh kesabaran dan ketelitian dalam mencampur bahan serta mengoleskan agar semua detail pada ukiran tidak hilang pada saat masker telah usai.

Portrait keluarga Wayan Suparta. Dari kiri ke kanan, Wayan Suparta (36) berserta i Wayan Piki Suyesa (17) dan I Kadek Monita Wahyuni (7) serta istrinya Ni Wayan Sudiasih (33). Wayan Suparta mendapatkan kredit usaha mikro 3 tahun lalu yang mendorong dia untuk membuat usaha dulang dari viber. Saat ini dia mengembangkan usaha pembuatan pintu dan lemari khas ukiran Bali yang berbahan viber hasil tambahan bantuan kredit mikro di Bank BTPN.
Portrait keluarga Wayan Suparta. Dari kiri ke kanan, Wayan Suparta (36) beserta I Wayan Piki Suyesa (17) dan I Kadek Monita Wahyuni (7) serta istrinya Ni Wayan Sudiasih (33).

Menurut Suparta yang juga seorang seniman dan tukang ukir tersebut dalam satu hari Gamping Emas bisa mengerjakan 120-160 buah sarana upacara tiap hari. Misalnya dulang, saab kecil, bokor kecil, sokasi, nare, dan tempat buah.

Semua produk tersebut merupakan sarana upacara yang digunakan umat Hindu Bali tiap hari. Baik saat upacara di Pura ataupun untuk kegiatan tradisi. Fungsinya untuk membawa gebogan yaitu sesajen berupa rangkaian buah dan rangkaian janur secara beriringan. Istilahnya Mapeed.

Dua orang wanita menghaluskan puluhan dulang yang selesai di cetak untuk selanjutkan dibawa ke bagian finishing.
Dua wanita menghaluskan puluhan dulang yang selesai dicetak untuk selanjutkan dibawa ke bagian finishing.

Saat ini Gamping Emas telah memiliki sekitar 35 karyawan lokal dari Kecamatan Payangan, Kintamani, Singaraja, Karangasem, serta beberapa dari Jawa Timur. Produknya telah tersebar di seluruh kabupaten di Bali serta luar Bali seperti Lampung, Kalimantan, Jakarta, dan Sulawesi. Omzet perbulannya mencapai Rp 400 juta.

Seorang perempuan memberikan kopi dan teh kepada para karyawan di bagian percetakan. Wayan Suparta memberikan fasilitas lengkap kepada 10 karyawan yang berasal dari luar daerah dan kabupaten seperti tempat tinggal serta konsumsi setiap harinya.
Seorang perempuan memberikan kopi dan teh kepada para karyawan di bagian percetakan.

97 Persen
Usaha ekonomi yang menjadikan kreativitas serta warisan budaya sebagai dasar pengembangan usaha, seperti membuat dulang fiber, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Orang-orang seperti Suparta berperan penting dalam perekonomian nasional.

Pentingnya peranan UMKM terlihat dari penggunaan faktor-faktor produksi lokal yang digunakan serta hasil berupa produk maupun jasa yang digunakan memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Seorang karyawan menambahkan hiasan diatas saab kecil atau penutup sesajen seusai proses pencetakan.
Seorang karyawan menambahkan hiasan diatas saab kecil atau penutup sesajen seusai proses pencetakan.

 

Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 56.539.560. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Menyumbang 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia serta menampung hingga 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.

UMKM sebagai motor penggerak dan penyangga terakhir perekonomian nasional, didasarkan pada realitas bertahannya UMKM dari dampak krisis moneter tahun 1998 dan krisis global yang melanda dunia tahun 2008.

Dulang yang diproduksi oleh Wayan Suparta akan melalui proses cat dasar terlebih dahulu sebelum dilakukan proses finishing
Dulang yang diproduksi oleh Wayan Suparta akan melalui proses cat dasar terlebih dahulu sebelum dilakukan proses finishing.

Hal ini membuat pemerintah memperhatian dan melakukan upaya pemberdayaan sektor riil, khususnya melalui pengembangan UMKM. Upaya pengembangan tersebut salah satunya kemudahan dalam mengakses pembiayaan berupa kredit di perbankan yang biasa disebut kredit usaha mikro.

Kredit usaha mikro adalah salah satu inovasi dalam kebijakan anti-kemiskinan yang telah berhasil membawa layanan keuangan formal kepada pengusaha yang kurang mampu dari segi permodalan.

Jika makin banyak pengusaha kecil mendapatkan bantuan kredit dan modal, maka akan makin banyak orang berhasil. Layaknya Suparta dengan usaha Gamping Emasnya. [b]

Seorang pekerja menambahkan cat berwarna emas pada bagian aksesoris dulang untuk dikirimkan ke pelanggan di Pasar Sukawati, Gianyar.
Seorang pekerja menambahkan cat berwarna emas pada bagian aksesoris dulang untuk dikirimkan ke pelanggan di Pasar Sukawati, Gianyar.
Proses produksi dulang menjadi efektif dengan adanya oven yang diletakan di tempat fnishing. Selain mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan cat pada dulang, oven merupakan alat terpenting terutama saat terjadi hujan.
Proses produksi dulang menjadi efektif dengan adanya oven yang diletakan di tempat fnishing. Selain mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan cat pada dulang, oven merupakan alat terpenting terutama saat terjadi hujan.
Wayan Sudiasih melakukan pengecekan sebelum barang-barang di distribusikan ke pelanggan.
Wayan Sudiasih melakukan pengecekan sebelum barang-barang di distribusikan ke pelanggan.
Sejumlah karyawan membawa dulang yang telah dikemas  untuk dikirimkan ke pelanggan di Pasa Sukawati, Gianyar.
Sejumlah karyawan membawa dulang yang telah dikemas untuk dikirimkan ke pelanggan di Pasa Sukawati, Gianyar.
Portrait salah satu pelanggan Wayan Suparta,  Gede Aryawan (38) dan Istrinya Wayan Susilawati (33) di depan toko milik mereka di Pasar Sukawati, Gianyar.  Selama hampir 3 tahun, setiap 2 hari sekali mereka memesan rata-rata 12 set tempat sesajen atau bahkan lebih yang terdiri dari dulang, bokor, saab kecil dan sokasi.
Portrait salah satu pelanggan Wayan Suparta, Gede Aryawan (38) dan Istrinya Wayan Susilawati (33) di depan toko milik mereka di Pasar Sukawati, Gianyar. Selama hampir 3 tahun, setiap 2 hari sekali mereka memesan rata-rata 12 set tempat sesajen atau bahkan lebih yang terdiri dari dulang, bokor, saab kecil dan sokasi.
Dua orang pria membawa sesajen pada saat upacara di Pura Dalem Desa Abianbase, Gianyar.
Dua orang pria membawa sesajen pada saat upacara di Pura Dalem Desa Abianbase, Gianyar.
Sejumlah gebogan yang dijejer saat upacara di Pura Dalem Desa Abianbase, Gianyar. Susunan buah dan jajanan yang beralaskan dulang tersebut dihaturkan ke hadapan Tuhan sebagai rasa syukur atas rejeki yang masyarakat Hindu Bali nikmati.
Sejumlah gebogan yang dijejer saat upacara di Pura Dalem Desa Abianbase, Gianyar. Susunan buah dan jajanan yang beralaskan dulang tersebut dihaturkan ke hadapan Tuhan sebagai rasa syukur atas rejeki yang masyarakat Hindu Bali nikmati.
Sejumlah wanita menjunjung gebogan saat melaksanakan tradisi mapeed di Desa Abianbase Gianyar. Tradisi yang membawa sesajen berupa rangkaian buah secara beriringan tersebut, dilaksanakan setiap enam bulan sekali sebagai rasa syukur yang ditunjukan kepada Tuhan.
Sejumlah wanita menjunjung gebogan saat melaksanakan tradisi mapeed di Desa Abianbase Gianyar.
Tags: EkonomiFotoGalerGianyar
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Agung Parameswara

Agung Parameswara

Anak dari desa yang ingin selalu belajar

Related Posts

Gianyar dan Kekosongan Ruang Kolaborasi Kreatif

Kota Seni Gianyar dan Minimnya Ruang Kolaborasi Kreatif

5 June 2025
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

Batubulan Kini, Setahun Setelah Pandemi

24 March 2021
Kakao Lestari yang Mengubah Hidup Petani

Bali, Berhenti Mendewakan Bule, Kembalilah Bertani

6 February 2021
UWRF 2020 Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut

UWRF 2020 Ditunda Hingga Pemberitahuan Lebih Lanjut

27 July 2020
Gelar Yoga Massal, Pemilik Rumah Yoga Om Dideportasi

Gelar Yoga Massal, Pemilik Rumah Yoga Om Dideportasi

24 June 2020
Next Post
Bersenjata Kamera, Mardana Promosikan Nusa Penida

Bersenjata Kamera, Mardana Promosikan Nusa Penida

Comments 1

  1. ekamul says:
    11 years ago

    Jeg nyakcak fotone Gung De.. :))

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

Akses Medis Neurodiversitas: Perjuangan di tengah Minimnya Akses Layanan

10 November 2025
Ratusan Titik di Bali Alami Bencana

Memetakan Lokasi Banjir dari Media Sosial

9 November 2025
Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

Pemuliaan Sumber Air Ritual Melasti di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan

8 November 2025
Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

Warisan Walter Spies dan Paradoks Bali Kini dalam Film Roots

7 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia